YCMP

1.1K 209 2
                                    












Perlahan sosok Jungkook mulai berdiri, tapi itu bukan dirinya yang bergerak melainkan kedua sayap besar itulah yang mengontrol tubuhnya, menopangnya hingga berdiri dengan posisi tegap tanpa menyentuh tanah sedikitpun ujung jari kakinya. Kepalanya sedikit tertekuk dengan kedua mata yang terpejam seolah olah dirinya tengah tertidur lelap.

Di depannya, Hamdan mengertak giginya geram, semakin menggenggam erat pedang di tangannya, jujur saja dia sedikit panik, ini ibarat melawan seribu tombak dengan satu pedang. Bulir keringat dingin mulai timbul dan menitik di keningnya. Di sisi bersamaan, Wooseok masih menekuk lutut, menatap sosok Jungkook dengan tatapan kagum. Tidak peduli dengan nyawanya yang mungkin saja sudah berada di ujung tanduk, dia tetap memuja dewa yang baru saja dia lihat ini.

Sedari kecil, Wooseok selalu berkeinginan menjadi ilmuan gila, di tambah dengan cerita yang selalu di bawa oleh mendiang ayah dan kakeknya itu, yang selalu mengatakan tentang ada sesosok makhluk abadi di zamannya yang tampak sangat hebat, meskipun dia berbahaya, tapi sosok ini juga memiliki hati yang lembut. Tapi sayang sosok ini di kabarkan telah lama binasa, dan hanya meninggalkan sepotong bagian penting dari tubuhnya yang tersisa, untuk dijadikan senjata militer bagi setiap negara, tapi permusuhan selaku ada bahkan hingga saat ini negara negara adidaya selalu menolak untuk bekerja sama selain diam diam memusuhi satu sama lain.

Wooseok penasaran, akan seperti apa sosok itu, dan Ayah nya berkata, jika dia ingin menemukan dan melihat seperti apa peninggalan nya, pergi dan dekati lah mantan jenderal mereka dulu dan itu tak lain adalah Ayahnya Kim Taehyung, Kim Hamdan sendiri, karena dialah yang selama ini memegang kuncinya. Tapi siapa sangka pula Taehyung juga bisa membukanya? Karena kita semua tahu, bila Hamdan adalah kunci maka Taehyung juga merupakan kunci, karena di dalam darah Taehyung juga mengalir darah Hamdan.

Hati Hamdan merasa terendam air es, melihat sayap itu kembali melekat erat tubuh JungKook, dia segera sadar dan tahu betul bahwa putranya saat ini juga tengah berada di menara tersebut.

Sedikit mengintip ke sekitarnya, mencoba mendeteksi dimana putranya saat ini berada, sayap itu muncul secara tiba-tiba dari arah belakang tubuh JungKook sebelumnya, dan apakah Taehyung juga berada di area sebelah sana?

" Sungguh sayap yang indah! " Seru Wooseok dengan tatapan obsesi nya itu. Menatap Jungkook semakin tergila-gila, jika dia bisa dan berhasil menaklukkan sosok ini, dan membawanya untuk ilmuan, bukankah dia akan menjadi pencetak sejarah dunia juga? Namanya pasti akan selalu di kenang sepanjang masa!

Masih dalam euforia masing masing, tanpa menyadari senyum miring begitu tipis terbit di sudut bibir JungKook, dalam sedetik kedua matanya terbuka dan memperlihatkan sepasang mata hitam kelam tanpa sedikitpun cahaya ataupun putih. Hanya hitam. Menatap lurus ke arah Hamdan, karena baginya, targetnya saat ini yang paling utama adalah pria itu, saudara sesumpahnya......

" Akhirnya aku mendapatkan kembali milikku..."

" Aku akan membunuhmu! "

" Kau sudah membunuhku sekali, masih ingin membunuhku lagi? "

" Iblis terkutuk!! "

Hamdan menyerang dengan pedangnya, diam diam membaca mantra lain dan satu pedang lagi muncul di bawah telapak tangannya. Mata JungKook berkilat, dalam sekali kedip dia menghilang dan muncul di sisi lain ruang tersebut, Hamdan hanya bisa menebas angin, membuat nya semakin bergemeletuk tajam.

" Sudah berapa banyak bulu sayap ku yang kau patahkan? "

Hamdan menatapnya bengis, " Aku akan mencabut dan menghancurkan semua sayap mu!! "

JungKook tentu saja marah, setiap helai bulu (pedang) sayapnya sangatlah berharga baginya, karena satu helai saja mampu membelah kapal ataupun diubah menjadi tenaga nuklir dan senjata kuat lainnya bahkan bila sedikit bubuk /puing darinya itu di rendam ke dalam makanan ataupun minuman mampu mengubahnya menjadi obat maupun racun sekaligus. Jadi kesimpulannya, sayap JungKook itu serbaguna, dia bisa menjadi pisau bermata dua.

