YCMP

1.3K 259 5
                                    













Keesokan paginya, setelah sarapan Kim Taehyung sudah mulai berkemas untuk kembali berangkat bersama JungKook yang juga sudah siap.

Seli sedari pagi sudah bangun awal awal, memasak, membantu Taehyung berkemas bahkan dengan hati yang baik mengasingkan dua rantang makanan bergizi khusus untuk Taehyung.

" Bawa ini."

" H-ha, t-tapi..... "

" Bawa saja, kau bisa makan dengan baik nanti di perjalanan, kau tahu, tidak semua makanan diluar sana baik-baik saja."

Tatapan Taehyung segera melembut,
" Terimakasih..."

Seli melambaikan tangannya, dan berkata dengan hangat, " Jangan sungkan padaku, Jean temanku, meskipun dia selalu tampak muda berbeda sekali dengan kami, tapi tetap saja kita ada teman? "

Taehyung mengangguk setuju, menerima rantang itu dan bahkan kembali di kejutkan dengan sebuah syal yang tersampir di lehernya, Seli lagi lagi tersenyum.

" Diluar dingin, kau harus tetap hangat agar tak jatuh sakit. Jangan makan sembarangan, meskipun aku tahu Jean tidak akan membiarkan nya, tapi tetap saja kau harus hati hati."

" Aku mengerti, sekali lagi terimakasih Seli....."

Taehyung di rangkul oleh Jungkook untuk segera naik ke dalam mobil Stevan yang hari ini dengan baik hati akan membantu mereka, mengantar ke stasiun bandara.

....


Butuh waktu hampir satu jam perjalanan untuk mencapai lapangan bandara internasional Lincoln bagi mereka. Stevan keluar lebih dulu untuk bertanya dengan seorang security dan mereka dengan baik pula di arahkan ke dalam.

Di dalam sana, terlihat Jimin, Suga dan dua tambahan lainnya, J-Hope dan SeokJin, yang sedari subuh sudah di jemput oleh seorang yang mengaku utusan Jungkook, membawa mereka ke bandara tersebut.

Taehyung di gabungkan bersama mereka, sedangkan JungKook masih harus berbicara dengan Stevan.

Stevan mengeluarkan sebuah kertas usang yang terlipat tali terbuat dari kulit pohon dari saku jaketnya.

" Aku tahu kau kuat dan memiliki kelebihan, dan aku juga tidak bisa melakukan apapun, hanya ini yang bisa ku berikan padamu."

JungKook menerimanya dengan tatapan rumit, lalu tersenyum kecil
" Terimakasih kawan."

Stevan segera tertawa, menepuk pundaknya dan berkata jenaka, " Kau tak perlu berkata begitu... Ini bahkan belum seberapa dengan pengorbanan mu dulu kepada kami? Berkat kau bahkan hingga saat ini aku masih hidup. "

JungKook mengangguk.

Stevan menghela nafas, " Kapan kapan datanglah kemari lagi, kalau tidak salah ingat, bukan kah kau dulu memiliki resort? Tak ingin mengunjungi? "

" Sudah di kunjungi."

" Ah, begitu~ kalau begitu datang saja mengunjungi kami? "

" Aku akan."

" Itu bagus. Hati hatilah di perjalanan. Aku tahu mereka tidaklah sulit bagimu untuk disingkirkan, tapi kau tetap harus hati-hati, ingatlah ada kekasih mu itu."

" Ya."

" Ah, aku sudah seperti seorang ayah yang tengah merecoki anaknya untuk berjaga-jaga di perjalanan~ "

" Bukankah kau juga seorang ayah? "

Tatapan mata Stevan segera melembut, " Bayi kami lebih dulu di bawa Tuhan sebulan setelah kau menghilang dulu. Mereka berhasil memergoki bahwa istriku masih hidup. Oleh karena itu aku berusaha keras untuk membuat akta Kematian palsu untuk kami berdua."

Suasana segera menjadi canggung, JungKook dengan pelan meremat pundak Stevan.

" Aku akan membalasnya untukmu dan Seli."

" Tidak, tidak perlu-

" Bayi itu juga seperti anakku."

Stevan tertawa dan menitikkan air mata dalam waktu yang bersamaan, menepuk pundak JungKook dan berkata cepat.

" Benar, benar! Lakukanlah. "

........


" Apa yang mereka bicarakan? "

Jimin dengan kepo mencoba menguping pembicaraan antara Jungkook dan Stevan, tapi sayangnya sekalipun dia mendengarnya, dia tetap tidak bisa memahami bahasa asing mereka. Jadi dia dengan putus asa kembali ke rombongan dan sedikit menyenggol lengan Taehyung.

" Apa yang kau bawa? "

" Um, makanan? "

" Apakah itu untuk-

" Itu untuk dia, bukan untukmu."
Cetus Suga dengan wajah jengkel.

Jimin cemberut, SeokJin dan J-Hope masih dengan setia menatap wajah Taehyung dengan penasaran.

" Hei, apa kau masih ingat kami? "
Tanya SeokJin dengan ramah.

Taehyung mengangkat kepalanya dan menatap mereka dengan wajah kalem
" Ya? "

J-Hope segera tersenyum lebar, merangkul Taehyung dengan santai.
" Tentu saja dia ingat dengan kita, bukankah kita selalu berada di dekat dengan Jhon? "

" Jhon? "

" Ah, kekasih mu itu? Dia terlalu banyak nama panggilan, selama ini kami selalu memanggil nya dengan sebutan Bos, lalu apa namanya? "

" JungKook."

J-Hope mengangguk paham, menatap kembali ke arah perut Taehyung.

" Hei, ku dengar dari Suga, kau sedang hamil ya? "

Pipi Taehyung segera bersemu dan dia hanya sedikit menekuk wajahnya.

Seokjin adalah yang paling antusias di antara mereka, mendekat kemudian meletakkan tangannya di atas perut Taehyung, merabanya sedikit dengan mata membola.

" Sudah berapa bulan? Kenapa cepat sekali besar? "

SeokJin merasa sangat kebingungan, mereka berada diluar kamp baru saja akan memasuki satu bulan lamanya, lalu bagaimana bisa perutnya sudah sebesar tiga bulan?

Taehyung dan lainnya sedikit mengerutkan keningnya juga bingung, Taehyung sendiri yang mengalami kehamilan saja juga tak kalah bingung, menurut waktu, itu seharusnya baru satu bulan lebih sedikit, tapi......

Dia tidak menjawab pertanyaan itu dan hanya melirik ke arah Jungkook yang masih berbicara dengan Stevan.



.........


Di atas pesawat, Taehyung yang duduk di samping JungKook, dekat dengan jendela itu pun dengan tenang menatap pemandangan diluar sana. Setelah merasa bosan barulah dia beralih ke wajah JungKook yang terpejam.

" JungKook, apa kau tidur? "
Bisik nya dengan pelan, sedikit menyentuh punggung tangan Jungkook dengan satu jari telunjuknya.

JungKook segera membuka matanya dan meliriknya. " Ada apa? "

" Pesawat ini..., Akan kemana? "

" Boston . "

"...... Boston? "

" Hm..."

Taehyung sedikit membuka mulutnya dan mengeluarkan suara 'ah', kemudian mengangguk kecil.

" JungKook."

" Hm? "

" Kenapa ukuran perutku jauh lebih cepat besar dari waktunya? "

Tatapan Jungkook sangat dalam dan membuat Taehyung agak sedikit gugup dibuatnya.

" Karena kau dan aku spesial."





YCMP
TBC

YCMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang