17 - Bad Feelings

478 74 5
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕


Sesampainya di rumah Jero langsung disambut oleh ayah dan bundanya.

"sayang mama rindu sekali, bunda kira kamu lupa untuk pulang" ujar bunda memeluk Jero erat.

"tentu saja Jero ingat pulang" ujar Jero sambil tertawa.

"Jero? Bagaimana pekerjaanmu di sana? Bagaimana apa ada kemajuan?" tanya ayah.

"dana investasi kita semakin berkembang, hasilnya bahkan lebih besar dari yg kita harapkan" ujar Jero membuat ayahnya tersenyum puas.

"baguslah, ayo kita makan dulu. Bunda sudah memasak makanan kesukaanmu" ajak ayah lalu merangkul putra bungsunya itu menuju meja makan.

Setelah selesai makan Jero pamit untuk beristirahat di kamarnya, ia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dengan kasar. Wajahnya terlihat begitu kusut karena memikirkan masalahnya dengan Nancy.

"bahkan dia tidak memberikanku jawaban apapun" batin Jero mengusap wajahnya kasar, saat tengah memikirkan Nancy tiba-tiba ia teringat akan Jisoo.

"astaga aku lupa mengabarinya" ujar Jero lalu merogoh tasnya lalu mengambil ponselnya untuk menelfon Jisoo.

"halo, Jero" sapa Jisoo disebrang telfon.

"halo Jero, aku sudah sampai di Korea dengan selamat" ujar Jero tersenyum, hanya dengan mendengar suara Jisoo hati Jero merasa tenang seketika.

"syukurlah, kamu istirahatlah" ujar Jisoo lembut.

"aku sedang istirahat Jisoo, apa kamu sedang sibuk?" tanya Jero.

"tidak, aku hanya sedang menyelesaikan laporan penjualan bulan ini, kamu sudah makan?"tanya Jisoo perhatian.

"sudah, hmm baiklah kurasa kamu harus kembali bekerja tante cantik" ujar Jero membuat Jisoo terkekeh

"hihihi baiklah, aku kembali bekerja ya. Oh iya jangan lupa kompres lukamu dan ingan jangan membuat masalah di sana" ujar Jisoo.

"siap bosku, ya sudah aku tutup ya"

"baiklah, sampai jumpa nanti Jero" ujar Jisoo lalu menutup telfonnya.

Saat sudah selesai menelfon Jisoo, Jero memejamkan matanya untuk tidur. Namun dering ponsel kembali terdengar, ia meraih ponselnya dan terdapat pesan masuk dari Nancy.

"nanti malam aku ingin mengundangmu makan malam bersama papa dan mama ku, aku ingin hubungan kita berakhir baik-baik di depan orang tuaku, aku harap kamu datang" isi pesan dari Nancy, Jero tersenyum membacanya.

"syukurlah dia menerima keputusanku" batin Jero lalu tertidur.

.
.
.
.

Malam hari, Jero tampak merapihkan kemejanya di depan cermin besar di kamarnya, ponselnya kembali bergetar saat ada panggilan masuk.

"halo tante cantik," sapa Jero lewat telfon saat melihat siapa yg menelfonnya.

"Jero? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Jisoo to the point.

"aku? Aku baik-baik saja, memang kenapa?" tanya Jero menyisir rambutnya.

"syukurlah, entah kenapa hatiku tidak tenang. Seperti akan terjadi sesuatu yg buruk padamu" ujar Jisoo dengan gelisah.

"hei tenanglah, aku baik-baik saja sayang" ujar Jero spontan.

"apa? Sayang? Hei ingat status kita masih berteman ya" ujar Jisoo membuat Jero terkekeh.

"hahaha, iya maaf Jisoo. Aku spontan tadi, oh iya aku mau ke rumah Nancy untuk makan malam bersama orang tuanya, ia ingin aku memutuskan hubungan kami secara baik-baik di depan orang tuanya" ujar Jero.

Beautiful Mess || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang