Tay masuk kedalam rumah sambil menjinjing kantong plastik yang ia temukan di teras rumah.
"Mbak Jen ini apelnya lupa dimasukin." Ucap Tay. Ia menyerahkan kantong berisi apel pada Mbak Jen.
"Hah? Saya ngga beli apel kok pak. Ini bapak dapet dari mana?"
"Di teras, Kirain Mbak Jen beli terus lupa masukin ke dalem."Mbak Jen mengingat ingat darimana apel itu berasal. Hanya ada satu orang yang berkunjung ke rumah hari ini, Dan orang itu adalah Ohm.
"Oh mungkin apel dari Mas Ohm, Pak."
"Ohm? Tadi Ohm kesini?"
"Iya, Tapi sebentar doang. Soalnya pas saya lagi bikin minum, Mas Nanon masuk ke dalem padahal Mas Ohm masih di luar. Muka Mas Nanon juga keliatan kaya bete gitu. Mungkin mereka lagi berantem pak."Tay mengangguk, Ia memandangi pintu kamar Nanon yang tertutup.
"Mbak Jen, Tolong simpen apel ini di kulkas ya." Pinta Tay. Mbak Jen mengangguk dan memindahkan apel apel itu dari kantong ke keranjang buah."Nanon, Ayah boleh masuk ngga?" Tay bertanya di depan pintu.
"Boleh yah, Masuk aja."Setelah mendapat izin dari sang pemilik kamar, Tay segera masuk. Di dalam kamar Nanon sedang mengutak atik rubik miliknya.
"Nanon kenapa? Lagi ada masalah sama Ohm?" Nanon menggeleng. Melihat itu Tay hanya tersenyum dan mengelus bahu Nanon.
"Mau boongin siapa? Kamu mana bisa boongin ayah. Ada apa coba? Cerita sini sama ayah."
Hening, Nanon menatap manik mata ayahnya dalam dalam. Setelah merasa yakin, Nanon mulai bercerita.
"Ayah, Pacarnya Ohm itu cemburu gara gara Ohm sering main kesini. Dia takut kita lebih dari sekedar temen. Jadi aku mutusin buat menjauh dari Ohm. Tapi Ohm ngga peka, Dia malah makin gencar main kesini. Tadi siang dia nanya kenapa aku ngejauhin dia, Apa dia punya salah? Aku jawab ngga. Tapi aku minta Ohm buat ngga sering sering kesini."
"Pacar Ohm tau kalo kamu suka sama Ohm?"
"Ntah yah, Aku ngga yakin tapi aku rasa dia tau. Aku ngga salah kan yah?""Gini ya Non, Ayah tau niat kamu baik. Kamu mau menjaga perasaan pacar Ohm, Ayah mengapresiasi tindakan kamu. Tapi Mbak Jen bilang tadi kamu ninggalin Ohm di depan sendirian? Ayah ngga pernah ngajarin Nanon memperlakukan tamu seburuk itu loh. Ohm juga ngga salah, Dia kesini karena dia peduli sama kamu. Dia ngga mau kamu kesepian, Kamu harus menghargai tindakan baik Ohm. Kamu boleh menjaga jarak dengan Ohm, Tapi jangan sampai melukai perasaan anak itu. Bersikap sewajarnya aja."
"Kalo bersikap sewajarnya yang ada aku ngga bisa kontrol perasaan aku yah. Ohm udah punya pacar, Pacarnya cemburu sama aku. Aku harus jaga perasaan cewek itu."
"Jangan lupa jaga perasaan kamu juga. Hak dia untuk cemburu, Hak kamu juga buat mencintai Ohm. Mencintai ya Non, Bukan berambisi untuk memiliki. Kalian punya hak dan batasnya masing masing. Kamu ngga boleh merebut Ohm dari pacarnya, Pacar Ohm ngga boleh larang kamu buat temenan sama Ohm, Ya walaupun pertemanan itu kamu jadiin topeng buat nutupin perasaan kamu.""Aku cuma mau jatuh cinta di sisa hidup aku yah..."
