07.

3.2K 304 18
                                    

       Ohm berdiri di depan kelas Prigkhing, Menunggu kekasihnya itu untuk pulang bersama. Saat ini Prigkhing tengah sibuk menyapu lantai sebab sekarang gilirannya untuk piket. Prigkhing terkejut saat melihat Ohm bersandar di dekat pintu masuk.

       "Kamu sejak kapan ada disini? Kok aku ngga tau?"
       "Udah dari tadi sih hehehehe. Udah selesai piketnya?"

       Prigkhing menggeleng, Ia masih harus membersihkan beberapa bagian lagi.

       "Babe, Maaf aku lupa ngasih tau, Hari ini aku mau main sama temen temen, Kamu ngga papa kan pulang sendiri?" Tutur Prigkhing.

       "Oh gitu ya, Yaudah kalo gitu aku pulang duluan ya. Enjoy your time, Kalo udah sampe rumah kabarin."
       "Kamu hati hati dijalan ya, Langsung pulang."

       Ohm memahami maksud ucapan Prigkhing. Ia tidak mau Ohm berkunjung ke rumah Nanon. Ohm hanya tersenyum dan mengangguk. Persetan dengan kecemburuan Prigkhing, Ia akan tetap datang ke rumah Nanon selagi memiliki kesempatan, Toh Prigkhing tak akan tahu.

       Senyum Ohm mengembang lebar, Ia sudah cukup lama tak bertemu dengan sahabatnya itu. Berbincang dengan Nanon dari balik layar ponsel tak seseru saat mereka berbicara secara langsung. Sebab Nanon bukan tipe orang yang suka berlama lama mengobrol melalui chat, Ia akan membalas sekedarnya.

       "Selamat siang Mbak Jen, Wah lama ngga ketemu makin cantik aja." Goda Ohm begitu melihat Mbak Jen di depan rumah.

       "Ah kamu bisa aja, Padahal saya udah cantik dari dulu loh. Ngomong ngomong Mas Ohm ini dari kemaren kemana aja? Kok baru nongol sekarang."

       "Biasa mbak, Orang sibuk. Eh Nanon nya dirumah kan mbak?"
       "Iya, Tadi sih di belakang rumah, Lagi gambar gambar."

       Seperti berada di rumah sendiri, Ohm segera pergi menuju bagian belakang rumah. Benar saja, Disana ada Nanon yang duduk membelakangi pintu, Tengah mewarnai gambar yang ia buat sendiri.

       Ohm agak terkejut melihat penampilan Nanon, Ia diam diam menghampiri sahabatnya dan mencium pipi Nanon secara tiba tiba.

       "Anjing!" Seru Nanon, Ia benar benar kaget saat ada bibir yang menempel di pipinya.

       "Sialan lo Ohm, Gue kira Mbak Jen tadi."
       "Hahahaha buset galak banget Pak Ogah."

       Nanon menatap Ohm dengan tatapan tajam. Ia lalu mengacungkan jari tengahnya dan kembali mewarnai tanpa memperdulikan Ohm yang tergelak.

       "Sumpah ya gue kangen banget sama lo Non."

       Ohm kembali menciumi pipi Nanon berulang kali, Membuat Nanon meronta ronta, Berusaha menjauhkan Ohm darinya.

       "Yaudah sih biasa aja ngga usah cium cium, Mulut lo bau."
       "Ngga, Mau nyoba? Mumpung bokap lo ngga di rumah."

       Nanon baru sadar hampir tak ada jarak antara dirinya dan Ohm. Meski jantungnya berdegup kencang tak beraturan, Nanon terus berusaha untuk terlihat biasa saja.

       Tangan Nanon mencubit perut Ohm, Membuat remaja itu merasa kesakitan dan menjauh.

       "Udah boleh kesini? Lo sama Prigkhing udah baikan?" Tanya Nanon. Ia membiarkan Ohm turut mewarnai hasil karyanya.

       "Kalo baikan sih udah, Tapi kalo kesini kayanya rada susah. Prigkhing cemburu sama lo gara gara gue sering kesini. Tapi tadi dia mau main sama temennya jadi yaudah gue kesini deh, Lama ngga kesini. Ini siapa sih yang gundulin kepala lo? Jelek banget ngga rata."

       "Ayah gue. Kemaren gue minta digundulin eh dia ikut gundulin kepalanya sendiri. Lucu banget liat ayah gundul, Mau ketawa tapi gue juga gundul."

       "Ini konsepnya cilok junior sama cilok senior kah?"
       "Lo mau gue timpuk pake kanvas?"

       Ohm berada di rumah Nanon hingga malam hari, Ia menemani Nanon makan, Menonton series, Membaca buku, Bermain video game, Dan masih banyak lagi.

       Selesai makan malam Ohm berpamitan untuk pulang. Terlihat jelas Nanon sedikit keberatan melepas Ohm pulang.

       "Lo ngga nginep aja disini Ohm? Pulangnya besok." Ucap Nanon. Ia berdiri di depan gerbang, Menatap Ohm yang sedang bersiap untuk pulang.

       "Gue belum ngerjain PR, Lagian besok gue harus jemput Prigkhing juga. Next time kalo ada waktu gue main kesini deh. Jaga kesehatan ya Non, Biar bisa ketemu Davikah."

       Nanon tersenyum tipis, Ia terus menatap punggung Ohm yang semakin menjauh. Kesedihan menyelimuti hati Nanon, Sebab ia merasa dirinya dan Ohm semakin hari semakin jauh.

       "Ohm nya udah pulang? Masuk yuk, Anginnya kenceng, Ngga baik kalo lama lama diluar." Tutur Tay, Ia merangkul putranya dan masuk ke dalam rumah.

       Sepanjang perjalanan pulang Ohm terus tersenyum. Hari ini ia benar benar menikmati kebersamaan dengan Nanon. Rasa senang seperti ini tak ia dapat dimanapun, Termasuk Prigkhing. Saat bersama Prigkhing, Ohm hanya berusaha untuk membahagiakan Prigkhing. Sementara saat dengan Nanon, Ohm dapat membahagiakan Nanon dan dirinya sendiri.

       Ohm menyadari sesuatu. Dari tadi ia membandingkan Nanon dengan Prigkhing padahal jelas jelas mereka berdua menempati posisi yang berbeda. Nanon adalah sahabat kecilnya yang sangat ia sayangi, Sementara Prigkhing adalah orang baru yang ia cintai.
      
      

Sambil nunggu update jangan lupa vote yaaa

AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang