Ohm bangun dari tidurnya dengan mata bengkak. Untuk pertama kalinya ia menangis semalam suntuk. Sepulang dari rumah Nanon, Ohm memang melanjutkan tangisnya. Ia tak pernah secengeng ini sebelumnya.
Dengan amat terpaksa Ohm berangkat sekolah dengan kondisi seperti ini. Sebelum pergi ke sekolah, Ohm terlebih dahulu menjemput Nanon.
"Pffft Ohm, Mata lo kenapa? Dipipisin kecoa ya?"
"Dipipisin lo."Nanon tertawa, Ia mengusap usap mata Ohm beberapa kali. Melihat mata bengkak Ohm membuat Nanon mengerti betapa besar rasa cinta laki laki itu padanya.
"Gue masih baik baik aja Ohm, Lo ngga usah khawatir."
"Gue berharap lo akan selalu baik baik aja Non."
"Gue selalu baik baik aja selama masih ada lo di sisi gue. Bentar ya, Gue mau pamit ke ayah."Nanon setengah berlari menuju kamar ayahnya. Ohm tersenyum, Nanon selalu saja terlihat menggemaskan.
'Kalo lo udah ngga ada di sisi gue, Apa gue bisa baik baik aja Non?'
Tak lama Nanon kembali, Ia meraih lengan Ohm dan mengaitkan dengan lengannya. Mereka berjalan bersama menuju motor Ohm yang terparkir di tempat biasa.
"Ayah Tay ngga masuk kerja hari ini Non?" Tanya Ohm.
"Ngga, Katanya mau nemuin ibu. Ya... Lo tau lah mereka mau ngapain. Ayah pasti mau laporan tentang hasil pemeriksaan gue ke ibu."
"Oh ya? Kalo gitu pulang sekolah lo ke rumah gue aja. Bang Win udah lama pengen ketemu sama lo."
"Boleh, Gue juga pengen ketemu sama abang lo."
***
"Anjir siapa tuh, Gue sampe ngga ngenalin lo Ohm. Mata lo kenapa bengkak kaya kodok gitu? Hahahahah."
Love mentertawakan mata Ohm yang masih bengkak. Ohm tak marah, Ia juga tak membalas ucapan Love. Dirinya hanya diam, Duduk di bangkunya sendiri.
"Lo abis nangis ya Ohm? Nangisin apa? Oh lagi berantem sama Nanon ya?"
"Hasil pemeriksaan Nanon hari itu udah keluar, Nanon kembali mengidap leukemia. Dia juga mutusin buat ngga mengambil tindakan kemoterapi atau tindakan apapun. Nanon cuma mau ngandelin obat obatan yang ringan. Gimana gue ngga nangis kejer Love? Semaleman gue mikirin masalah ini dan ya, Mata gue bengkak sekarang."
Love bungkam seketika. Kalau boleh ia ingin menarik tawa yang sudah ia keluarkan beberapa waktu lalu.
"Lo serius? Nanon sakit lagi? Dia seputus asa itu sampe ngga mau mengambil tindakan medis lagi? Terus Om Tay setuju? Gimana Nanon bisa sembuh kalo Nanon ngga mau melakukan pengobatan?"
"Gue juga awalnya mikir gitu. Kita egois Love, Kita terlalu menginginkan Nanon untuk sembuh tapi kita lupa kalo bertahan ngga semudah yang kita kira. Kita ngga mengalami ini sendiri, Oleh karena itu kita bisa dengan mudah menjudge Nanon. Gue udah denger sendiri jawaban Nanon kenapa dia ngga mau di kemo lagi dan gue bener bener merasa bersalah. Saat ini Nanon cuma mau melewati hari harinya dengan kita, Tapi kita malah meminta Nanon untuk berjuang sendirian tanpa mau berbagi rasa sakit."
Tangan Love bergetar, Tubuhnya mendadak panas dingin mendapat kabar yang sangat buruk sepagi ini. Kini Love tahu mengapa Ohm tak marah saat ia meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )
Fanfiction"Aku cape yah. Aku... Ngga bisa setegar batu karang di lautan."