"Halo tante Davi, Selamat pagi." Love menyapa Davika, Ia terus mengagumi kecantikan wanita itu.
"Selamat pagi Love, Ketemu lagi ya kita. Tiap tante kesini pasti ketemunya sama Ohm doang."
"Hehehe iya tante, Aku kadang kadang doang kesini, Ngga sesering Ohm. Ngomong ngomong hari ini tante sendirian kah kesini?"
"Iya, Tante kalo kesini selalu sendirian. Tante ngga mau orang orang tau dan jadi heboh."
Love mengangguk, Kepalanya memikirkan satu hal. Apakah Davika datang kesini sendirian karena ia tak mau orang lain tahu Nanon adalah putranya? Apalagi Davika mengaku dirinya belum menikah dan belum memiliki anak di depan awak media. Kalau memang benar, Love merasa kasihan pada Nanon.
"Ayo Love, Om Tay nya udah siap." Davika mengajak Love untuk masuk ke dalam mobil. Hari ini memang rencananya mereka semua akan pergi berlibur ke pantai seperti apa yang diinginkan oleh Nanon.
Sepanjang jalan mereka terus bercanda, Sesekali diselingi dengan pertengkaran kecil Ohm dan Love. Nanon tampak sangat bahagia. Kehidupannya nyaris sempurna. Ia memiliki ayah dan ibu yang sangat menyayanginya walaupun mereka tak lagi bersama. Dirinya juga memiliki seorang kekasih yang akan selalu di sisinya apapun yang terjadi. Selain itu ada Love, Gadis kecil yang siap pasang badan untuk menjaga Nanon.
"Om Tay, Maaf ya, Aku sempet ngga percaya kalo Tante Davika ternyata beneran pernah mau sama om hehehe." Celetuk Love. Tay tertawa, Ia masih mengingat obrolan dengan Love hari itu.
"Hahaha sekarang udah percaya kan? Lagian anak ini tuh aneh banget Dav, Masa dia jodohin aku sama mamanya."
"Kalo kamu mau, Nanon setuju dan mamanya Love mau sama kamu ya ngga papa dong. Justru bagus nanti Nanon punya saudara perempuan yang udah deket sama dia dari lama." Ujar Davika.
"Jangan tante, Kalo Love sodaraan sama Nanon dia pasti bakal nyuruh Nanon putus sama aku." Ohm turut bergabung dalam obrolan.
"Yaiyalah gila, Nanon mah baik, Cakep, Lucu, Gemesin, Wangi, Lembut di tangan, Tidak merusak pakaian, Busa melimpah, Tidak memberikan noda kuning pada pakaian putih, Tid-"
"Lo kata gue detergen? Enak aja. Lagian kalo niat lo gitu mending kita ngga usah sodaraan aja Love, Soalnya gue ngga mau putus sama Ohm hehehe."
Love mendecih, Memang sulit berbicara dengan insan yang sedang jatuh cinta. Dari spion Tay melihat Ohm dan Nanon terus menempel sementara Love tersisih di pojokan, Ia hanya tersenyum.
"Loh? Jalan ke pantai udah kelewat tadi om." Seru Love. Ia menunjuk kearah jalan yang seharusnya mereka lewati untuk tiba di pantai.
"Ngga Love, Pantai disana terlalu rame. Selain jadi ngga bebas main, Takutnya orang orang notice Davika ntar malah rusuh."
Mobil terus melaju, Untungnya saat ini lalu lintas sedang lancar. Kurang lebih setengah jam kemudian mereka tiba di pantai yang dimaksud oleh Tay. Lokasinya cukup jauh dari pemukiman dan sangat sepi. Disaat akhir pekan seperti inipun hanya beberapa pengunjung terlihat di tepian pantai.
Nanon tersenyum, Ia merasakan semilir angin membelai wajahnya. Sudah lama dirinya tak datang kesana. Dari belakang Ohm merangkul pinggang Nanon. Ia mencium leher laki laki itu.
"Ohm ada nyokap gue, Lo ngga takut?" Ucap Nanon. Ohm hanya tertawa dan kembali mencium leher Nanon.
"Tante, Boleh nyium leher Nanon ngga?" Ohm bertanya pada Davika yang sedang melintas bersama Love usai berganti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )
Fanfiction"Aku cape yah. Aku... Ngga bisa setegar batu karang di lautan."