08.

3.1K 300 14
                                    

       Berulang kali Nanon merubah posisi tidur, Matanya masih tidak dapat terpejam juga. Ia terus terbayang saat Ohm mencium pipinya tadi siang.

       "Ohm bangsat, Yang dicium pipi gue yang dipacarin malah Prigkhing." Gumam Nanon sembari mengelus elus pipinya sendiri. Ia tak bisa berhenti tersenyum. Hembusan napas Ohm tadi siang bahkan masih memberikan efek kupu kupu di perutnya.

       "Tapi kalo sama temennya sendiri aja Ohm berani cium cium apalagi sama pacarnya ya..." Nanon mulai overthinking.

       Memikirkan hal itu membuat suasana hati Nanon memburuk. Ia memilih untuk beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar sang ayah. Di kamar rupanya Tay masih berkutat dengan komputernya.

       "Ayah jam segini kok masih kerja aja?" Tanya Nanon. Tay menoleh, Dari matanya ia terlihat sangat lelah.

       "Dikit lagi, Nanon kenapa belum tidur? Ini udah malem loh."
       "Aku mau tidur disini, Sama ayah."

       Nanon berbaring di kasur ayahnya, Sementara itu Tay masih fokus pada layar komputer yang terletak tak jauh dari ranjangnya.

       "Ayah, Kalo sekali berobat tuh biayanya berapa sih? Mahal banget ya?"

       Mata Nanon berfokus pada sosok ayahnya yang tampak begitu serius hingga dahinya berkerut.

       "Ngga kok, Ngga mahal." Tay menjawab tanpa mengalihkan pandangan.

       "Kalo ngga mahal harusnya ayah ngga perlu kerja sekeras ini. Dulu sebelum aku sakit ayah bisa nyantai sepulang kerja, Sekarang mana pernah. Ayah udah cape kerja, Kadang harus ngurusin aku juga kalo aku lagi ngedrop."

       Tay terdiam, Ia tahu Nanon pasti mengkhawatirkannya. Untuk sedikit menghibur Nanon, Tay mematikan komputernya dan bergabung dengan anak kesayangannya itu.

       "Tumben kamu mau tidur disini? Biasanya harus ayah yang nemenin kamu tidur disana."

       "Aku ngga bisa tidur. Ayah, Aku mau cerita tapi ayah jangan ketawa." Ujar Nanon.

       Tay mengangguk, Ia lalu menyambut uluran kelingking Nanon yang menandakan mereka telah mengikat janji.

       "Tadi... Ohm cium pipi aku. Tadinya sekali doang tapi diulang lagi berkali kali hehehe."

       Mata Tay melebar, Ia sedikit terkejut mendengar pengakuan Nanon.
       "Cium pipi doang kan? Atau..."
       "Cium pipi doang yah. Mana berani aku gituan."

       Nanon meminta Tay untuk mengelus kepalanya, Rutinitas baru setelah mereka menggunduli kepala. Sentuhan tangan Tay semakin terasa setelah tak ada rambut yang menghalangi, Terasa lembut dan penuh kasih sayang.

***

       "Babe, Lusa nonton yuk. Ada film komedi yang baru tayang. Diliat dari trailernya sih bagus."
       "Babe sorry tapi aku ngga suka film komedi. Kita nonton film romance aja gimana? Atau horor kaya kemaren? Asli seru banget film yang waktu itu. Hantunya kaya real banget terus alurnya juga bagus."

       Ohm tersenyum tipis, Selera filmnya dengan selera Prigkhing tidak sama. Kalau boleh jujur hari itu Ohm tak menikmati film sama sekali. Ia bergidik ngeri melihat darah berceceran dimana mana sepanjang film berjalan.

       "Jadi gimana babe? Mau nonton film?" Tanya Prigkhing untuk memastikan.

       "Boleh, Nonton film romance aja ya."
       "Oke nanti aku pilihin deh film romance yang bagus."

       'Kalo sama Nanon pasti dia iyain aja ajakan gue nonton film komedi, Udah gitu dia pasti izinin gue yang pilih filmnya.'

       Ohm tersentak begitu sadar ia justru memikirkan Nanon disaat sedang bersama Prigkhing.

       "Babe kamu ngga papa?" Rupanya Prigkhing sadar dengan sikap aneh Ohm.

       "Ngga papa kok, Kepikiran tugas aja hehehe." Ucap Ohm, Ia berbohong sebab mustahil untuk berterus terang kalau ia baru saja memikirkan Nanon.

***

       Pagi ini seperti biasa Tay masuk ke kamar Nanon sebelum pergi bekerja. Sepertinya Nanon masih tidur, Semula Tay enggan membangunkan Nanon namun ia ingat kalau Nanon sangat tidak suka ditinggal tanpa diberi kabar olehnya.

       Perlahan Tay menepuk bahu Nanon namun Nanon tak bergerak. Tay memanggil Nanon dengan suara sehalus mungkin namun Nanon tetap tak membuka matanya. Tay sadar kalau Nanon bukan tidur, Anak itu tak sadarkan diri.

       Kepanikan mulai menyerang Tay, Ia mengguncang bahu Nanon sedikit lebih kencang namun sia sia, Mata Nanon tak kunjung terbuka.

       Tak ia pedulikan bajunya yang sudah rapi, Tay menggendong Nanon dan memasukannya kedalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Hal seperti ini selalu sukses membuat Tay ketakutan setengah mati. Kemungkinan kemungkinan terburuk mulai muncul di benaknya.

       "Nanon yang kuat ya, Bentar lagi kita nyampe." Ucap Tay, Tangannya tremor.

       Tay menghela napas lega saat melihat gedung rumah sakit yang semakin dekat. Ia mempercepat laju mobilnya agar Nanon bisa mendapat penanganan sesegera mungkin.

       "Nanon kenapa, Tay?" Tanya Off, Dokter yang menangani Nanon. Ia juga teman sekolah Tay.

       "Tadi pagi dia udah ngga sadar, Aku ngga tau Nanon pingsan dari kapan. Off, Anak aku ngga bakal kenapa napa kan?"

       Off meminta Tay untuk tenang, Ia lalu masuk ke ruangan untuk menangani Nanon. Mulut Tay tak henti hentinya merapal doa, Berharap putranya dijauhkan dari hal hal buruk.



Double up ga nih?

AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang