vingt-sept || We're just friends.

14 4 0
                                    

Don't be silent readers, and be a smart readers!
Happy reading~~

🌸🌸🌸

Lima bulan telah berlalu. Semuanya masih sama, dari Mahira dan Altaff yang sering ribut karena hal kecil, Rafa yang suka heboh dan ribet sendiri, Rezvan yang kian memberikan perhatian sepenuhnya kepada Aletta, juga Aletta yang masih setia memendam perasaannya sendiri.

Jika sebelumnya, Rezvan akan bersifat menyebalkan di suatu waktu, maka selama lima bulan ini laki-laki itu lebih memprioritaskan sifat perhatiannya. Apalagi kepada Aletta.

Aletta sendiri juga masih tak mau untuk mengungkapkan perasaannya. Gadis itu malah lebih memilih memendam perasaan, baik sakit maupun senangnya.

Chatt Altaff lima bulan lalu, tidak berpengaruh apa-apa untuk Rezvan. Dia malah bersikap biasa saja, seakan tidak tahu apa maksud dari chatt Altaff tersebut. Padahal menurut Altaff itu kode yang bakal manjur, tapi tetap saja tidak mempan.

Selama lima bulan ini banyak hal yang mereka lalui di kelas IPA 3. Pernah ditegur guru PKn karena keadaan kelas mereka yang berisik, ketahuan berbohong bilang ada tugas padahal tidak ada satu pun tugas yang diberikan oleh guru piket, hingga diomeli oleh bu Inggit habis-habisan sampai dia tidak mau masuk kelas lagi. Itu paling parah sih. Tapi sepertinya hal itu sudah terjadi turun temurun dari kakak kelas mereka sebelumnya. Karena seluruh murid SMA Angkasa pernah mendapat rumor, kalau 11 IPA 3 adalah kelas pembuat onar.

Oh iya, dalam lima bulan itu juga Rezvan pernah membuat Aletta uring-uringan karena tidak masuk sekolah sampai lima hari, padahal sudah jelas kalau laki-laki itu tidak masuk karena sakit. Aletta uring-uringan juga bukan tanpa alasan, masalahnya Rezvan tak mengizinkan siapapun untuk menjenguknya. Sebagai seseorang yang sangat mencintainya, Aletta tentu saja khawatir, dia ingin menjenguk tapi tidak diperbolehkan. Sehingga yang bisa Aletta lakukan hanyalah menunggu Rezvan masuk kembali dengan gelisah setiap harinya. Apalagi saat Aletta mendengar dari Kak Dion, kalau Rezvan sempat masuk rumah sakit.

Tapi itu sudah berlalu, yang penting sekarang Rezvan sudah baik-baik saja.

Hari ini tepat hari pertamanya SMA Angkasa melangsungkan penilaian akhir semester atau bisa dibilang ulangan kenaikan kelas.

Pembagian kelas tetap diacak seperti sebelum-sebelumnya. Aletta berada di ruang 5, dimana di ruangan ini sebagian berasal dari anak kelas 11 IPA 3 dan sebagian lagi berasal dari anak kelas 10 IPA 3.

Jadwal ulangan hari ini tidak terlalu sulit bagi Aletta, walaupun ada matematika wajib sebagai pelajaran hitungannya. Setidaknya dia masih bisa untuk menghitung.

Kebetulan sekarang sedang istirahat, Aletta dan teman-temannya sedang mengumpul di perpustakaan. Niatnya untuk mempelajari pelajaran yang akan diulangankan di jam selanjutnya, tapi mereka malah berakhir ngobrol sambil bisik-bisik.

"Nggak kerasa ya, pren, kita udah ukk aja," kata Rafa, buku yang sedang di pegangnya malah dijadikan untuk kipas-kipas.

"Bahasa lo, pran pren pran pren!" Balas Altaff mencibir.

"Gapapa lah, biar gaul gitu kek orang-orang!" Sahut Rafa tak mau kalah.

Altaff hanya berdecih pelan.

"Kalau nanti kita pisah kelas, kita bisa ngumpul kayak gini lagi nggak ya?" Tanya Aletta tiba-tiba, dia yang tadinya fokus membaca berbagai macam rumus matematika di bukunya, teralihkan oleh pemikiran yang selintas hadir di pikirannya itu.

Sebatas Sahabat ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang