treize || Hari terakhir pts.

15 3 0
                                    


Be a smart readers, and don't be silent readers!
Happy reading!!

🌸🌸🌸

Penilaian Tengah Semester di SMA Angkasa sudah berlangsung dari beberapa hari yang lalu, dan hari ini adalah hari terakhir untuk siswa-siswi SMA Angkasa melakukan penilaian teesebut.

Selama pts berlangsung, tempat duduk dan ruangan menjadi diacak. Kelas Aletta kebagian barengan dengan kelas 10 IPA 4.

Karena huruf A dengan R berjauhan, Aletta jadi tidak sekelas dengan Rezvan. Jangankan Rezvan, Mahira saja tak sekelas dengannya. Tapi Aletta merasa sedikit bersyukur karena sekelas dengan murid pintar seperti Irsyad. Beruntung juga karena tempat duduk Irsyad dengannya tidak berjauhan. Aletta jadi bisa memanfaatkan kesempatan untuk bertanya-tanya kepada Irsyad. Karena jujur walaupun Aletta sering mendapat juara 1, dia tidak sepintar yang terlihat. Gadis itu hanya bisa dalam pelajaran tertentu, tidak di semua pelajaran. Seperti pelajaran yang sedang di ulangankan saat ini, fisika.

Aletta pernah bilang bukan kalau dia lemah di perhitungan? Apalagi ini fisika, yang baru baca soal saja rasanya Aletta ingin muntah.

Lembar jawaban Aletta sudah terisi walau belum sepenuhnya. Soal pilihan ganda tinggal beberapa yang belum dia jawab, kalau essay baru nomor 1 itupun baru jawab pilihan yang a dan c. Soal essay ini, walaupun cuma 2 tapi beranak 3. Jadi sisa soal essay yang belum Aletta jawab, masih 4 soal lagi. Sedangkan keadaan Aletta saat ini sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, kepalanya benar-benar pusing, perutnya tiba-tiba mual. Aletta tidak sanggup lagi untuk mengerjakan soal-soal di hadapannya.

"Syad, Irsyad!" Lirih Aletta memanggil Irsyad, suaranya sangat pelan tapi Aletta berharap Irsyad mendengarnya.

Beruntung Irsyad menoleh, "Kenapa?" Tanya lelaki jangkung itu.

"PG nomor 17 apa?" Tanya Aletta.

Pengawas hari ini kebetulan guru olahraga yang tidak terlalu peduli murid-muridnya mencontek, dia tidak melarang yang penting jangan berisik. Sehingga semua siswa dan siswi di ruangan ini merasa sangat-sangat beruntung karena Pak Dion mengawas di pelajaran fisika. Mereka jadi punya kesempatan banyak untuk mencontek atau bertanya-tanya ke yang lain.

Irsyad menatap lembar jawaban nya, kemudian berbalik ke arah Aletta, "A," katanya.

Lucunya, Arya yang kebetulan ada di tengah-tengah mereka sedari tadi menyimak dan menuliskan jawaban yang sama di lembar jawabannya. Dia jadi untung ada di tengah-tengah Aletta dan Irsyad.

Aletta mengangguk, lalu menghitamkan bulatan huruf A di lembar jawabannya.

"Al, essay udah?" Tanya Arya kepada Aletta.

Aletta menggelengkan kepalanya, "Belum, baru nomor 1 yang a sama b doang," jawabnya.

"Liat dong!" Pinta Arya.

Gadis itu mengangkat lembar jawabannya, hendak memberikan kepada Arya. Tapi sebelum sampai di Arya, sebuah kertas yang sengaja di gulung melayang kearah Aletta.

"Lo salin disitu, nanti kasih ke gue," kata Arya yang kemudian dianggukki Aletta.

Tahu kan, Aletta ini anaknya tidak enakkan? Sebenarnya dia mau menolak, karena sedari tadi Arya hanya bertanya tanpa mau membantu mengerjakan soal yang lain. Sedangkan Aletta anaknya suka tidak ikhlas kalau memberi jawaban ke orang lain, apalagi kalau jawaban tersebut hasil dirinya sendiri, sedangkan orang itu tidak membantu apapun untuk dirinya. Bukannya setiap perbuatan harus ada timbal baliknya ya, agar sama-sama menguntungkan? Kalau seperti ini mah Arya nya yang keenakkan. Tapi kalau tidak dikasih juga bagaimana? Aletta nya tidak enak. Nanti dikira pelit nggak mau ngasih jawaban, terus di musuhin. Aletta sih bodoamat kalau dimusuhin sama Arya, tapi kadang Arya tuh mulutnya pedas. Daripada sakit hati nanti, lebih baik Aletta memberikan jawabannya kepada Arya.

Sebatas Sahabat ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang