Bab. 1

4.6K 327 20
                                    

Wanita yang siang ini memakai setelan kantor berwarna mustard itu mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Mencari sosok pria baik hati yang katanya sudah mengantar adiknya ke rumah sakit bersalin ini. Ia terus menyusuri koridor rumah sakit, dengan tangan kirinya memegang ponsel, sementara tangan kanannya setia menjunjung tas tangan berwarna putih dengan tali rantai.

Menurut perawat tadi, ciri-ciri pria yang menolong adiknya adalah seorang pria tampan dengan potongan rambut undercut. Model rambut pria masa kini itu terbelah di tengah, dengan wajah oval, hidung mancung, dan rahang yang tegas. Tingginya sekitar 185 cm, badannya cenderung kurus, yang terbalut setelan jas berwarna hitam.

Mengingat semua ciri-ciri yang disebutkan perawat itu, mengapa yang terbayang di kepalanya malah seorang aktor tampan di drama Korea. Sesempurna itukah pria ini? Ia penasaran.

Dita-nama wanita itu-berjalan lurus dari ruang bersalin menuju ke ruang tunggu depan IGD. Ia menebak mungkin saja pria itu menunggu di sana. Di belokan pertama, ponselnya berdering, membuat Dita mendadak menghentikan langkah

"Halo, sori Tan, gue cabut tanpa pamit, tadi gue lihat lo lagi meeting. Adik gue mendadak melahirkan waktu di perjalanan nyusul gue ke GWM, Tan ... Iya, kayaknya Pak Wisesa sama cucunya, nggak jadi kunjungan. Oke Tan, thank you!"

Tania, rekan kerja Dita yang menjabat sebagai Manajer Pemasaran itu, menghubungi Dita setelah menyadari Dita sudah tak berada di kantor. Dita sendiri memulai karir di Grand Wisesa Mall (GWM) sejak ia lulus kuliah, hampir tujuh tahun yang lalu. Sebuah pusat perbelanjaan di selatan Jakarta yang mengusung konsep family and entertaint Mall. Di sekeliling GWM terdapat perkantoran dan apartemen yang masih termasuk dalam Grup Wisesa. Sudah setahun ini Dita menduduki jabatan Deputi Manajer Operasional di GWM. Dan hari ini, Dita dengan nekat meninggalkan pekerjaannya demi memastikan Rany melewati persalinan dengan lancar.

Pagi tadi di rumah, Rany memang mendadak minta ikut bersamanya ke GWM. Rany mengaku jenuh berada di rumah saja, sementara suaminya juga sedang pergi ke luar kota. Namun, karena Dita terburu-buru, ia meminta Rany untuk menyusul saja. Dita sengaja berangkat lebih pagi, karena perlu mempersiapkan segala sesuatu hal di GWM terkait kunjungan pemilik GWM hari ini.

Nahas, Rany yang tengah berbadan dua itu malah mendadak ingin melahirkan di perjalanan menuju GWM menyusul Dita. Pada akhirnya, Dita juga tetap meninggalkan pekerjaannya demi menunggui Rany di sini. Untung saja kunjungan dari Pak Wisesa beserta cucunya mendadak dibatalkan.

Pada baris ke dua di depan bangku panjang ruang tunggu IGD, Dita akhirnya menemukan sosok yang ia cari. Pria dengan setelan jas berwarna hitam itu tampak sibuk menunduk memainkan ponselnya. Dita lantas berjalan menghampiri pria itu, dalam hati siap menerima resiko jika saja ia salah orang.

"Permisi, Pak Arkha?" tanya Dita yang tahu nama pria itu dari perawat tadi.

Perlahan pria itu mengangkat wajah. Pandangan mereka bertemu dan saling mengunci. Dita secara refleks mulai mengabsen semua yang ada pada wajah pria itu. Hidung mancung, rahang yang tegas, matanya yang indah, serta model potongan rambut masa kini yang menambah ketampananannya.

"Iya?" Suara itu terasa membelai indah gendang telinganya. Dita yang tersadar merasa bodoh sendiri karena tiba-tiba tak mampu berpikir jernih. Ponselnya hampir saja lepas dari genggaman, akibat gelang rantai di lengan kirinya yang sempat tersangkut di pinggiran sandaran kursi.

"Saya Dita, Pak. Kakak dari Rany, ibu hamil yang tadi Pak Arkha tolong," ucap Dita seraya mengulurkan tangannya.

Pria pemilik nama Arkha itu kemudian berdiri lalu membalas uluran tangan Dita tanpa mengucap sepatah kata.

"Sekarang Rany masih dalam proses waktu pembukaan, Pak. Terima kasih telah menjaga Rany untuk saya," tutur Dita lagi.

"Sama-sama, kalau begitu saya bisa pergi," balas pria itu.

Dita and The Boss✅| Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang