"Tay, Sel kanker dalam tubuh Nanon tumbuh lebih cepat dari sebelumnya. Aku udah atur jadwal buat kemoterapi Nanon selanjutnya, Kalau ngga ada kendala akan kita laksanakan bulan depan."
Tay menghela napas mendengar penuturan Off. Entah harus kapan Nanon harus merasakan rasa sakit ini. Ia ingat terakhir kali Nanon down usai melakukan proses kemoterapi.
"Tay? Kamu ngga papa? Ada yang bisa aku bantu ngga?"
"Aku ngga papa kok Off. Kalo gitu aku permisi ya, Nanon pasti udah nungguin."Off hanya mengangguk, Mata sipitnya memperhatikan punggung Tay. Temannya itu sudah melewati banyak hal sulit. Mulai dari kegagalan cinta, Jatuh bangun bisnisnya hingga kini ia tengah diuji melalui kesehatan putranya.
"Kamu orang baik Tay, Semoga kebaikan kamu selama ini membuahkan hasil." Gumam Off.
***
Kaki kaki kecil Love berlari memasuki kelas. Ia terengah engah mengatur napas begitu tiba di bangkunya sendiri.
"Ohm... Anu, Nanon masuk rumah... Masuk rumah sakit lagi."
"Iya tau, Tadi gue dikasih tau sama Om Tay. Rencananya malah gue mau ngajak lo ke rumah sakit ntar sepulang sekolah.""Brengsek, Tau gitu gue ngga lari larian buat ngabarin lo."
"Ya lagian suruh sapa lari larian? Ngga perlu lari juga bakal tersampaikan beritanya.""Sebenernya bukan cuma itu yang mau gue omongin. Davika mau ngadain fanmeet di beberapa kota dan kota kita termasuk! Gue dapet kabar ini dari kakak gue langsung, Gue bahkan minta dia war tiket buat kita bertiga."
Mata Ohm terbelalak. Ia tidak percaya Nanon semakin dekat dengan mimpinya untuk bertemu sang idola.
"Lo yang bener Love? Nanon kalo denger kabar ini pasti langsung sembuh sih."
"Ya ngga langsung sembuh juga bloon, Minimal ngasih semangat buat sembuh biar bisa ketemu Davika. Aaaa gue ngga bisa bayangin gimana senengnya Nanon nanti di fanmeet Davika."Love tak pernah melihat Ohm tersenyum sebebas ini. Laki laki itu benar benar merasa bahagia, Meski bertemu Davika bukanlah mimpinya.
***
"Babe, Aku sama Love mau ke rumah sakit. Nanon masuk rumah sakit lagi, Ngga papa kan kamu pulang sendiri?"
"Ngga papa, Hati hati di jalan ya. Sampein salam aku buat Nanon, Semoga cepet sembuh."
Ohm mengusap kepala Prigkhing dan pergi meninggalkan gadis itu. Dari arah berlawanan kedua teman Prigkhing berpapasan dan melihat Ohm bersama Love.
"Itu cowok lo mau kemana Prig?" Tanya Ploy, Teman dekat Prigkhing.
"Mau jenguk Nanon.""Wtf, Dan lo izinin? Bukannya lo paling ngga suka kalo Ohm main sama Nanon ya?" Kini giliran View yang berbicara.
"Kalo boleh jujur gue juga muak banget denger Ohm sebut nama Nanon tiap kita lagi bareng. Tapi gue mau main halus, Gue jauhin mereka pelan pelan. Ngga bakal gue biarin citra cewek lugu gue musnah di mata Ohm."
Ploy hanya dapat menggelengkan kepala. Entah apa yang dipikirkan oleh Prigkhing, Ploy merasa justru Prigkhing lah yang terlalu berambisi untuk meng-cut off teman teman Ohm.
***
Tay menggenggam erat jemari kurus Nanon. Mereka baru saja membicarakan soal kemoterapi yang rencananya akan dilaksanakan bulan depan.
"Udah dong ayaaaah, Aku yang mau di kemo kok ayah yang gugup gini, Lagian kemo nya masih lama, Ayah tenang aja." Ucap Nanon menenangkan sang ayah.
