Abstract

1.9K 240 9
                                    

Semua kecanggungan berakhir tepat pada 3 bulan mereka semakin intens untuk bertemu, berbincang, ataupun saling tertawa dengan cerita dan lelucon satu sama lain. Haechan yang dulu sering melamun dan terlihat sangat redup kini bisa kembali memancarkan sinarnya bersama dengan sebuah lengkungan lebar yang selalu ia sembunyikan dibalik bibir indah berbentuk hati itu.

Sedangkan Jaehyun yang dulunya sangat payah untuk sekedar mengatur ritme jantungnya sekarang sudah lebih baik walau ia masih tidak tahu cara untuk membuat kedua telinganya untuk tidak menjadi merah ketika Haechan melemparkan beberapa pujian padanya.

Kabar baiknya lagi, Jaehyun diterima sebagai mahasiswa baru di kampus Haechan. Mmm sebenarnya bukan mahasiswa juga sih, tetapi sebutannya adalah dokter residen. Yah, pokoknya sekarang Jaehyun akan memulai program pendidikan dokter spesialis di kampusnya dahulu.

"Ayo dimakan dulu sarapannya"

Lamunan anak manis itu buyar seketika saat Johnny menyodorkan segelas susu hangat yang baru saja ia buat. Haechan nyengir kuda sambil menerimanya dan itu membuat Johnny terkekeh gemas sampai tidak tahan untuk tidak mencubit kedua pipi gembul sang adik.

"Berangkat bersama hyung atau naik bus?"

Haechan menggelengkan kepala,"Nanti dijemput Jaehyun hyung"

"Ah sedih sekali karena posisi hyung mulai tergantikan", Johnny berujar dengan dramatis sambil memegang dada sebelah kirinya.

Dan disahut oleh Haechan dengan tawa geli karena sang kakak selalu bertingkah seperti itu.

"2 hari lagi Jaehyun hyung mulai orientasi dan sekarang harus mengurus berkasnya"

"Orientasi? Jaehyun kuliah lagi?"

Haechan mengangguk,"Mengambil spesialis. Jaehyun hyung lulus ujian untuk pendidikan spesialis di kampusku"

Johnny membulatkan bibirnya sambil mengangguk pelan,"Sekarang selera Haechanie tinggi sekali ya"

"Hyuuung", Haechan merengek karena tidak tahan digoda terus oleh Johnny. Apalagi semenjak cowok tinggi itu tahu tentang kedekatan sang adik dengan sahabatnya sejak ia sekolah menengah pertama.

"Hyung shock sekali saat pulang dari Amerika disambut dengan kabar kedekatan kalian berdua", Johnny terbahak,"Tapi tenang saja, Hyung merestui asal Haechanie bahagia"

"John hyung bicara apa sih", sungut sang adik sebal,"Aku dan Jae hyung tidak menjalin hubungan apapun"

"Belum, bukan tidak", Johnny membenarkan ucapan sang adik

Haechan merengut dan mengikuti arah gerak leher sang kakak begitu mendengar derap sepatu yang bunyinya semakin terdengar dengan jelas. Begitu melihat siapa yang datang, rengutan bibir itu langsung berganti dengan senyum sehangat matahari pagi.

"Jaehyun hyung", sapa Haechan dengan begitu semangat sampai berhasil mengundang tawa Johnny.

Jaehyun tersenyum geli sedangkan si pelaku menyembunyikan kepalanya diatas tumpukan lengan yang ada diatas meja.

Haechan malu.

"Kau sudah sarapan?"

Jaehyun mengangguk sebagai tanda jawaban atas pertanyaan Johnny.

"Yasudah, aku berangkat dulu", Johnny berjalan menuju tempat dimana jas hitamnya tergeletak diatas kursi sebelah Haechan,"Berarti hyung tidak perlu mengisi saldo kartu bus Haechan?"

Haechan mengangguk sampai rambut halusnya bergoyang.

"Hyung berangkat ya?", Johnny menepuk puncak kepala Haechan dan memberi tanda pamit pada Jaehyun.

The sun and his happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang