Jadi gini, Mark, cowok blasteran Kanada-Korea itu sebenarnya masih menyayangi Haechan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam. Hanya saja saat itu Mark sedang dilanda rasa jenuh yang luar biasa ditambah kehadiran Renjun yang seperti melengkapi kepingan puzzlenya yang hilang. Haechan yang sudah terlampau percaya pada kekasihnya hanya tersenyum simpul ketika Mark—yang menjabat sebagai ketua BEM, selalu beralasan rapat atau kerja kelompok dan lain-lain ketika Haechan memintanya untuk meluangkan waktu barang sebentar saja, padahal kenyataannya kala itu Mark menghabiskan waktunya untuk semakin mendekatkan diri pada Renjun.
Dipikiran cowok Kanada itu Haechan hanyalah anak polos yang hatinya begitu lembut. Dan ia terlampau percaya diri bila Haechan akan menerimanya lagi di kemudian hari, makanya ia sering modus meminta Jeno untuk mengajaknya makan di kantin bisnis ya salah satu alasannya karena itu.
Ingin memastikan kalau Haechan tidak baik-baik saja dan seolah terluka karena melihat ia bersama dengan kekasih barunya.
Jahat memang, tetapi bukan salah Mark sepenuhnya jika ia mempunyai pikiran seperti itu karena selama 3 tahun menjalin hubungan, Haechan memang selalu berada di pihak yang bergantung.
Dan tepat di bulan ke-4 mereka putus, senyum percaya diri Mark perlahan luntur kala Jaemin dengan lantang mengatakan kalau Haechannya sedang dekat dengan Jaehyun, salah satu senior kampus mereka yang begitu terkenal yang juga merupakan kakak Jaemin.
Ditambah ketika itu Mark melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Jaehyun menjemput Haechan dengan senyum teduhnya. Dan melihat Haechan yang gugup, rasa percaya diri Mark semakin menguar karena apa yang ia lihat pada Haechan kala itu sama persis seperti Haechan beberapa tahun lalu ketika Mark mulai rutin menghabiskan waktu bersamanya.
Mark bodoh, ia terlampau percaya diri dengan Haechan yang akan kembali padanya walau ia sakiti. Mark bodoh karena melupakan fakta kalau Haechan sangat mempesona dan bisa menarik siapapun yang melihatnya. Mark, si bodoh itu menyesal dan bertekat untuk kembali merebut hati pujaan hatinya.
Huh, berani sekali dia berkata seperti itu.
"Hyung, kenapa diam saja daritadi?"
Mark terkejut begitu bahunya ditepuk pelan oleh Renjun yang duduk persis disebelahnya. Hari ini Mark menemui Renjun yang sedang mengerjakan tugas di perpustakaan, tetapi kehadiran cowok itu seperti debu diatas meja yang hadir tetapi tidak berarti apapun. Bahkan sejak kedatangannya sampai sekarang Mark hanya beberapa kali membuka mulut.
"Hyung sakit?", Renjun bertanya khawatir sambil menempelkan punggung tangannya didepan dahi cowok Kanada itu.
Mark menggeleng,"Aku hanya mengantuk"
"Kalau begitu pulanglah dan beristirahat"
"Tapi kau sendirian"
Renjun mengangkat kedua bahunya,"Tak apa. Daripada hyung menungguku disini, takut sakit"
Mark tersenyum tipis, tidak ada penolakan seperti biasanya dan langsung berjalan meninggalkan perpustakaan begitu ia pamit dengan Renjun.
**
"Hyung menyebalkan"
Gelak tawa Jaehyun dan juga suara Haechan yang terdengar seperti sedang merajuk beberapa kali mengusik gendang telinga Mark yang sedang duduk di bangku taman tidak jauh dari parkiran mobil. Kedua mata yang terbalut kacamata bundar itu seolah langsung memandang fokus ke arah dimana sumber suara itu berasal.
Dan benar saja, netra hitamnya menangkap sosok Haechan yang seperti sedang merajuk berjalan bersama dengan Jaehyun yang terlihat memeluk beberapa buku tebal dipelukannya. Jaehyun yang hanya tertawa dengan tingkah gemas Haechan membuat Mark merasa iri, karena dulu ia pernah ada di posisi itu dan jujur saja ia ingin mengulangnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The sun and his happiness
FanfictionJaehyun yang sudah lama menyukai Haechan akhirnya memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Tetapi tentu tidak mudah, dia bukan orang yang percaya diri dan saat ini sinar yang dimiliki Haechan sedang redup karena tertutupi oleh kesedihan dan kesepian...