Don't be a silent readers, please!! And be a smart readers, oke?
Happy reading~🌸🌸🌸
Sudah ketahuan bohong, sekarang malah pulang bareng. Kurang sial bagaimana nasib Aletta hari ini?
Menghadapi situasi canggung sangat tidak menyenangkan bukan? Dan Aletta harus berada di situasi itu sekarang. Lama-lama keinginannya untuk menjadi goblin semakin menjadi.
Mau tahu kenapa? Karena Aletta terpaksa harus pulang bersama Rezvan.
Lalu bagaimana bisa Aletta pulang dengan Rezvan, bukan dengan Melvin? Jawabannya adalah, Melvin harus mengantar Sabella pulang.
Satu fakta yang telah Aletta ketahui hari ini, bahwa ternyata Melvin dengan Sabella adalah saudara sepupu.
Sebenarnya setelah dari gramedia, Aletta bertemu lagi dengan Rezvan di tempat makan yang masih ada dalam mall itu. Dan kalian sudah bisa menebak apa yang terjadi. Tentu saja Rezvan bersama Sabella gabung di meja yang sudah di tempati oleh Aletta dan juga Melvin.
Lalu, beberapa menit setelah makan, Melvin di telpon oleh sang Mama agar cepat pulang. Begitupula Sabella yang di kabari oleh Mamanya kalau kakek mereka dibawa ke rumah sakit karena jatuh di kamar mandi, sehingga mereka terpaksa harus pulang bareng.
Awalnya Melvin tak mau meninggalkan Aletta, begitupula Sabella yang masih menginginkan untuk jalan-jalan bersama Rezvan. Tapi Aletta dengan tenang meyakinkan Melvin kalau dia bakal baik-baik saja. Sabella juga diberi sedikit pengertian oleh Rezvan agar mau pulang. Sampai akhirnya mereka mau pulang bersama, bahkan Melvin sempat menitipkan Aletta pada Rezvan.
Seiring perjalanannya menuju pakriran, Aletta hanya bisa menghela nafasnya pasrah.
Berjalan berdua tapi berasa sedang sendiri. Beriringan tapi tak ada obrolan apapun, bahkan Rezvan sama sekali tak melirik Aletta dari mereka keluar tempat makan sampai ke parkiran ini.
Rezvan se-kecewa itu padanya?
"Ehm," Aletta berdehem pelan untuk mengalihkan perhatian Rezvan.
"Nanti aja, kalau mau ngomong," sahut Rezvan dengan nada yang sangat datar.
Lutut Aletta melemas seketika.
Begitu sampai di parkiran, Rezvan mengeluarkan vespa matic nya dari jejeran motor lain. Dia membawanya menuju area yang lebih lenggang.
"Naik, Al," titahnya.
Aletta diam, dia ragu mau naik atau tidak.
"Gu-gue pulang sendiri aja deh, Van," kata Aletta tiba-tiba. Entahlah, Aletta rasa dia belum bisa menghadapi Rezvan saat ini. Aletta belum siap kalau Rezvan nanti berakhir marah padanya.
Rezvan menoleh, tatapannya sulit untuk di artikan, ditambah tak ada senyum apapun di bibir tipisnya.
"Al," sedikit terdengar nada geram disana, bercampur titahan yang harus Aletta turuti.
Aletta balas menatap Rezvan, keraguan masih terlihat di matanya. Perasaannya campuraduk sekarang, tapi rasa takut lebih mendominasi. Merutuki diri sendiri adalah hal yang sedari tadi Aletta lakukan dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Sahabat ✔️
Teen Fiction⚠️Plagiat dilarang mendekat⚠️ Jadi siapa yang salah? Aletta yang terlalu berharap akan sosok Rezvan, Rezvan yang terlalu menaruh perhatian lebih kepada Aletta, atau semesta yang tak berpihak kepada mereka berdua? Sehingga kata 'sebatas sahabat' leb...