30 - Epilog

1.2K 81 3
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕


Beberapa tahun kemudian.

"aih aihh, mommy menyuruh kalian mandi tapi kenapa kalian malah bermain game!" Omel Jisoo saat melihat kedua lelakinya sedang asyik bermain playstation.

"sebentar mommy, Jeno ingin mengalahkan daddy dulu" ujar Jeno yg serius dengan stik PSnya, saking kesalnya Jisoo langsung mencabut saluran listrik yg tersambung ke tv dan playstation.

"mandi sekarang atau tidak ada sarapan untuk kalian, dan Jeno sayang ini hari pertama kamu sekolah jangan sampai mommy marah" ancam Jisoo.

"ahh mommy" rengek Jeno.

"ayo kabur jagoan, sebelum mommy mu semakin marah" ujar Jero yg langsung menggendong Jeno menuju kamar mandi sambil tertawa melihat wajah Jisoo yg merah padam.

"like father like son" gumam Jisoo yg tersenyum geli melihat kelakuan suami dan putranya.

"selamat pagi tante Jisoo??" Panggil seorang gadis kecil dari balik pintu.

"eh selamat pagi Karina sayang, mana papa dan mama?" Tanya Jisoo mengajak Karina masuk.

"sebentar lagi mama dan papa ke sini tante" ujar Karina.

"selamat pagi Jisoo" sapa Lim dan Irene yg masuk dari arah pintu.

"selamat pagi Lim, menjemput Jero ya? Jero baru mandi dengan Jeno" ujar Jisoo menyiapkan sarapan untuk 6 orang.

"tante, apa Jeno ikut sekolah hari ini??" Tanya Karina.

"tentu saja ikut, Karina dan Jeno kan akan sekolah bersama" ujar Jisoo meletakan sepiring nasi goreng di depan mereka.

20 menit kemudian Jeno datang bersama Jero yg sudah sama-sama rapi mengenakan seragam sekolah dan pakaian formal.

"eummm wanginya anak mommy" ujar Jisoo mencium pipi Jeno.

"aku tidak dipuji??" Tanya Jero sebal.

"uhh gantengnya suamikuu" ujar Jisoo yg juga mencium pipi Jero membuat pipi Jero memerah.

Keluarga kecil Jisoo dan Irene pun sarapan bersama sebelum memulai aktivitas masing-masing, Jisoo sesekali menyuapi Jeno yg sibuk dengan PSPnya.

"Jeno, jangan mainkan PSP mu saat makan, ayo simpan" ujar Jero sambil mengunyah makanannya.

"iya Jeno, tidak baik bermain game saat makan" ujar Karina.

"tuh jadi dimarahi daddy dan Karina kan" ujar Jisoo membuat Jeno tersenyum malu.

"habiskan sarapanmu ya mommy mau mengambil jas daddy dulu" Jeno pun meneruskan sarapannya tanpa Jisoo.

Jisoo berjalan menuju kamar untuk mengambil jas kerja Jero, sesampainya di kamar tiba-tiba Jisoo terpaku sejenak, ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan yg menjadi saksi bisu hari-harinya bersama Jero selama kurang lebih 6 tahun menjalani bahtera rumah tangga.

Foto-foto pernikahan dan bulan madu terpajang rapi di sepanjang dinding kamar termasuk foto Jeno pada saat lahir sampai sekarang, mata Jisoo tiba-tiba berair saat melihat kenangan-kenangan bersama Jero dan Jeno yg begitu membuatnya bahagia.

Tanpa sadar kakinya melangkah menuju lemari kecil diujung kamar tempat pakaian Jeno saat bayi disimpan. Jisoo mengambil salah satu pakaian Jeno dan dihirupnya aroma bayi yg melekat di pakaian putranya.

"honey? Kenapa lama sekali?" Tanya jero. Jisoo buru-buru menghapus jejak air matanya dan bergegas mengambil jas Jero.

"ini sayang maaf tadi aku melamun" ujar Jisoo lalu memasangkan jas pada Jero.

"kamu habis menangis ya?" Tanya Jero membelai pipi Jisoo dan Jisoo hanya tersenyum kecil.

"ada apa? Apa ada sesuatu yg mengganggumu?" Tanya Jero.

"tidak sayang, aku hanya sedikit sedih sekaligus terharu melihat Jeno tumbuh, rasanya baru kemarin dia lahir dan aku masih bisa memeluknya dalam gendonganku, sekarang Jeno sudah besar hari ini hari pertama dia akan sekolah, bayi kecilku sudah dewasa" ujar Jisoo menangis kecil. Jero pun merengkuh Jisoo ke dalam dekapannya yg hangat dan Jisoo pun balas memeluk Jero.

"jangan menangis, Jeno akan sedih jika melihat mommynya menangis" ujar Jero.

"mommy? Ayo berangkat sudah siang" Panggil Jeno dari pintu.

"eh iya sayang maaf ya mommy lama, ayo pakai dulu sepatumu" ujar Jisoo melepaskan pelukannya pada Jero lalu mengajak Jeno turun.

"ayo pakai dulu sepatunya ganteng" ujar Jisoo mendudukan Jeno di kursi kecil dan mulai memasukan kaki Jeno ke dalam sepatunya.

"Jeno sayang mommy" ujar Jeno membuat Jisoo menghentikan aktifitasnya, Jisoo melirik kearah Jeno yg memandangnya sambil tersenyum.

"Jeno memang akan tumbuh besar, tapi selamanya Jeno akan tetap menjadi bayi kecil mommy dan daddy, jangan menangis mommy, Jeno sayang mommy" ujar jeno lalu memeluk Jisoo erat.

Jero yg melihat adegan mengharukan antara ibu dan anak itu hanya bisa tersenyum sambil menghapus air mata yg hampir menetes di ujung matanya.

"mommy juga menyayangi Jeno, sangat sayang pada Jeno" ujar jisoo menciumi Jeno dengan sayang.

"jeno harus sekolah mommy, kalau mommy menangis terus Jeno tidak bisa belajar nanti" ujar jeno polos.

"hihihi baiklah mommy tidak akan menangis lagi, tapi Jeno harus janji Jeno harus belajar yg rajin ya" ujar Jisoo.

"siap mommy" ujar Jeno bersemangat.

setelah pagi yg mengharukan itu para orangtua pun mengantarkan anak-anak mereka sebuah taman kanak-kanak.

"nanti siang Yoyo akan menjemput kamu, Karina dan Jeno sayang" ujar Jero saat mereka sudah sampai di sekolah Jeno dan Karina.

"iya sayang, saat jam makan siang nanti aku dan Jeno akan ke kantor mengantarkan makan siang ya" ujar Jisoo.

"selamat pagi Karina, selamat pagi Jeno" sapa seorang guru muda yg sangat cantik.

"hei jaga matamu!" Ujar Jisoo.

Jero dan Lim pun langsung memalingkan wajahnya kearah lain karena sama-sama ditatap tajam oleh istri mereka.

"selamat pagi tuan dan nyonya" sapa guru tersebut.

"selamat pagi" balas Jisoo dan Irene singkat, dan para suami hanya bisa diam sambil menunduk.

"ayo masuk anak-anak, kelas akan segera dimulai" ujar guru tersebut.

"ayo bu guru cantik" ujar Jeno yg langsung menggandeng lengan gurunya.

"astaga, kelakuanmu menurun padanya" ujar Jisoo sambil melirik kearah Jero.

"like father like son honey, selera anak dan ayah memang sama" ujar Jero sambil tersenyum. Jero merangkul pundak Jisoo sambil menatap Jeno yg masuk ke dalam kelasnya.

"dulu aku pernah terjebak cinta segitiga antara kamu dan Sehun, dan Sekarang aku kembali terjebak dalam cinta yg sama, tapi bedanya sekarang aku terjebak antara kamu dan Jeno" ujar Jisoo membuat Jero terkekeh

"aku dan Jeno adalah pelabuhan cintamu yg terakhir, kamu tidak akan terjebak dengan cinta-cinta yg lain" ujar Jero.

"kamu salah, karena akan ada cinta baru yg hadir dikeluarga kita" ujar Jisoo menuntun tangan Jero menuju perutnya.

"apa yg aku pikirkan sama dengan apa yg kamu pikirkan?" Tanya Jero tidak percaya.

"kalau kamu berpikir aku hamil lagi jawabannya iya" ujar Jisoo sambil terseyum.

"benarkah sayang??!! Ya Tuhan terima kasih honey, terima kasih" ujar Jero memeluk Jisoo.

Jisoo pun membalas pelukan Jero erat, sekali lagi Tuhan memberikah anugerah terindah bagi mereka, kebahagian mereka semakin lengkap dengan hadirnya si kecil yg masih tumbuh di rahim Jisoo.

Rasa syukur tidak henti-hentinya diucapkan oleh mereka di dalam hati, meski tidak diucapkan tapi mereka mampu menyalurkan rasa bahagia satu sama lain lewat pelukan yg hangat.

.
.
.
.

SELESAI
Sabtu, 01 Oktober 2022


Beautiful Mess || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang