Semalaman Dita menginap di rumah sakit, menjaga Rany dan keponakannya yang baru lahir. Ia pulang setelah Miranti datang menggantikannya menjaga Rany. Sementara itu suami Rany masih di luar kota dan akan kembali siang ini. Dita pulang kembali ke Kosnya dengan menggunakan moda transportasi ojek daring.
Begitu tiba di Kos, Dita mandi dengan cepat lalu segera berpakaian. Ia mengejar waktu jam masuk kerjanya yang masih tiga puluh menit lagi. Untungnya jarak Kosnya dan GWM tidaklah jauh, Dita hanya perlu berjalan kaki, lalu melewati JPO kemudian tiba di GWM.
Dita masuk melewati pintu putar, lalu berbelok ke kanan. Harum aroma roti yang baru diangkat dari oven menyapa indra penciumannya. Di sebelah toko roti ternama itu, ada outlet sepatu, outlet busana muslim, lalu outlet kosmetik yang memiliki jaringan terbesar ke-dua di dunia. Di paling ujung, terdapat gang menuju toilet dan mushola. Sementara Dita mengambil jalan ke gang di sebelahnya yang merupakan jalan menuju kantor manajemen GWM.
Dita menghela napas lega begitu tiba di ruang kerjanya. Jam baru menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas, artinya Dita masih punya waktu lima belas menit lagi untuk bersiap. Setelah itu ia akan berkeliling GWM untuk melakukan pengecekan sebelum Pak Wisesa-Direktur Utama GWM-beserta cucunya datang untuk melakukan kunjungan. Sebelum berkeliling, Dita bergabung dengan para Manajer dari setiap divisi untuk melakukan briefing pagi.
"Seluruh sarana promosi yang terkait dengan event yang berlangsung saat ini, sudah terpasang seluruhnya. Begitu juga untuk para tenant sudah mempersiapkan outlet mereka terkait kunjungan Pak Wisesa hari ini." Tania menyampaikan laporan pekerjaannya pada Pak Agung. Mantan Manajer Operasional yang sudah menduduki Manajer Umum itu hari ini khusus datang untuk mendampingi tim di Mal untuk menyambut Pak Wisesa.
"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tim, yang telah mempersiapkan segala sesuatunya terkait kunjungan hari ini. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, perihal penyerahan jabatan Direktur Utama GWM. Dari posisi semula diduduki oleh Pak Wisesa selaku Founder Wisesa Group sendiri, diserahkan kepada cucunya yang bernama Arkharega Wisesa. Dan, hari ini dijadwalkan ulang kunjungan oleh Pak Wisesa dan Pak Arkha selaku calon Direktur Utama GWM. Semoga apa yang telah kita kerjakan memenuhi pengharapan Pak Wisesa dan Pak Arkha," ucap Pak Agung saat menutup briefing pagi itu.
Semua tim kembali ditugaskan memeriksa segala sesuatunya. Dita sendiri didampingi kepala keamanan dan kepala petugas kebersihan, memeriksa kebersihan setiap sudut GWM. Ia merasakan ponsel dalam saku blazer-nya bergetar saat memeriksa tanggal kedaluwarsa alat pemadam api ringan (APAR) yang berada di dekat lobi utama. Nama sang adik tertera di layar ponselnya, membuat Dita lantas menjawab panggilan itu.
"Dit, Thanks ya semalem lo udah jagain gue. Dan maaf ya, Dit. Gue jadi ngerepotin lo," ucap sang adik dari sana, bahkan sebelum Dita mengucap 'halo'.
"Tumben Ran, lo minta maaf. Sebelumnya lo sering banget ngerepotin gue!" gurau Dita.
Dari seberang sana terdengar Rany terkekeh.
"Udah, lo istirahat. Mumpung nyokap di sana jagain dede bayi," titah Dita pada sang adik. "Gue juga mau lanjut kerja," kata Dita lagi.
"Eh Dit, titip salam ya buat Pak Arkha," ujar Rany.
Dita menjauhkan ponsel dari telinganya, kemudian mencebikkan bibir seraya menatap geli pada ponselnya sendiri. Lebih tepatnya pada permintaan Rany barusan. Nggak ada!" balas Dita. "Gue nyamperin calon Direktur Utama GWM cuma buat nyampein titipan salam dari lo? Gila aja lo!"
"Dih, Pak Arkha aja mau repot-repot nyamperin lo buat selamatkan lo dari kemarahan nyokap!"
"Iya, tapi nggak buat kasih titipan salam dari lo, juga. Udahlah Ran, gue sibuk!" Dita mematikan panggilan pada ponselnya itu kemudian menyimpannya ke dalam saku blazer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dita and The Boss✅| Lengkap Di Karyakarsa
Chick-LitCinta berada di urutan kesekian dalam daftar tujuan hidup yang ingin dicapai Dita. Bahkan saat sang adik naik ke pelaminan lebih dulu, Dita tidak masalah. Ia sibuk bekerja dan mengumpulkan uang, demi memenuhi standar sang ibu yang menilai kesuksesan...