"Nanon baik baik aja kan abis kemo nanti? Bisa janji sama ayah?"
Bibir Nanon mengulum senyum. Ia ingat saat efek samping kemoterapi mulai mengacaukan fisik dan mentalnya. Sejujurnya Nanon sedikit takut, Namun ia harus terlihat kuat untuk meyakinkan ayahnya kalau semua akan baik baik saja.
"Ayah, Ayah dengerin aku ya. Ini bukan kali pertama aku di kemo, Aku udah ngelewatin fase terberat dalam berjuang melawan kanker dan sekarang aku masih disini. Aku adalah sebongkah karang yang udah pernah melewati terjangan ombak dan sekarang sedang bersiap untuk menghadapi ombak ombak berikutnya. Ayah ngga perlu takut, Aku masih kuat kok."
Ayah dan anak ini saling tatap untuk beberapa detik. Mereka berdua kemudian tersenyum, Saling menguatkan melalui tutur batin. Perhatian Nanon teralihkan saat Love dan Ohm datang.
"Halooo sayangku cintaku kasihku Nanon. Gimana? Udah mendingan?" Tanya Love, Nanon mengangguk kecil.
Tatapan Nanon beralih pada Ohm yang berdiri di belakang Love. Kedua mata mereka beradu pandang. Ohm membuka mulut, Berniat untuk berbicara dengan Nanon namun Love mendahuluinya.
"Non, Gue bawa kabar gembira buat lo. Ini bener bener kabar gembira sumpah ngga boong, Coba tebak."
"Uhm apa ya... Lo menang lotre? Lo ngga jomblo lagi? Atau lo diendors suplemen peninggi badan? Kalo ini kayanya ngga mungkin sih.""Kabar gembira buat lo, Bukan buat gue. Jadi gue baru dikasih tau sama kakak gue kalo Davika bakal ngadain fanmeet di beberapa kota. Dan lo perlu tau, Kota kita ada di dalam daftar! Gue udah minta tolong ke kakak gue buat bantu war tiket buat kita bertiga. Ntar kita ketemu Davika bareng bareeeeng, Gila banget ngga sih."
"Lo serius?! Lo yang bener Love, Jangan becanda. Event nya kapan? Kok gue belum tau. Di IG nya Davika belum ada."
"Emang belum, Kayanya mepet mepet acara baru diumumin biar pada rebutan tiket deh. Kata kakak gue fanmeetnya bulan depan."
Senyum yang semula tergambar jelas di wajah Nanon mendadak hilang.
"Bulan depan gue mau kemoterapi lagi. Gimana ya, Gue pengen banget ketemu Davika.""Nanon jangan sedih, Kan jadwalnya belum pasti. Siapa tau ngga tabrakan jadwalnya, Jadi lo masih bisa ketemu Davika."
Ohm yang dari tadi hanya diam menyimak kini mulai buka suara. Ia kurang setuju dengan usulan Love.
"Nanon itu butuh istirahat yang cukup, Apalagi dia mau kemo. Non, Lo ngga perlu ngorbanin kesehatan lo buat nemuin Davika." Ucap Ohm. Nanon hanya tersenyum sebentar dan kembali fokus bicara dengan Love.
Dari sini Ohm merasa Nanon tengah mengacuhkannya. Namun ia tak mau ambil pusing, Toh Nanon memang sangat menyukai Davika, Wajar kalau Nanon sangat antusias berbincang dengan Love tentang acara fanmeet Davika.
Sementara itu di atas sofa Tay mendengarkan obrolan mereka. Tay membayangkan jika Nanon bertemu dengan Davika. Akankah Davika mampu mengingat putranya sendiri? Namun sepertinya kemungkinan itu sangat kecil. Di bulan yang sama Nanon harus menjalani prosedur kemoterapi hingga mau tak mau ia harus melewatkan kesempatannya untuk bertemu dengan Davika.
Hi, Jangan lupa vote yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )
Fanfiction"Aku cape yah. Aku... Ngga bisa setegar batu karang di lautan."