Hari peresmian yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Drone datang dan membawakan seragam mereka, yang dipakai dengan sangat bersemangat terutama Heinrich. Cowok itu berkenalan dengan banyak anak, dan Jace hanya mengikuti. Dia tak terlalu pandai mencari teman dan memulai percakapan, alhasil sering menghindar saat anak-anak lain menyerbu Heinrich dan mengajak berfoto. Dia kerapkali melakukan itu, saat Heinrich berada di publik, pasti begitu jadinya. Untuk saat ini, setidaknya, tidak ada yang menanyakan siapa dirinya.
Para murid baru, yang pagi itu terlalu bersemangat dan bersiap sangat rapi, digiring oleh selusin robot menuju aula di gedung utama. Jumlah murid tahun ini adalah seratus dua, lebih sedikit dibanding tahun kemarin. Demigod yang berusia enam belas tahun ini hampir sama dengan tahun kemarin, tapi ternyata itu dikuasai oleh Dewa Minor dan Keturunan Blaster.
Sejauh ini, Jace belum tahu para murid baru itu anak dari dewa mana. Identitas itu akan terbongkar saat acara peresmian nanti, dan anak-anak hampir semua tak mau memberitahukannya.
Seorang gadis mendekati mereka, tapi bukannya menyapa Heinrich, dia menyapa Jace. Itu adalah perempuan cantik yang rambutnya dibiarkan tergerai. Wajahnya dibingkai riasan tipis, matanya yang berwarna hijau pirus bersinar di bawah cahaya mentari. Tubuhnya mungil, barangkali hanya setinggi 155 cm, dan dia perlu mendongak keras untuk menatap Jace. Matanya yang berbinar membuat Jace terpaku. Dia tak lebih cantik dibanding Lara Morgan, tapi tak membuat Jace terpesona.
"Halo. Perkenalkan, namaku Flora Blanchard Valentine." Flora mengulurkan tangan, Jace meraihnya dengan canggung. Tangan Flora hangat, dan Jace merasa dia memberikan krim di situ, soalnya bertekstur licin.
"Jace Damian Harrison. Senang bertemu denganmu." Dia membalas dengan kedustaan. Heinrich di sampingnya nyengir, melirik keduanya dengan penuh penasaran. Mereka menyaksikan lautan murid baru melewati mereka dengan acuh tak acuh. Taman berbentuk persegi dengan patung-patung dewa dan air mancur megah menyambut mereka di depan sana, yang kini telah dipenuhi oleh anggota Highbane yang memakai semacam tunik.
Murid organisasi utama Ashford itu menyambut murid-murid baru, tersenyum sangat ramah dan memberikan permen secara cuma-cuma. Beberapa cowok menyembur jika mereka bukan anak-anak yang memerlukan hal-hal kecil seperti permen, tapi suara mereka terbungkam begitu merasakan permen di lidah mereka.
Seorang Highbane berkata jika permen itu adalah penghilang tegang dan stress. Mereka benar-benar tahu apa yang dibutuhkan murid baru. Heinrich sempat membisikkan jika itu tampak seperti malam Halloween, saat permainan anak-anak meminta permen di depan rumah dengan pakaian cosplay mereka. Jace seketika teringat malam Halloween saat dirinya berusia delapan tahun. Itu adalah malam Halloween terbaiknya. Dia memakai kostum Drakula saat itu, dan saat pulang mengeluh karena giginya sakit.
Robot mendesak ketiga remaja yang itu untuk segera masuk. Jace menerima permen rasa cokelat, dan dia memasukkan ke mulutnya dengan setengah peduli. Ini cukup menegangkan sebenarnya, tapi tak sampai membuatnya mau bergetar dan pingsan. Permen itu langsung membuatnya tenang, seolah perasaan gugup itu tak pernah ada.
"Eh, dia menghilang?" Heinrich mengecap permennya yang berperisa blueberry. Mereka menengok ke belakang, tak menemukan Flora di manapun. Lautan siswa baru yang berjalan rapi praktis menyembunyikan keberadaan Flora yang kecil. Drone mengatur para siswa supaya tetap rapi, mereka berada di atas kepala dan menyuarakan perintah-perintah sederhana.
Jace mengangkat bahu. "Dia mungkin tenggelam di antara lautan itu, biarkan saja."
"Kau tak tertarik dengannya?" Sudut bibir Heinrich berkedut, dia menyapa kenalannya yang merupakan anggota Highbane. Cewek itu hanya melambai, kemudian sibuk lagi. Ia mirip dengan Freya, jadi ia pasti putri dewi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythology Universe (1) : HIRAETH
Fiksi IlmiahAll Genre's :Mythic Fantasy, Sciene Fiction, Futuristic Era, Adventure, School Life, Paranormal. Sejak kecil, Jace Damian Harrison tak memiliki teman. Orang-orang menganggapnya pembawa sial, karena siapapun yang berteman dengannya sebagian besar se...