"Kapan kau mengambilnya?" Jace memasukkan ponsel, dia merasakan urusan ini akan panjang. Tidak ada hal yang selesai dengan cepat jika sudah berurusan dengan anak-anak pamannya.
"Aku melihatnya di ruang bersantai tempo hari." Jace memang pergi ke ruang bersantai saat itu, tapi kebohongan Jeremy tampak jelas. Kesaksian hantu penjaga kamarnya tidak pernah salah. Mereka memang kecolongan, karena saat itu kebetulan sedang tidur.
"Tidak. Kau mencurinya, jelas. Aku tak pernah membawa batu mulia ke ruang bersantai." Jace mendekat, menipiskan jarak di antara mereka. Supaya orang-orang tak mendengar. Museum ini memiliki banyak orang, dan dia tak menginginkan mereka mendengar pertikaian mereka bertiga.
Jeremy tersenyum, menyerahkan batu itu ke tangan Jace. "Baiklah, baiklah. Aku penasaran setelah kau mengeluarkan ini dari tanah. Aku tahu itu termasuk kekuatan lumrah bagi anak Dewa Kekayaan. Mengambil benda berharga dari tanah dan bertindak seolah itu milik mereka semua."
Gigi Jace bergemelatuk, dia tahu ke mana ini akan terarah. Heinrich, di satu sisi hanya memperhatikan. Dia menunggu apa yang dilakukan Jace berikutnya, alih-alih ikut campur. Dia ingin menyaksikan Jace menyelesaikan masalah ini, tapi jika mereka main tangan, dia takkan diam.
"Jadi, putra Yang Mulia Hades, apa kau merasa jika semua benda di bawah tanah adalah milikmu?"
Heinrich bertatap muka dengan Altair. Muka tenang saudara Jeremy itu membuatnya kesal. Altair tak banyak bertingkah akhir-akhir ini, hanya Jeremy dan Phoebe. Yang lain lebih banyak memperhatikan, sesekali tertawa diam-diam.
Heinrich dan Altair saling mengirim death glare.
"Itu semua adalah milik sang tanah dan aku takkan menggunakannya semaena-mena," jawab Jace dengan penekanan. Meskipun itu keluar dari telinga Jeremy. Di antara semua anak, Jace paling benci bocah ini.
"Benarkah? Kau seharusnya menggunakan kekuasaanmu dengan benar."
Itu ejekan. Jeremy mencemooh tentang betapa lemahnya Jace karena tak bisa menguasai kekuatan Dunia Bawah sepenuhnya. Jace dapat mengendalikan arwah-arwah dengan bebas, tapi tak lebih dari itu. Jeremy pun kehilangan ketakutannya setelah tahu jika Jace takkan memanfaatkan para arwah untuk merasukinya.
Mengeluarkan batu mulia dari tanah bukanlah sesuatu yang istimewa. Anak Zeus itu menganggap jika kekuatan tersebut adalah pengambilan paksa kekayaan tanah. Kekuatan itu seharusnya diturunkan pada anak Gaia, mengingat tanah adalah wilayah teritorial dewi itu, tapi tak pernah ada yang memilikinya selain Hades. Itu diturunkan pada Jace, dan mereka berdua menjadi satu-satunya pemilik kekuatan tersebut di Planet Olympus.
"Apakah kau iri? Di matamu, di mata anak-anak Dewa Tertinggi Olympus, itu adalah sesuatu yang tak berguna. Tapi siapapun bahkan tahu jika kalian hanya iri."
"Hah! Kau jangan mengada-ngada! Kau hanyalah anak kemarin sore. Kau tinggal di daerah terpencil yang bahkan tidak dijangkau Eternallife. Identitasmu hanya ditulis sekilas, tak ada yang mengetahui latar belakangmu. Dan lagi, kenapa aku selalu merasa aneh di dekatmu? Seolah kau bukan salah satu dari kami, seolah ... entahlah. Aku tak paham. Kau tidak seperti makhluk hidup, tapi juga bukan makhluk mati."
Jace tertegun. Heinrich maju, tapi terhenti begitu dirinya melihat masa depan. Dia tersenyum, melirik Altair dan Jeremy yang berwajah bingung. Mereka menyadari jika Jace bukanlah sepenuhnya makhluk hidup. Mereka mungkin tahu karena kesensitifan kekuatan, karena banyak di akademi ini yang tak menyadari hal itu. Anak Odin saja tidak sadar. Mereka memang tak sensitif amat.
Fakta bahwa Jace adalah mayat hidup hanya Heinrich yang mengetahuinya. Mayat hidup adalah makhluk yang begitu sedikit, dan keberadaan mereka sering disembunyikan. Heinrich tak dapat membeberkan ini pada orang lain, mengingat kekacauan yang mungkin terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythology Universe (1) : HIRAETH
Science FictionAll Genre's :Mythic Fantasy, Sciene Fiction, Futuristic Era, Adventure, School Life, Paranormal. Sejak kecil, Jace Damian Harrison tak memiliki teman. Orang-orang menganggapnya pembawa sial, karena siapapun yang berteman dengannya sebagian besar se...