Be a smart readers, and don't be silent readers.
Happy reading!!🌸🌸🌸
Istirahat kali ini, Aletta memilih untuk berada di dalam kelas. Maksudnya, makannya di dalam kelas. Tadi dia sudah sempat beli batagor sebungkus, sama es cekek teh Nendah.
Aletta sedang malas makan di kantin, karena ramai anak-anak pentolan sekolah. Mereka itu kalau ngobrol suka berisik, mungkin karena membernya ramai. Bakal berbanding terbalik dengan Aletta yang tidak suka kebisingan.
Es cekek Aletta sudah habis, padahal batagornya masih ada. Nggak tahu karena haus, atau sambal di batagor nya kebanyakan.
Ketika batagornya sudah habis, dan perut Aletta sudah kenyang, dia langsung berdiri berniat mau membuang sampah ke depan.
Setelah sampah es cekek serta plastik batagornya dibuang, Aletta balik lagi ke dalam kelas.
Tapi saat mau balik, ada duo Irsyad yang lagi berdiri di ambang pintu. Jalan buat lewat ke dalam kelas jadi ketutupan karena mereka.
Mereka lagi ngobrol, tapi Aletta nggak tahu ngobrolin apa. Soalnya sekarang, Aletta sedang berpikir bagaimana caranya masuk ke dalam kelas. Untuk seorang introvert seperti Aletta, rasanya susah.
Buat kalian yang belum tahu, Aletta ini memang introvert. Mungkin selama ini yang kalian lihat, Aletta tidak terlihat seperti orang yang berkepribadian introvert. Tapi pada dasarnya, gadis itu bahkan susah untuk berkomunikasi dengan seseorang dengan baik. Sulit ketika berada di lingkup orang-orang yang tidak dia kenal. Juga tak begitu bisa dalam mencari topik pembicaraan. Kecuali kalau orang itu benar-benar akrab dengannya.
Kalau kalian mau tahu, Rezvan juga laki-laki pertama yang dekat dengan Aletta. Sebenarnya, Aletta dulu juga punya teman dekat laki-laki, tapi tidak sedekat Rezvan.
Okay, sekarang balik lagi ke Aletta yang mau coba menegur duo Irsyad yang mukanya lagi serius banget sekarang.
"Awas ih, gue mau masuk," kata Aletta, matanya fokus ke mereka, sekalian nyari celah buat masuk ke dalam kelas.
"Nggak boleh. Iya nggak, Syad?" Kata Irsyad yang berdiri di sebelah kiri Aletta. Irsyad yang ini tubuhnya lebih jangkung dari Irsyad satunya. Dia juga anak paling tinggi di kelas ini. Saingan Aletta buat dapetin juara kelas.
Irsyad yang di sebelah kiri Aletta mengangguk, tanda setuju dengan perkataan kembarannya. Hanya kembar nama sih.
Sebalnya tuh, mereka berdua seneng banget jailin orang. Termasuk Aletta.
"Awas deh Irsyad tinggi, Irsyad pendek!" Kata Aletta sedikit meledek. Tak sadar kalau tubuhnya lebih pendek dari mereka.
Kemudian suara tawa terdengar. Tawa tersebut berasal dari Irsyad yang lebih pendek, dia merasa lucu dengan perkataan Aletta.
"Kalo gue pendek, berarti dia apa ya, Syad?" Katanya kepada Irsyad yang lebih tinggi.
Aduh kan, Aletta malah balik diledek.
"Iya ya, Syad. Dia lebih pendek dari lo padahal," Irsyad yang lebih tinggi ikut tertawa.
"Nggak sadar diri nih si, Aletta," sahut Irsyad yang lebih pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Sahabat ✔️
किशोर उपन्यास⚠️Plagiat dilarang mendekat⚠️ Jadi siapa yang salah? Aletta yang terlalu berharap akan sosok Rezvan, Rezvan yang terlalu menaruh perhatian lebih kepada Aletta, atau semesta yang tak berpihak kepada mereka berdua? Sehingga kata 'sebatas sahabat' leb...