Epilog

2K 127 9
                                    

Tidak terasa sudah hampir tiga tahun keduanya menjalin hubungan. Memang akan selalu ada naik turun di setiap hubungan, tidak terkecuali pada Jaehyun dan Haechan. Keduanya selalu berusaha lebih baik setiap harinya untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan.

Seperti Haechan yang selalu berusaha lebih aktif untuk memulai dan Jaehyun yang selalu berusaha lebih terbuka pada Haechan yang dimulai dari pertanyaan "How was your day?" di setiap percakapan, entah melalui sambungan telepon atau ketika bertemu langsung.

Sebentar lagi Jaehyun akan ujian spesialis dan kalau lulus dia akan menjadi dokter spesialis bedah umum, sedangkan Haechan sudah lulus dari kampus dan bekerja di perusahaan Johnny. Tadinya Johnny ingin langsung memberikan adiknya itu jabatan Manager atau bahkan mungkin Direktur, mengingat Haechan memiliki otak yang cemerlang meskipun orang yang menjabat di posisi Manager dan Direktur itu akan pensiun dalam jangka waktu satu dan dua tahun lagi.

Tapi adiknya menolak. Haechan memilih untuk mengawali karirnya sebagai karyawan biasa, hitung-hitung untuk menambah pengalaman dan mengenal lebih jauh tentang perusahaan selama dua tahun sampai orang yang saat ini menjabat pensiun, supaya dia juga makin siap menerima tanggung jawab yang lebih besar. Dan Johnny tentu mengiyakan keinginan sederhana sang adik, meskipun uang jajan Haechan setiap bulannya berkali lipat lebih besar dari gaji anak itu.

Iya, Haechan sudah bekerja tapi uang jajan yang diberikan Johnny masih mengalir sampai sekarang.

Berbanding terbalik dengan Haechan, Jaemin lebih memilih untuk bekerja diluar jurusan kuliahnya. Setelah wisuda, cowok manis itu mengikuti sekolah memasak di Le Cordon Bleu, London dan lebih memilih untuk bekerja menjadi koki di Restaurant ayahnya.

Awalnya cuma jadi koki, tapi setelah dipaksa oleh kedua orang tuanya, Jaemin pasrah dan setuju untuk mengurus Restaurant sang ayah, termasuk management Restaurant itu. Yah, hitung-hitung supaya ilmu bisnis yang ia pelajari semasa kuliah bisa berguna.

Walau melelahkan karena Restaurant sang ayah sudah masuk dalam skala Restaurant besar dan internasional, tapi setidaknya sedikit terobati karena Jaemin masih bisa melakukan hobinya, memasak, meskipun itu tidak bisa dia lakukan setiap saat karena sekarang pria itu hanya berkontribusi dalam pembuatan menu baru untuk edisi spesial setiap bulan atau ketika sedang melakukan testing food.

Yasudah mau bagaimana lagi. Menjadi Restaurant manager tidak buruk meskipun capek.

Sekarang ini Haechan sedang survey beberapa ballroom hotel yang akan digunakan untuk acara pemberkatan dan resepsi pernikahan. Beberapa yang sudah dikunjungi sangat menarik baginya, tapi tentu saja ia tidak bisa mengambil keputusan sendiri karena yang berhak dan akan melangsungkan pernikahan adalah Jaemin.

Haechan hanya membantu Jaemin membuat keputusan saja. Dan itu juga harus dipaksa Jaemin dulu supaya Haechan mau terlibat. Benar-benar seperti Haechan yang mau menikah jadinya.

"Aku lebih suka ballroom yang kemarin sih Na. Lebih luas dan megah tapi juga terlihat lebih intim"

Jaemin menimbang perkataan Haechan dan akhirnya setuju. Dia juga memiliki pendapat yang sama dengan Haechan. Jadi setelah melakukan negosiasi pada wedding organizer dan Jeno, cowok manis itu akhirnya selesai menentukan pilihan tempatnya.

"Tinggal pakaian, kue, catering, undangan", Jaemin mengingat apa yang masih harus ia lakukan,"Tapi untuk catering sepertinya dari Restaurant papa, karena sudah terbukti enak sekalian promosi juga"

"Itu sama saja kau memintaku mengurus semuanya, Nana"

Jaemin nyengir,"Kau harus mau berkontribusi untuk hari pernikahanku"

"Ya ya ya", sahut Haechan malas,"Memang tidak terlalu cepat kah mengurus ini semua dengan jangka waktu satu setengah bulan?"

"Tidak tahu. Harusnya kau tanya Jeno kenapa dia secepat itu ingin menikahi aku", ujar Jaemin kesal.

The sun and his happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang