Don't be siders, and be a smart readers!!
Happy reading~Memiliki waktu libur selama dua minggu, nyatanya tak membuat Aletta puas. Bukan, bukan karena dia merasa kurang. Hanya saja setiap kali bangun di pagi hari, lalu beraktifitas di siang harinya, Aletta selalu merasa bosan.
Bagaimana tidak, jika setiap hari dalam liburnya selalu di pakai bolak-balik rumah sama toko kue Bunda nya.
Disaat orang-orang pergi berlibur, maka Aletta akan setia berada di rumah.
Bahkan Aletta sempat merasa kalau dia tidak mempunyai teman satu pun, karena sama sekali tak ada yang mengajaknya liburan. Miris sekali.
Tapi tak apa, kalau begitu kan hidupnya jadi bermanfaat sedikit, karena membantu Bundanya di toko kue.
Sebenarnya saat malam pergantian tahun Aletta sempat diajak oleh Rezvan untuk pergi melihat kembang api bersama yang lain. Sayangnya saat itu, Aletta juga sedang kumpul keluarga di rumah, menikmati malam tahun baru sambil bakar-bakar jagung bersama para sepupunya, jadilah Aletta menolak ajakan Rezvan dan teman-temannya.
Oke, tidak perlu kecewa. Lain kali, mungkin Aletta bisa berlibur seperti kebanyakan orang-orang di luar sana.
Waktu libur Aletta sudah habis sebenarnya, bahkan saat ini gadis itu sudah berada di sekolah. Dia baru saja tiba di depan pintu kelasnya.
Aletta membuat sedikit perubahan dalam dirinya. Rambut yang biasanya terlihat sepunggung itu, kini dipotong menjadi sebahu. Dengan poni yang setia menutupi dahinya.
Belum ada niat sedikit pun untuk melangkah ke dalam kelas, Aletta malah menatap pintu yang sudah terbuka sedikit tersebut dengan lekat.
Tak terasa satu semester sudah dia lalui, kini tinggal beberapa bulan lagi dia akan meninggalkan kelas ini. Tentu pasti akan berpisah juga dengan sebagian siswa dan siswi sekelasnya. Karena kelas 12 nanti, murid-muridnya juga akan diacak lagi.
Aletta menghela nafas pelan, kakinya sudah siap untuk melangkah masuk, tapi tiba-tiba sebuah tepukan di bahu dia dapatkan, sehingga membuat gadis itu mengurungkan niatnya dan berbalik untuk melihat orang tersebut.
"Bener Aletta ternyata," gumam Rezvan begitu mata Aletta bersitatap dengan matanya.
"Emang lo pikir gue bukan Aletta?" Sahut Aletta memutar bola matanya dengan malas.
Rezvan terkekeh pelan, "Nggak gitu, Al," jawabnya.
"By the way, lo jadi tambah imut di potong pendek begini," puji Rezvan yang mampu membuat Aletta tersipu.
Lagipula siapa yang tidak tersipu saat dipuji oleh sang pujaan hati?
"Ah.. bisa aja lo!" Tukasnya.
Rezvan tak bisa menahan tawanya mendengar respon Aletta.
"Yuk masuk," ajak Rezvan sambil merangkul Aletta.
Laki-laki itu membawa Aletta masuk, hingga duduk di bangkunya.
Di dalam kelas sudah ada beberapa orang yang datang. Sepertinya Aletta memang datang kepagian, sekolah juga masih sepi, belum terlalu banyak siswa dan siswi yang berkeliaran di sekitar sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Sahabat ✔️
Teen Fiction⚠️Plagiat dilarang mendekat⚠️ Jadi siapa yang salah? Aletta yang terlalu berharap akan sosok Rezvan, Rezvan yang terlalu menaruh perhatian lebih kepada Aletta, atau semesta yang tak berpihak kepada mereka berdua? Sehingga kata 'sebatas sahabat' leb...