"Kamu sendiri yang jatuhin hatimu ke Ohm. Kamu tau konsekuensinya, Ayah ngga akan ikut campur untuk masalah ini karena ayah tau Nanon bisa menghadapinya sendiri. Ayah cuma mau ngasih saran, Tetep jaga hubungan baik dengan siapapun."***
Love berulang kali melirik ke arah Ohm yang terus merebahkan kepalanya diatas meja dengan mata terpejam. Untuk memastikan apakah Ohm sakit atau tidak, Love menempelkan tangannya ke dahi Ohm.
"Gue ngga sakit." Ucap Ohm. Ia membuka mata dan menatap Love.
"Terus kenapa? Ngantuk? Lo ngga boleh ngantuk sekarang Ohm, Ini pelajaran kimia. Kita sama sama bego, Ntar kalo ulangan mau nyontek siapa?"
"Love, Nanon marah sama gue." Tutur Ohm pelan. Rupanya ia uring uringan karena kemarin Nanon menolak untuk bertemu dengannya.
"Serius? Kenapa? Coba cerita kok bisa Nanon marah sama lo?"
"Itu yang dibelakang ngobrol mulu, Giliran ditanya ngga bisa jawab. Kamu, Yang cewe coba kerjain nomer 5."
Mata Love terbelalak. Ia panik sebab sedari tadi dirinya tak menyimak. Bahkan sekalipun menyimak, Belum tentu Love dapat mengerjakannya.
"Uhm anu bu, Temen saya sakit. Dia asmanya kambuh." Ucap Love. Tangannya mencubit pinggang Ohm, Berharap kali ini Ohm mau diajak kerja sama.
"Hhhh.... Shhhh..." Ohm mulai berakting. Namun bukannya sesak napas, Ohm lebih mirip seperti orang kerasukan. Love menahan tawa, Melihat betapa buruknya akting Ohm.
"Bawa obat asmanya ngga?" Guru kimia itu mulai panik. Ia mendekati bangku Ohm dan Love.
Sementara itu Ohm dan Love sangat ketakutan, Mereka takut ketahuan.
"Pegangin dada lo, Pura pura batuk bego." Bisik Love di telinga Ohm."Duh bu, Kayanya dia ngga bawa obat deh."
"Yaudah bawa temen kamu ke UKS sekarang."Love mengangguk dan memapah Ohm keluar kelas. Mereka berdua menahan tawa sepanjang jalan. Setelah dirasa cukup jauh dari kelas mereka berdua tertawa lepas. Love memukul pundak Ohm.
"Akting lo jelek banget, Mana ada orang asma kaya gitu tolol." Ucap Love di sela sela tawanya.
"Ya lo bego banget tiba tiba gue disuruh jadi orang asma. Gue ngga pernah liat orang asma, Yaudah gue akting sebisanya."
Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kantin. Lumayan, Mereka bisa keluar kelas 10 menit sebelum bel istirahat berbunyi.
"Kemaren lo ke rumah Nanon? Terus gimana lagi?"
"Lo inget kan hari dimana Prigkhing main ke rumah Nanon? Ternyata disana dia ngomong ke Nanon kalo dia takut gue sama Nanon lebih dari sekedar temen. Lo kan tau sendiri Nanon orangnya ngga enakan kalo sama orang baru. Dia ngga mau bikin Prigkhing sakit hati, Makanya dia ngejauhin gue. Gue takut banget pertemanan kita ngga bisa balik lagi kaya dulu, Gue juga ngga tau harus gimana lagi ngomong ke Prigkhing kalo gue dan Nanon itu temenan dari kecil jadi wajar kalo sedeket itu."Love memutar bola matanya kesal. Lagi lagi karena Prigkhing.
"Terus? Nanon ngga mau lagi temenan sama lo?""Nanon ngga ngomong gitu sih, Tapi dia keberatan kalo gue terlalu sering main ke rumahnya. Love, Bantuin gue dong. Gue ngga bisa kalo harus diem dieman sama Nanon."
"Gue mau sih bantu lo, Tapi lo ngga boleh memprotes apapun yang gue lakuin. Gue bakal beresin akar masalah ini."
Ohm mengangguk, Apapun itu asal hubungannya dengan Nanon kembali membaik.
Don't forget to vote, See u tonight💖
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )
Fanfiction"Aku cape yah. Aku... Ngga bisa setegar batu karang di lautan."