HIRAETH 20 : Kemarahan Eternallife

35 6 0
                                    

"Ada yang bisa menjelaskan tentang kehidupan saat era Eternallife baru dimulai?" Aatsu memulai pelajaran dengan pertanyaan yang bisa dijawab semua siswa dengan mudah karena itu termasuk pengetahuan umum semua kalangan.

Mereka semua mengangkat tangan, antusias menjawab karena keaktifan di kelas akan menjadi nilai tambahan di rapor. Hikari Takasaki memberitahu mereka tentang itu, dan mereka pun langsung berlomba-lomba mendapat nilai tambahan. Tidak peduli nanti akan salah atau benar, yang penting angkat tangan dulu.

Begitulah prinsip anak-anak Akademi Ashford. 

Aatsu memilih Jeremy. Jeremy dengan senang menjawab, para guru sejak kemarin melewatkan dirinya dan membuatnya kesal.

"Orang-orang beranggapan jika Eternallife adalah alat yang turun atas berkah langit dan Dewa Tertua, tapi itu muncul setahun kemudian. Pada awalnya mereka menganggap Eternallife adalah sesuatu yang sangat aneh. Mereka mencoba untuk membongkarnya, tapi komputer pertama Eternallife terbuat dari logam yang sangat kuat. Senjata-senjata dewa tak mampu menghancurkan lapisan logamnya.

"Akhirnya, mereka menyadari jika Eternallife adalah berkah. Eternallife mengajarkan mereka –– para dewa, demigod, manusia, dan siluman–– banyak hal. Peradaban menjadi lebih baik sejak kemunculan Eternallife. Mulai dari penemuan pertamanya, yaitu lampu dan televisi. Kemudian berlanjut ke ponsel, motor listrik, pesawat yang bisa dilipat-lipat seperti origami, pakaian yang dapat membersihkan keringat dan kotoran pemakainya, dan–– dan tentu saja–– robot."

Aatsu mengangguk, memberi Jeremy nilai plus di daftar presensi. Jeremy menyodok Daphne dengan bangga. Putri Athena itu melotot galak, persis sekali seperti ibunya.

"Kalau begitu, bisa beritahu aku siapa dewa pertama yang mengetahui jika Eternallife adalah berkah?"

Itu membuat sebagian besar siswa terdiam, memikirkan jawaban itu dalam-dalam dengan membuka buku. Namun, di tengah-tengah itu, seseorang mengangkat tangannya. Tepat setelah dua detik sejak pertanyaan diberikan.

Heinrich mengerang. Itu adalah Fukayna, cewek yang tadi dipikirkan Jace. Sosok yang menguasai sebagian besar kelas Delta-3 karena kepintarannya. Jeremy juga menahan kekesalan di sisi lain sana, tahu sekali jika jawaban Fukayna akan benar.

Cewek itu selalu benar.

"Sosok yang pertama kali menyadarinya bukanlah dewa. Melainkan pahlawan dari Planet Amaravati. Kita semua mengetahui tentang Pandawa, lima orang, adalah putra Pandu. Arjuna, si anak tengah, yang paling termasyhur di antara saudara-saudaranya, mengetahui hal itu dan memberitahukannya pada Dewa Krisna.

"Arjuna saat itu dalam semedi tanpa saudara-saudaranya. Ia mendapatkan penerangan, dan mengungkapnya. 'Eternallife kemungkinan berasal dari Dewa Tertua. Dewa itu menurunkan berkah pada kita semua. Kita terlalu lelet untuk menyadarinya.'

"Dewa Krisna menerima pemikiran Arjuna dan menjawab, 'Kalau begitu kita takkan pernah bisa memahami Eternallife. Sama seperti kita yang tak memahami eksistensi alam semesta itu sendiri.'"

Aatsu tersenyum puas. "Nama?"

"Fukayna Chione Menna, putri Yang Mulia Ra." Fukayna menjawab dengan percaya diri. Rambutnya yang berwarna perak bergelombang dikucir kuda. Rambut itu membuatnya jadi lebih percaya diri, indah, tampak sangat lembut. Ikatnya berupa tali polkadot. Rambut yang nge-jreng sangat kontras dengan kulit perunggunya, yang didapat entah banyak beraktivitas di bawah sinar matahari atau memang bawaan lahir. Iris matanya adalah hijau gelap, tapi akan jadi terang jika mendapat banyak cahaya. Tatapannya lembut, tapi di satu sisi bisa sangat tegas seperti kesatria.

"Kenapa Dewa Krisna mengatakan hal itu?"

"Karena alam semesta tak dapat dipahami. Sebelum Eternallife hadir, para dewa tak mengerti jika ada kehidupan lain di luar sana. Namun mereka telah mempelajari alam semesta, dan mendapati begitu banyak pertanyaan. Yang Mulia Indra berkata jika alam semesta takkan ada habisnya, dan akan terus menghadirkan pertanyaan-pertanyaan." Fukayna menyelipkan rambut yang jatuh di keningnya.

Mythology Universe (1) : HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang