Bab. 33

1.6K 191 16
                                    

"Akhirnya gue ketemu lo juga, Dit!" kata Aji seraya menyandarkan tubuh di pembatas jembatan.

Mendengar perkataan Aji, membuat bibir Dita mencibir. "Jangan bilang lo kerja di GWM karena mau ketemu gue!"

Aji tergelak mendengar balasan Dita. "Ya, nggak gitu juga. Cuma di hari pertama gue kerja, gue memang nyariin lo, tapi ternyata lo udah pindah ke kantor pusat. Dan, udah jadi ibu sekretaris CEO!"

Dita tertawa kecil, "bukan CEO, tapi Direktur Utama, namanya Pak Arkha. Kalau CEO, namanya Pak Wisesa," jelas Dita.

Aji tampak mengangguk pelan. Tanpa aba-aba keduanya kompak saling menatap. Tidak ada pembicaraan, yang terdengar hanya bising suara klakson kendaraan di bawah sana yang tak sabar ingin menembus kemacetan. Meski begitu, sorot lampu-lampu kendaraan tampak indah dari tempat mereka berada. Seluruhnya tampak membias menambah penerangan di JPO yang beberapa titik lampunya justru padam.

Mereka sama-sama memutar kilasan masa lalu mereka di kepala masing-masing. Dita yang iseng merubah panggilan 'Ezi' menjadi Aji, hingga diikuti seluruh anak di komplek tempat tinggal mereka. Lalu Aji yang takut dengan Miranti setiap kali menjemput Dita ataupun Rany untuk bermain. Dan banyak lagi hal lainnya yang membutuhkan waktu yang panjang bagi Dita maupun Aji untuk mengenang seluruhnya.

"Gimana, Ji, kerja di GWM?" Dita memutuskan memulai obrolan.

"Asik kok, Dit. Ya, walaupun gue yakin kalau ada lo, pasti lebih menyenangkan, ya!" papar Aji.

"Kenapa ada gue jadi lebih menyenangkan?" protes Dita.

"Lo nggak sadar? Keberadaan lo itu menyenangkan orang-orang di sekitar lo. Termasuk gue," jelas Aji. "Gue selalu merasa senang setiap ada di dekat lo, Dit," tambah Aji membuat Dita tertegun sesaat.

"Empat tahun hilang tanpa kabar, dan baru lima menit kita ketemu lagi, lo jangan coba-coba bikin baper gue, ya!" seru Dita galak.

Tawa Aji terdengar membahana. "Kok anda, sensi?" ejek Aji pada Dita. "Habis dibikin baper sama cowok?"

Dita mendelik mendengar tuduhan Aji, lalu dengan cepat menoleh pada pria itu dengan raut wajah biasa saja. "Nggak, lah!" kilahnya.

"Nggak salah lagi!" canda Aji.

Dita memutar bola matanya malas, mengingat sifat Aji yang jarang serius. Rany sendiri menjuluki Aji si Badut Kompleks karena pria itu terlalu hobi melucu. Namun sialnya, sifat humoris Aji yang membuat Dita dulu menyukai pria itu. Seringkali, setiap Dita merasa sedih karena sang Ibu, ada Aji yang setia menghiburnya.

"Ngomong-ngomong, lo mau kemana?" tanya Dita baru menyadari apa tujuan Aji melewati jembatan ini.

"Mau nyari makan!" Aji menunjuk ke sisi kanan mereka yang merupakan seberang GWM dengan gerakan kepalanya.

Dita mengangguk, lalu mulai berjalan dan bercerita kalau tempat tinggalnya searah dengan tujuan Aji saat ini. Tidak ada lagi percakapan, saat Dita dan Aji menyusuri pinggir jalan di bawah JPO. Tepatnya di dekat stasiun yang masih satu daerah dengan indekos Dita. Dimana terdapat penjual makanan di sana. Kebetulan Aji sedang dalam jam istirahatnya selama satu jam ke depan. Posisi Aji sebagai Supervisor Engineering GWM memang memiliki jam kerja shift, yang akan berakhir di jam setengah sebelas malam nanti.

"Dit, temenin gue makan ya," ujar Aji memamerkan deretan gigi putihnya. "Lo mau makan apa aja terserah lo, nanti gue bayarin!"

Decakan samar terdengar dari bibir Dita. Gadis itu tak menjawab, tapi tetap menemani Aji menyusuri dari ujung ke ujung deretan penjual makanan.

"Ke sana aja, deh," tunjuk Dita pada sebuah warung sop yang ada di seberang jalan mereka berada. Dita memilihnya karena hanya itu yang terdekat dari posisi mereka.

Baru Dita akan menyeberang, sebuah motor melaju cepat dari arah kiri dan hampir menyerempetnya. Untungnya ada Aji yang dengan sigap menarik tubuhnya ke belakang. "Lo nggak apa-apa, Dit?" tanya Aji khawatir.

Dita hanya menggeleng, karena masih terkejut dengan ulah pemotor tadi. Namun, keterkejutannya bertambah, tatkala tangannya digenggam Aji dan posisi Aji kini sudah berpindah ke sebelah kirinya. Tak ada yang Dita lakukan selain ikut melangkah ke depan sambil memandangi Aji dari belakang. Ya, ia dituntun Aji menyeberang jalan. Dari semua hal yang membuat ia menaruh suka pada Aji dulu, sentuhan fisik yang ini benar-benar baru terjadi kali ini. Dan itu cukup membuat Dita merasa kembali terlempar ke masa di mana perasaannya untuk Aji begitu menggebu-gebu.

Genggaman tangan Aji terlepas begitu mereka memasuki warung sop itu. Sapaan penjaga warung juga sontak membuat Dita tersadar dari keterpanaannya akan sosok cinta monyetnya itu.

"Biasa ya, Bu, dua!" pesan Dita pada penjaga warung itu.

"Siap Neng!" jawab si ibu penjaga warung dan Dita membalasnya dengan senyum tipis.

"Satu lagi, Bu, biasa."

Dita yang sudah berbalik arah dapat mendengar jelas suara orang yang baru datang dan memesan itu. Namun, ia yang sedang berjalan menuju meja yang Aji tempati, tak berniat menoleh sedikitpun.  Di meja, ia melanjutkan mengobrol bersama Aji. Membicarakan soal GWM, dan hal lain yang ingin Aji ketahui. Sebagai pegawai yang baru bekerja dua minggu lamanya, Aji merasa perlu banyak mengorek informasi dari Dita guna memudahkannya dalam beradaptasi di sana.

Hingga tak lama kemudian pesanan mereka datang. Dita yang tadinya ingin mengucap terima kasih pada ibu penjaga warung, malah kini mengerutkan kening. Ia merasa heran dengan jumlah pesanan yang diletakkan di mejanya. Ada sop iga, nasi dan es jeruk yang masing-masing berjumlah tiga porsi.

"Bu, maaf, saya cuma pesan dua." Dita meringis sambil tersenyum lebar setelah mengatakannya. "Mungkin ibu salah kasih pesanan," imbuhnya.

"Nggak salah kok, Neng. Ini pesanan bapak itu." Arah pandang Dita mengikuti ujung ibu jari ibu penjual sop itu yang mengarah ke depan warung.

Kerutan di kening Dita perlahan memudar, berganti dengan bola matanya yang membulat melihat sosok Arkharega Wisesa, ada di sana.

Kerutan di kening Dita perlahan memudar, berganti dengan bola matanya yang membulat melihat sosok Arkharega Wisesa, ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih banyak buat vote dan komennya temen-temen 🥰

Kalau mau baca lebih cepet pokoknya langsung ke KK aja ya.

Dan, yang mau ikutan Po novel Hard to Love You, bisa hubungi Karos Publisher, ke Olshop rekanan karos, atau langsung ke aku di Wa 0896 7870 1375.

Dita and The Boss✅| Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang