Bab. 20

1.6K 187 26
                                    

Perhatian! Jika kamu mendapati Bab dari cerita ini acak, kamu hanya perlu ikuti judul Bab untuk baca secara berurutan ya. Mohon maaf atas ketidaknyamannya 🙏

-----‐-------------------‐-----‐-------------------‐-----‐------------

Arkha baru menyadari sosok Dita tidak ada di belakangnya ketika ia sudah melewati pintu kaca otomatis lobi GWA. Ia meneliti ke arah dalam, heran mengapa Dita tiba-tiba tidak ada. Ia mencoba mengingat, tadi Dita bahkan tidak mengatakan apapun.

Namun, sentuhan di belakang pundak kirinya membuat ia kembali memutar tubuh ke arah depan. Senyum merekah di wajah cantik wanita di depannya, membuatnya melupakan niatnya mencari keberadaan Dita.

"Sha!" serunya dengan sorot mata penuh kerinduan. "Sendirian?"

Wanita itu mengangguk. "Si kecil baru imunisasi tadi. Jadi aku titip sama Attar karena nggak mungkin aku ajak ke sini," ucapnya membuat Arkha mengingat fakta wanita itu semakin mustahil untuk diraihnya.

Arkha hanya tersenyum tipis, menyembunyikan rasa sedihnya atas kisah kasih tak sampainya pada wanita bernama lengkap Ganesha Claudia itu. Sasha, akrab ia disapa, merupakan seorang mantan model di tanah air yang cukup terkenal.

"Kha, kamu kok nggak bekerja?" tanya Sasha menyadari penampilan Arkha saat ini.

Arkha meringis, lalu tangannya mengusap tengkuk salah tingkah. "Aku ...."

"Badan kamu hangat!" seru wanita yang kini memiliki tubuh sintal pasca mengandung dan melahirkan itu. "Kamu sedang sakit?" Tangannya sudah kembali ditariknya dari lengan Arkha yang tak sengaja ia sentuh.

"Sudah lebih baik, Sha." Arkha memang sudah berniat masuk kantor siang ini. Namun, sang kakek yang mengetahui hal itu dari Pak Rafi lantas menghubunginya lalu melarang keras dirinya untuk datang ke kantor. Makanya tadi ia tetap di rumah dan Dita datang mengantarkan dokumen, menggantikan Pak Rafi.

"Bolos ngantor, lalu keluyuran sama aku di GWM? Bos macam apa kamu ini?" Sasha tersenyum miring dengan tangan bersedekap di atas dada.

"Jadi?" Arkha menatap nelangsa pada Sasha. Ia tahu wanita itu pasti akan membatalkan rencana mereka untuk jalan-jalan di GWM.

Benar saja, Sasha menarik lengan Arkha kembali masuk ke dalam apartemen. "Lagipula urusanku di GWO sudah selesai. Senin nanti mulai persiapan untuk operasional kantor baru di sana," lapor Sasha yang memang tujuan utamanya datang ke Wisesa Superblok ini adalah untuk menyewa kantor di GWO untuk agensi model yang baru ia rintis sendiri itu.

Arkha mengangguk saja saat Sasha memutuskan untuk mampir ke apartemennya. Membiarkan Sasha berjalan mendahuluinya masuk ke dalam lift. Sementara itu di salah satu sudut lantai dasar apartemen itu, Dita menyaksikan pemandangan itu dengan pedih. Arkha yang ia kenal selalu bersikap dingin dengan ekspresi wajah yang datar, kini tengah berbicara akrab dengan raut wajah yang sangat bahagia.

Dita menjejakkan kakinya di lantai kantornya berada dengan perasaan yang kosong. Memang ia juga tidak pernah membayangkan Arkha membalas perasaannya, tapi sakitnya patah hati tidak dapat ia hindari kini. Mencoba tegar, Dita merapikan dokumen, memilahnya untuk ia kembalikan ke departemen terkait. Sampai sore datang, Dita bekerja dengan wajah Arkha bersarang di kepala.

Rany : Ta, lo balik, kan? Chava kangen, nih!

Sebuah pesan dari Rany masuk ke ponselnya. Kalau dalam situasi normal, ia mungkin akan dengan cepat membalas Rany. Mengatakan pada Rany kalau yang merindukan dirinya bukan keponakannya, Chava. Tetapi, Rany sendiri.

Dita and The Boss✅| Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang