Ketika langit malam masih berkabung bersama angin kencang yang menyapu sekitarnya dengan cukup ganas. Sudah dua hari berlangsung hal seperti ini terjadi, sehingga aktivitas penduduk khususnya Eropa bagian selatan sedikit terkendala. Jalanan banyak yang tutup karena hujan badai yang terus melanda kota mereka, tak hanya itu, bahkan pasir pasir pun juga ikut berterbangan menyapu jalanan, membuat penglihatan pun berkurang.
Di laut Mediterania bagian Utara negara Mesir, tepatnya di kota Alexandria tampak lebih menggila dari biasanya. Banyak pohon kelapa yang tumbang, tenda tenda dari para wisatawan tumbang dan bahkan di terbangkan entah kemana arah hingga hancur. Berita terus mengalir, badai belum terlihat akan berhenti dan penduduk pun juga ikut cemas, khususnya daerah pesisir. Memilih waspada dengan mengungsi ke daerah lebih tengah, Kairo.
Dari arah pantai, tampaknya sekali lagi terjadi, kabut hitam tebal mengumpul menjadi satu, tapi tak ada satupun orang yang bisa melihatnya karena tempatnya yang sudah begitu sepi tanpa satupun penduduk yang berani keluar rumah atau bahkan telah meninggalkan rumah.
Kabut itu terus meluap ke udara dari dalam air laut yang menggelegak, sedikit demi sedikit sesuatu tampak muncul ke permukaan, mulai dari kepala, badan dan berakhir kaki jenjang. Utuh. Itu adalah sosok manusia yang utuh, tapi bagaimana mungkin itu terjadi?
Sosok itu terus melangkah, bahkan kabut hitam pun terus mengikutinya sampai dia benar-benar berada di daratan. Meskipun ombak air laut sudah mulai sedikit mereda, tapi tidak dengan angin yang terus berpacu cepat. Itu benar-benar mengerikan, pohon pohon kelapa bergoyang seperti akan patah pinggang tapi angin tanpa ampun terus membuatnya bergoyang.
Sosok itu berhenti, menatap langit malam dengan nafas dingin. Kembali menundukkan kepalanya lalu menghilang dari balik kegelapan malam.
.......
Pagi pun tiba, angin masih berlanjut dan air laut secara tiba-tiba meluap, membuat semakin banyak penduduk pergi mengungsikan diri ke Kairo. Mereka semua tak hanya menaiki kuda, ada yang menaiki unta dan keledai bahkan bagi mereka yang sangat miskin terpaksa berjalan kaki sejauh ratusan kilometer. Mereka semua hanya berhenti ketika lelah dan waktu beribadah tiba.
Ketika itu, meskipun badai di Padang pasir masih berlanjut, karena matahari sudah tepat di atas kepala, sebagian rombongan berhenti di satu sisi jalan, mendirikan tenda darurat, membuat tempat untuk beribadah.
Salah satu di antara mereka, berpakaian lusuh berdiri di antara orang orang yang duduk untuk beristirahat sejenak. Melihatnya tampak masih saja berdiri dan tidak berniat untuk duduk, salah satu dari penduduk itu mencoba bertanya .
" Wahai engkau, apakah engkau tidak ingin duduk? Duduklah! Kami tidak melarang mu!? "
Sosok itu memperhatikannya sejenak sebelum ikut duduk di dekatnya dan pria tua itupun dengan senang hati membagi kue nya kepada sosok asing tersebut. " Makanlah! Perjalanan kita masih jauh, butuh banyak tenaga untuk bekerja keras."
Makan dengan perlahan penuh etika, so sosok asing perlahan menatap pria tua di sampingnya yang tampak sangat sederhana. Bahkan bila keluarga nya tampak begitu kekurangan dari segi finansial, tapi mereka masih mau untuk berbagi dengan orang lain.
Waktu istirahat habis, mereka sudah bersiap untuk kembali berangkat setelah menggulung tenda darurat tadi. Karena berjalan kaki, si sosok asing berjalan di paling belakang bersama si pria tua itu.
" Berapa lama bagi kalian untuk mencapai Kairo dengan berjalan kaki seperti ini? "
Si pria tua tidak mempermasalahkan dengan nada suara si sosok asing yang terdengar sangat kaku ini, dia dengan tenang berfikir lalu menjawabnya dengan ramah pula. " Sekitar 10 hari? Itupun jika tidak terjadi sesuatu nantinya."
Si sosok asing meraih tangan di pria tua, membuat mereka berdua agak tertinggal beberapa langkah dari yang lain. Si pria tua menatapnya, tapi si sosok asing tidak menatapnya, melainkan sedikit menyembunyikan emosi di matanya. " Ada apa? "
Si sosok asing membuka telapak tangan pria tua itu, lalu berkata sambil sedikit menekan di bagian sudut tertentu dari telapak tangan tua itu. " Jangan mengambil jalan ini, pergilah ke arah tenggara dan kalian akan menemukan sungai Nil, ikuti itu. Di perjalanan nanti, akan ada seorang pemuda dermawan yang akan meminang salah satu dari putrimu. Terima dia dengan syarat, mintalah dia sebutir kurma hijau berumur 20 hari lalu makan olehmu, maka hidup mu akan makmur. "
" Apa??? "
Si sosok asing tidak berbicara lagi, melainkan berbalik pergi ke arah yang berbeda yakni menuju ke badai pasir. Si pria tua menghimbau nya dengan keras tapi tidak di gubris sampai sosok itu benar-benar hilang.
" Ayah! Ayah, apa yang terjadi?? "
Tiga orang putri bersama istri dari si pria tua itu menghampiri nya dan menanyakan apa yang terjadi. Tapi pria tua itu malah menunjuk angin.
" Pemuda asing tadi berkata-" Pemuda asing siapa Ayah? Ayah bahkan dari tadi siang hanya sendiri? Tidak ada orang lain bersama kita? "
Si pria tua lantas sedikit menggigil atas ucapan putri sulungnya, tapi teriakan putri bungsunya membuat nya kembali terjaga. " Ayah! Apa yang engkau genggam?? "
Mereka melihat, itu adalah kantung jerami yang terbuat begitu rapi, agak menonjol, sang ayah membukanya dengan tenang, maka tercengang lah mereka semua.
Itu adalah emas!
Ada sekitar 7 koin emas murni!
Sang Ayah sontak terduduk di pasir, dan tanpa ragu bersujud.
" Terimakasih Tuhanku!! Terimakasih atas malaikat yang engkau kirimkan kepada kami!! "
Mengingat apa yang di katakan terakhir kali oleh sosok asing itu, si pria tua tanpa ragu mulai memutar arah rute perjalanan merek yang otomatis akan berpisah langsung dengan rombongan lainnya yang hanya menatap mereka dengan bodoh.
YCMP
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
YCMP
Mystery / ThrillerTitle : YCMP Genre : Action Write : DIOTAKASHI / @Diazoktafiqi Status : Completed Related : Harsh language * : Violence * : [ >18th ] * : Adventure - Fantasy *...