14 - Calon Istri-Istri Idaman

563 74 11
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Selama seharian penuh Jero tidak mendapat kabar apapun dari Jisoo membuatnya khawatir, berkali-kali ia menelfon Jisoo namun tidak ada jawaban sama sekali.

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam Jisoo baru sampai di apartment dengan menaiki taksi, dengan langkah gontai ia berjalan menuju lantai 4 tempat kamarnya berada. Mata Jisoo menangkap sosok yg sedang berdiri di depannya dengan tatapan marah bercampur khawatir.

"Kemana saja? Tidak tau kah aku betapa khawatirnya aku?" Tanya Jero yg berada di depan Jisoo.

Jisoo berjalan cepat dan langsung memeluk Jero erat lalu menangis.

"Hei? Ada apa? Apa Sehun menyakitimu?" Tanya Jero, Jisoo hanya diam.

Akhirnya Jero membawa Jisoo ke dalam kamar apartmentnya membuat Lim dan Yoyo yg sedang menonton tv menjadi bertanya-tanya.

"Ceritakan padaku apa yg terjadi?" Tanya Jero lembut.

"Sehun, hiks-ia mengancam akan menyakitimu jika kita meneruskan hubungan ini" ujar Jisoo menangis.

Jero tersentak mendengat penuturan Jisoo, tangannya mengepal keras menahan amarah.

"Sudah jangan menangis, aku akan baik-baik saja percayalah" ujar Jero menarik Jero ke dalam dekapannya.

Jisoo memeluk erat tubuh Jero membuatnya meringis sakit.

"Jangan terlalu erat Jisoo, sakit badanku" ujar Jero, Jisoo pun melepaskan pelukannya.

"Apa yg terjadi? Semalam kamu masih baik-baik saja?" Tanya Jisoo menyeka airmata di pipinya lalu membelai pipi Jero.

"Dia ditabrak mobil tadi pagi, dan yg menabraknya adalah kekasih kolega bisnis kami" ujar Lim yg muncul dari pintu membuat Jero melirik tajam kearahnya.

"Ditabrak? Kamu sedang menyebrang?" Tanya Jisoo.

"Tidak, dia sedang mengendarai motor" timpal Yoyo membuat Jero mendengus sebal, Jisoo melirik Jero tajam.

"Jadi kamu masih mengendarai motor sampai sekarang? Tidak ada kapok-kapoknya ya" ujar Jisoo menjewer telinga Jero sampai merah.

"Aduhhh sakit Jisoo!" Protes Jero dengan wajah lucu membuat Jisoo tertawa, suasana mencair seketika.

"Nah begitu dong, kalau kamu tertawa seperti itu bebanku hilang" ujar Jero mencubit pipi Jisoo.

"Apa lukamu parah?" Tanya Jisoo melihat memar di tangan Jero.

"Tidak, hanya bahuku terasa nyeri, untung aku jatuh di kap mobil, kalau aku jatuh ke aspal mungkin luka ku bisa lebih parah" ujar Jero mengelus rambut Jisoo.

"Kamu sudah makan?" Tanya Jisoo mengelus memar di lengan Jero.

"Belum princess" ujar Jero membuat Jisoo cemberut.

"Kau tidak mau bertanya pada kami Jisoo?" Tanya Lim melirik Yoyo sambil mengelus perutnya.

"Hihihi, kalian belum makan ya? Yasudah aku masakan sesuatu untuk kalian" ujar Jissoo pergi menuju dapur, Lim dan Yoyo pun menghampiri Jero di pinggir tempat tidur.

"Jero? Apa menurutmu ancaman Sehun itu serius?" Tanya Lim.

"Kurasa tidak, dia hanya menggertak Jisoo, aku sama sekali tidak takut" ujar Jero melirik Lim.

"Lalu bagaimana dengan Nancy? Kau tidak mungkin kan mencampakannya begitu saja?" Tanya Yoyo.

"Aku akan bicara padanya saat pulang ke Korea nanti" ujar Jero lalu menyusul Jisoo ke dapur.

Beautiful Mess || Jensoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang