08 - Pengakuan dan Keputusan Jisoo

624 90 8
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Jisoo pun masuk kedalam apartment Jero karena mengetahui kode pintunya, ia kemudian masuk ke kamar Jero—aroma miras begitu menusuk hidungnya, membuatnya menutup indranya. Jisoo kemudian melepaskan baju yg Jero pakai dan membereskan kamar itu dari botol-botol miras yg sudah kosong.

Pukul 2 siang Jero baru bangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat pusing. Ia melangkah menuju kamar mandi, 30 menit kemudian ia keluar dengan keadaan lebih segar walau dengan mata yg masih merah. Ia mencium aroma harum dari arah dapur dan ia dapat mengenali siapa yg sedang berkutat di dapur membuatkan sup untuknya.

"Sedang apa di sini?" Tanya Jero dingin.

"Sudah bangun pemabuk? Kukira kau tidak akan bangun" sindir Jisoo.

"Aku harap juga begitu" ujar Jero hendak mengambil brandy dari lemari dapurnya namun lemari tersebut sudah kosong.

"Aku sudah membuang semua sampah itu, minuman itu tidak baik untuk kamu" jelas Jisoo sambil menuangkan sup ke mangkuk dan menghidangkannya di meja.

"Ayo makan perut kamu pasti tersiksa dengan minuman-minuman tadi malam" ujar Jisoo.

"Kenapa kau buang barang-barangku?" Tanya Jero.

"Kenapa? Tidak suka? Aku melakukannya karena aku tidak ingin kamu terlalu banyak minum minuman seperti itu" omel Jisoo.

"Apa hakmu melarangku? Memang kau siapa ku?" Ujar Jero sarkastik membuat Jisoo terdiam.

"Kau tidak punya hak apapun untuk melarangku Jisok, kita bukan siapa-siapa dan selamanya akan tetap seperti itu" ujar Jero sinis.

"Aku tidak menyangka kamu se egois ini" ujar Jisoo.

"Kau yg egois, kau memperlakukan aku seakan-akan aku hanya cadangan disaat kekasihmu tidak ada, kau hanya menjadikanku pelarianmu!" Hardik Jero penuh emosi.

"Awalnya aku berusaha menghilangkan perasaanku padamu tapi perlakuanmu padaku membuatku semakin tergila-gila padamu" ujar Jero melemah.

"Jika kau tidak bisa memilihku setidaknya jangan beri aku harapan Jisoo, aku bukan pengecut yg merebut kekasih orang lain" ujar Jeromengusap wajahnya kasar.

"Tolong keluar dari apartmentku, kehadiranmu membuatku tidak nyaman" ujar Jero lalu kembali masuk ke kamarnya, Jisoo hanya diam dan menatap kosong ke depan senyum miris terlukis di bibirnya.

"Pada akhirnya keegoisanku yg menghancurkanku" batin Jisoo, ia pun keluar dari apartment Jero dan kembali ke apartmentnya.

Jisoo menangis dalam diam di kamarnya, perkataan Jero begitu menyakitinya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Jero juga tersakiti olehnya.

"Maafkan aku ya Tuhan, maafkan aku karena sudah mencintai 2 laki-laki sekaligus, aku mencintai Jero tapi aku tidak bisa melepaskan Sehun hikss" ujar Jisoo disela tangisnya.

Beberapa hari setelahnya hubungan Jero dan Jisoo semakin merenggang bahkan Jero sama sekali tidak pernah menyapa atau tersenyum pada Jisoo, sikap Jero semakin dingin setiap harinya.

"Jero? Sampai kapan kau seperti ini? Aku merindukanmu yg cerewet dan ceria" ujar Lim sambil menyesap kopinya namun Jero tetap diam.

"Hai Jero, Lim. Apa nanti malam kalian sibuk?" Tanya Nancy yg tiba-tiba duduk di samping Jero.

"Tidak kenapa?" Tanya Lim.

"Nanti malam aku mau traktir kalian makan ya itung-itung untuk merayakan keberhasilan penelitianku yg diterima oleh kementerian pendidikan" ujar Nancy.

Beautiful Mess || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang