Jace dibawa ke kamar tamu. Kamar itu dua kali lebih besar dibanding kamarnya, memiliki aroma kayu manis yang cukup kuat, berlantai marmer mewah, dan kasurnya dilengkapi kelambu. Jace menghempaskan diri ke sana, seluruh energinya terkuras karena penjelasan Heinrich. Dan sistem penenang di kamar tak bisa menenangkan mentalnya yang kacau-balau. Jika sistem itu manusia, ia pasti kelimpungan.
Satu hal yang Jace tahu dari penjelasan tadi.
Tidak ada Buminya. Tidak ada Mataharinya. Tak ada sistem tata suryanya.
Dia dilempar ke dunia yang sama sekali aneh, tak tahu cara pulang, tak tahu cara menghadapi semua ini. Kebingungan dan kecemasan melandanya bagai ombak di tengah badai, perutnya melilit dan mual tanpa sebab, lengan dan pahanya berkeringat dingin, dan kepalanya bagaikan dihantam godam milik salah satu Pandawa. Matanya cukup memburam dan kerongkongannya perih karena alasan tak jelas.
Dirinya benar-benar kacau.
Jace menenggelamkan wajah di balik bantal, berpikir itu bisa menjernihkan kepalanya yang ruwet.
"Tuan Muda Jace, ada yang Anda butuhkan?"
Jace tersenyum masam, tidak pernah dia dipanggil Tuan Muda. Itu aneh, tapi mengirim sensasi menyenangkan di perutnya. Dia diperlakukan sebagai orang spesial di sini, yang bahkan semua putra-putri Odin pun tak bisa tinggal seenaknya. Kata Heinrich, hanya dua puluh anak Odin yang bertempat tinggal di Valksjaf.
Jace menyingkirkan bantal, dua robot pelayan di undakan tangga kasurnya, bersiap menerima perintah. "Bisakah, aku mendapat ponsel? Atau laptop? Apapun itu, aku ingin menghubungi Yang Mulia Hades."
Salah satu robot pergi dan kembali membawakan ponsel yang tampaknya anyar. Jace menyuruh mereka memberikan intruksi karena ponsel itu barangkali sama sekali lain dari dunianya, mereka menjelaskan tanpa bertanya apa-apa, dan Jace dalam sekejap mengerti. Ponsel di sini tak banyak berbeda dari dunianya, jadi dia dapat mengoperasikannya dengan mudah.
Sebuah pesan muncul di layar.
Halo, sistem di sini. Ada yang bisa kubantu?
Jace mengeluarkan mikrocip pemberian Hades, memasukannya ke lubang mikrocip yang serupa dengan lubang kartu SIM di Bumi. Sistem memindai mikrocip, kemudian pada bagian aplikasi pesan pun muncul nama-nama yang diketahui Jace.
Charon, Thanatos, Midas, Dewi Styx, kepala pelayan istana, Persephone, dan tentu saja Hades.
Push notifikasi sistem muncul lagi.
Selamat, Anda telah terhubung dengan sistem Dunia Bawah! Anda bisa mengetahui arwah-arwah yang berada di sana, bahkan sampai ke tempat Tartarus. Nomor Anda akan masuk secara otomatis di ponsel tiap orang di Dunia Bawah. Mereka dapat menghubungi Anda dan Anda bisa bebas menghubungi mereka. Atau jika mau, Anda dapat menghapus nomor mereka. Silakan memilih penghapusan sementara atau permanen.
Anda dapat mengedit profil Anda di menu setelan. Orang-orang dapat melacak catatan perjalanan atau apa yang Anda lakukan di ponsel. Ini dilakukan atas kebijakan Eternallife dan para Dewa Tertinggi. Anda dapat menggunakan privasi pada beberapa aplikasi, tapi pada aplikasi yang tak memakai fitur privasi, apa yang Anda lakukan di sana akan muncul di profil.
Jace mengetikkan pesan. Jika mikrocip dicabut, jejak-jejak itu akan berhenti di aplikasi yang kubuka terakhir kali 'kan?
Tentu saja. Jika Anda tak nyaman, cabutlah mikrocip begitu selesai digunakan.
Jace mengetik, Makasih.
Cowok itu membuka papan Hades, mengirim sebuah pesan pada sang Ayah. Kebetulan saat itu Hades masih online, tertera di bawah profilnya. Dia menoleh pada robot pelayan, meminta mereka membawakan makanan. Mereka pergi, meninggalkan Jace dengan privasinya. Robot pelayan pada dasarnya memang diciptakan untuk melayani tuan mereka, dan tak berhak mengatakan apapun yang dilakukan tuan mereka pada orang lain. Namun, Jace tetap tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythology Universe (1) : HIRAETH
Ficção CientíficaAll Genre's :Mythic Fantasy, Sciene Fiction, Futuristic Era, Adventure, School Life, Paranormal. Sejak kecil, Jace Damian Harrison tak memiliki teman. Orang-orang menganggapnya pembawa sial, karena siapapun yang berteman dengannya sebagian besar se...