Haechan tidak tahu alasan Jaehyun menjauh, dan Haechan juga takut kalau menghubungi Jaehyun duluan dia akan mengganggu pria tampan itu. Tapi untuk menunggu dengan sabar, Haechan tidak bisa. Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa setelah tiga hari ini Jaehyun seperti sedang berusaha menjauh darinya.
Haechan jadi takut telah membuat kesalahan dan itu tidak dia sadari. Karna mau sesibuk apapun Jaehyun, pria itu selalu membalas chat Haechan meskipun jarak waktunya cukup lama.
Tapi untuk kali ini benar-benar tidak ada balasan.
Padahal Haechan ingin sekali menceritakan semua pembicaraan yang ia lakukan bersama Mark tiga hari lalu. Dia juga ingin mengutarakan rasa terima kasih dan perasaannya yang sudah jatuh cinta terlalu dalam pada semua pesona dan kebaikan Jaehyun.
Tapi ketika Haechan akan melakukan hal itu, tiba-tiba Jaehyun malah menjauh. Haechan jadi bingung harus bagaimana, karena jujur saja pria manis itu cukup pasif dalam hubungan yang seperti ini.
"Memangnya kau ada masalah apa sih?", Jaemin yang sedaritadi memperhatikan Haechan jadi ikut gerah melihat sahabatnya yang gelisah.
Apabila dibandingkan, Jaehyun di rumah terlihat cukup tenang namun lebih diam dari biasanya. Sedangkan Haechan terlihat cukup gelisah dan merana.
Haechan menggelengkan kepalanya lesu,"Aku tidak tahu, Na. Sejak tiga hari lalu Jae hyung jadi susah dihubungi"
"Kau tidak merasa melakukan apa gitu? Karna 3 hari yang lalu juga Jae hyung pulang dengan wajah yang masam"
Haechan berusaha mengingat apa yang ia lakukan sampai membuat Jaehyun begitu. Tapi lagi-lagi dia menggeleng lesu karena tidak tahu jawabannya.
"Hhh sifat jelek Jae hyung yang sampai sekarang tidak aku suka adalah silent treatmentnya", keluh Jaemin,"Tapi paling tidak, coba kau inisiatif. Bila perlu datangi hyung ke Rumah Sakit. Tadi aku dengar Jae hyung akan pulang cepat karena dia tidak ada shift malam"
"Apakah boleh?", Tanya Haechan meragu.
Jaemin mengangguk,"Tentu saja. Kau tanyakan langsung pada Jae hyung alasan dia menghindarimu. Sesekali kau juga harus bergerak, jangan terlalu pasif"
Haechan tersenyum geli mendengar penuturan Jaemin. Baiklah, untuk kali ini dia akan mengikuti saran Jaemin untuk menemui Jaehyun di Rumah sakit. Dan Haechan tidak akan menaruh harapan lebih meskipun sejujurnya dia berharap Jaehyun akan mau berterus terang dan terbuka padanya.
**
Sekarang waktu sudah menunjukkan hampir jam 5 sore. Haechan masih setia menunggu Jaehyun di di lobby Rumah sakit, kepalanya bergerak kesana kemari melihat satu persatu orang yang berlalu lalang disana.
Ada perawat, dokter, dan koas. Tapi Haechan belum juga melihat tanda-tanda kedatangan Jaehyun. Padahal harusnya Jaehyun sudah pulang atau paling tidak berganti baju.
Sampai akhirnya netra madu Haechan menangkap sosok yang selama ini dia tunggu. Itu Jaehyun dengan tas punggung yang disampirkan di bahu kanannya sedang berjalan keluar dari ruang staff.
Haechan segera bangkit dan berlari kecil menghampiri Jaehyun yang masih tidak sadar dengan kehadirannya,"Jaehyun hyung", begitu panggil Haechan.
Yang disebut namanya menoleh dan terkejut melihat kehadiran seseorang yang tiga hari belakangan ini membuat suasana hatinya naik turun.
"Haechan kenapa disini?", Jaehyun berusaha menetralkan degup jantungnya.
"Menunggu Jae hyung", Haechan menghela nafas,"Aku tidak tahu kesalahan apa yang sudah ku perbuat. Jadi tolong beritahu aku dan jangan mendiamkan aku seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
The sun and his happiness
FanfictionJaehyun yang sudah lama menyukai Haechan akhirnya memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Tetapi tentu tidak mudah, dia bukan orang yang percaya diri dan saat ini sinar yang dimiliki Haechan sedang redup karena tertutupi oleh kesedihan dan kesepian...