Awkward Moment

1.9K 239 15
                                    

Tidak tahu kenapa udara hari ini terasa begitu menyengat daripada hari sebelumnya. Apalagi sekarang jam sudah menunjuk angka 2, tetapi sepertinya matahari enggan untuk meninggalkan langit karena sampai sekarang panasnya masih begitu terik bahkan mungkin bisa membakar kulit mereka yang bebas tidak terlindung oleh pakaian ataupun krim pelindung.

Haechan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru bermaksud untuk mencari sesuatu yang sekiranya bisa melindungi dirinya dari panas yang begitu menyengat. Katakan ini berlebihan, tapi kulit anak itu memang bisa dibilang sangat sensitif terhadap sinar matahari. Apalagi Haechan juga memiliki achoo sindrom yang akan membuatnya bersin apabila terkena sinar matahari secara langsung.

Intinya, dia memiliki arti nama yang berarti matahari penuh tetapi ia sendiri juga alergi dengan matahari.

"Haechanie, kenapa belum pulang?"

Kepalanya menoleh begitu ia mendengar suara familiar yang masuk ke gendang telinganya, siapa lagi kalau bukan Jaemin yang datang bersama dengan Jeno.

"Aku sedang menunggu panasnya agak berkurang sedikit", sahut Haechan sambil tersenyum tipis.

"Kau masih bersin ketika kena sinar matahari?"

Entah bagaimana caranya, Mark yang kehadirannya tidak Haechan sadari tiba-tiba membuka mulut dan secara gamblang menanyakan itu.

"Y-ya begitulah", Haechan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal,"tetapi sudah lebih baik"

"Jeno, acara nontonnya diundur menjadi jam 4 saja bagaimana? Aku ingin menemani Haechan disini"

"Huh, tidak perlu Jaemin", Haechan langsung menyela begitu mendengar permintaan konyol yang keluar dari bibir sahabatnya,"Tidak perlu seperti itu. Aku baik-baik saja sendiri, lagipula kalau panasnya tidak kunjung turun aku bisa minta di jemput"

Selain tidak enak dengan Jeno, Haechan sendiri juga tidak ingin terus-terusan berada dekat Mark dan Renjun. Dia tidak membenci Renjun sedikitpun, tapi entahlah, untuk saat ini Haechan masih merasa tidak nyaman ketika berdekatan dengan Renjun, sahabatnya yang sekarang menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya itu. Lebih baik cowok Haechsn menunggu di lobby sendiri daripada harus satu udara dengan mereka.

Haechan tidak mau. Tidak suka.

"Tidak apa. Kami akan menunggu bersamamu disini", sahut Jeno setelah matanya melirik ke arah Mark yang berdiri beberapa langkah darinya.

Aneh. Biasanya Jeno akan menghindar kalau bertemu dengannya, tetapi kenapa sekarang malah setuju? Apalagi ia juga sedang bersama dengan Mark dan kekasih barunya. Aneh sekali.

Jika Haechan merasa sedikit aneh dan justru kesal karena tanggapan Jeno, Jaemin justru malah bertepuk tangan dan mengucapkan terima kasih pada sang kekasih karena telah menyetujui ucapannya. Cowok manis kelinci itu beberapa kali mengajak Haechan berbicara, menceritakan apapun yang ia lalui hari ini dan tidak mempedulikan kehadiran 3 orang itu.

Termasuk Renjun, sahabatnya sendiri.

Haechan tidak mengerti dengan kondisi ini, tapi ia makin tidak mengerti ketika Jaehyun tiba-tiba datang dan memarkirkan mobilnya tidak jauh dari tempat ia berdiri. Sesekali cowok itu menyunggingkan senyumnya yang tampan tanpa mengalihkan mata dari Haechan.

"Jae hyung?"

"Pulang bersamaku ya?", ujar Jaehyun ketika ia sudah berdiri tepat didepan Haechan,"Hari ini hyung sudah selesai bertugas. Jadi tidak apa kan kalau kita sedikit bermain? Makan atau berjalan-jalan mungkin?"

Haechan mengerjapkan kedua matanya pertanda ia bingung dengan ini semua.

"Iya hyung, sudah pasti Haechan mau"

The sun and his happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang