Haechan menyiapkan meja makan sambil menunggu dua kakak beradik itu bangun dari tidurnya. Dan khusus untuk Jaehyun, Haechan menyiapkan satu piring sandwich daging beserta jus strawberry kesukaan pria tinggi itu.
Tidak lama kemudian bunyi langkah kaki mulai terdengar. Dari suaranya yang terkesan tidak beraturan, Haechan sangat yakin kalau sekarang yang sedang menuruni tangga tidak lain dan tidak bukan adalah Jung Jaemin.
Dan benar seperti dugaannya, Jaemin langsung berlari menghampiri Haechan tanpa mempedulikan kaus kakinya yang belum terpasang sempurna. Untung saja ia tidak jatuh atau menabrak sesuatu yang akan merugikan dirinya sendiri.
Jaemin mengedarkan pandangannya ke segala penjuru,"Mamaku kemana?"
"Pergi ke Busan dengan paman", sahut Haechan,"Katanya akan pulang sabtu atau minggu pagi"
Jaemin mengangguk, lalu menggerakkan tangannya untuk mengambil sandwich isi daging dari dalam kotak makan yang kemudian digagalkan oleh Haechan dengan memukul punggung tangannya.
"YA! Sakit", protes Jaemin sambil mengusap punggung tangannya yang terasa panas.
"Itu untuk Jaehyun hyung", Haechan menyodorkan roti sandwich lainnya ke arah Jaemin,"Kau yang ini"
"Apa-apaan huh, dasar pilih kasih", cibirnya walau tetap mengunyah makanannya juga.
Haechan tidak ingin energi paginya terbuang sia-sia karena berdebat dengan omong kosong Jaemin, makanya dia mengabaikan pria yang sedang berceloteh di kursinya sambil mengunyah roti dan memilih fokus pada bekal yang sudah disiapkan untuk Jaehyun.
Setidaknya Haechan berharap ini akan membuat suasana hati Jaehyun membaik.
"Kau yang memasak?"
Haechan menoleh kaget saat tiba-tiba saja melihat Jaehyun berdiri tepat dibelakangnya. Jelas saja kaget, sejak tadi Haechan tidak mendengar langkah kaki Jaehyun ataupun suara cowok itu, dan sekarang tiba-tiba saja dia sudah berdiri tepat dibelakang Haechan lengkap dengan setelan kerjanya.
"Uh, huum. Bibi Jung pergi ke Busan pagi-pagi sekali, jadi aku yang membuat sarapannya", Haechan merasakan aneh tepat di dadanya. Apalagi dengan ia sendiri yang tiba-tiba menjadi gerogi.
"Itu? Untuk hyung?", Jaehyun menunjuk sepiring sandwich dan jus strawberry yang tergeletak di tempat biasa ia duduk.
Haechan menganggukkan kepalanya dengan semangat sampai rambut halusnya bergoyang kesana kemari,"Aku juga membuatkan bekal untuk Jae hyung"
Jaehyun tidak bisa menahan senyumnya lebih lama saat melihat binar tulus yang terpancar dari mata Haechan. Anak itu rela menghabiskan waktu yang seharusnya bisa ia pakai untuk tidur ataupun mandi hanya demi membuatkan Jaehyun roti lapis daging ditambah jus yang biasa ia minum.
"Aku berharap ini bisa membuat suasana hati hyung menjadi lebih baik. Jadi tidak apa kan?"
Anggukkan cepat langsung dilakukan oleh pria itu. Tidak lupa dengan senyum lebar yang membuat lesung pipinya semakin terlihat.
Jaehyun sangat bahagia.
"Terima kasih", ujar Jaehyun tulus yang dibalas dengan senyum manis Haechan.
**
"Kudengar, kau sudah putus dari Mark ya?"
Haechan yang baru saja menginjak anak tangga ke-5 langsung mendongakkan kepalanya dan mendengus kesal begitu melihat seseorang—yang ia tahu bernama chani, sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat sangat ingin Haechan musnahkan dari dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The sun and his happiness
FanfictionJaehyun yang sudah lama menyukai Haechan akhirnya memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Tetapi tentu tidak mudah, dia bukan orang yang percaya diri dan saat ini sinar yang dimiliki Haechan sedang redup karena tertutupi oleh kesedihan dan kesepian...