Sekarang, tampaknya di bawah kendali Hamdan, dia dengan seenak hatinya mengambil beberapa darinya untuk kepentingan dirinya sendiri. Mencabutnya bukanlah perkara mudah, jadi jalan satu satunya hanyalah dengan mematahkannya, terlihat sekarang sudah ada beberapa potong yang rusak....

JungKook mendengus, menyapu tangannya di mulutnya sendiri, merobek telapak tangannya sendiri dan membiarkan darah hitam itu mengalir dan menitik ke atas tanah berselimut pasir di bawah kakinya.

" Telan semua yang berpengaruh negatif ke perut bumi, kembalilah kepada pemilik masing-masing, dan hancurkan mereka yang seharusnya di musnahkan."

Angin bergulung tajam, gempa dahsyat kembali terjadi dalam bersamaan, Hamdan terguncang, menumpukan dirinya di atas tanah dengan bantuan pedang yang dia tancapkan. Wooseok panik, tapi matanya tetap tertuju pada sosok Jungkook. Mengambil salah satu pedang milik Hamdan yang tak sengaja terlempar tak jauh darinya lalu berlari ke arah Jungkook dari belakang dalam tunggang langgang.

CTANG!!!!

Wooseok terkejut, pedang itu tiba-tiba hancur seperti kaca yang bertabrakan dengan batu begitu keras dan hancur berkeping-keping. JungKook meliriknya, dengan mudah menggapai tubuh itu dan membawanya lebih dekat.

" Kau ingin mengambil sayap ku? "

" K-Kau....." Wooseok tercekik, dia merasa kesulitan bernapas, dengan susah payah mengeluarkan belati dari saku bajunya tapi Jungkook dengan santai pula mengambil belati itu lebih dulu dan mengarahkannya ke depan wajahnya dengan senyum meremehkan.

" Aku ingat benda ini, apakah Kakek mu dulu yang memberikannya kepada mu? Ingin mengambil jantung ku dengan ini? "

JungKook jelas sangat tahu belati di tangannya, karena ini juga merupakan pemberian darinya dulu kepada seorang pria yang tak lain adalah teman dari orangtua angkatnya itu, belati itu bukan sembarang belati, melainkan belati yang dia ciptakan sendiri dari bulu sayap utamanya yang juga merupakan benda yang bisa mengambil jantungnya sendiri.....

" Aku ingat kau, kau yang ingin mengambil milikku, kan? Kalau begitu ambillah di neraka! "

JungKook tersenyum tampan, ada gumpalan asap hitam merambat dari tangan Jungkook dan berpindah ke tubuh Wooseok, masuk ke dalam pori-pori kulit nya dan perlahan menyebar ke seluruh tubuh.

JungKook melepaskannya, membiarkan tubuh itu terjatuh ke tanah dengan tubuh yang mengejang karena perlahan pula tubuh itu menyusut hingga menjadi kulit kering membalut tulang hitam.

Hamdan meraba sekitarnya, merangkak untuk mencari jalan keluar, tapi segera tubuh JungKook menjulang di depannya. " Ingin mencari jalan ke neraka yang mana? Biar aku tunjukkan."

Wajah Hamdan pucat, sebisa mungkin tidak menunjukkan kelemahannya di depan Jungkook sepenuhnya. " Sean! Aku saudaramu! Apa kau juga akan membunuhku!? "

JungKook terkekeh pelan, " Menyebut dirimu sendiri sebagai saudara di detik-detik kematian, sungguh pertunjukan yang indah." Sarkas nya tajam, dan melanjutkan, " Kenapa kau takut aku membunuh mu? Bukankah kau juga pernah membunuhku? Apakah itu adil? "

" Ingat Taehyung!! Ingat Taehyung!!! Aku tahu dia bersamamu dan kau mencintainya! Dia putraku!! "

Mata JungKook menyipit, " Taehyung tidak ada urusannya dengan mu, mati mu adalah jalur lain dan dia juga berada di jalur yang lain."

Tangan Jungkook terulur, sekeras apapun Hamdan berusaha menjauh darinya tapi tetap saja, bagaikan magnet yang menarik lawannya, dia tetap menurut ke arahnya! Leher itu di gapai dan JungKook menatapnya dengan kaku, " Orang tua itu juga memperlakukan ku sama seperti ini saat itu, sekarang aku memperlakukan mu sama seperti ku, ku harap mereka melihatnya dan tau apa itu arti pembalasan. Susu di balas air tuba."

Cengkeraman tangan Jungkook di leher Hamdan semakin erat, dia tidak berniat mematahkannya tapi langsung memutuskannya!

Namun sebelum niatnya benar-benar terlaksana, suara tajam dari sisi lainnya muncul,

" JUNGKOOK!!!! "




YCMP
TBC

YCMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang