Pekerjaan hari ini amat melelahkan. Di tengah kemacetan jalan ibukota pada malam hari, Seorang mega bintang itu tertidur. Davika, Artis yang namanya seolah tak pernah surut. Hidupnya nyaris sempurna, Ia dipuja banyak orang karena karya hebat dan attitude nya yang dikenal sangat baik.
Dalam tidurnya Davika bermimpi, Bertemu seorang anak laki laki yang merintih di bawah pohon. Ia tak dapat melihat wajah anak itu lantaran tertutup oleh kedua belah tangannya. Anak itu menangis, Tangisannya terdengar memilukan.
"Kamu kenapa nangis? Orang tua kamu kemana?"
"Aku ditinggal sama ibuku, Aku sakit. Aku mau ketemu ibu, Aku mau diobati sama ibu."Davika terbangun dari tidur singkatnya. Ia tak mengerti mengapa tiba tiba dirinya memimpikan seorang anak laki laki yang menangis mencari ibunya.
Perasaan tak nyaman mulai menjalari tubuh Davika. Apakah mimpi itu hanya sebatas bunga tidur? Atau justru itu merupakan sebuah pertanda?
Ingatan Davika kembali pada saat ia meninggalkan Nanon bersama ayahnya belasan tahun lalu. Kala itu Nanon baru berusia 15 hari, Davika pamit pergi untuk mengikuti casting di ibu kota. Karirnya berhasil, Namun ia gelap mata. Sebulan kemudian Davika kembali, Untuk menceraikan Tay. Ia mengorbankan keluarganya demi karir. Wanita cantik itu pikir, Jika orang mengenalnya sebagai wanita single, Mungkin karirnya akan cepat melejit.
Sebenarnya jauh di lubuk hati Davika, Ia ingin bertemu dengan putranya dengan Tay tersebut. Namun ia tak mau masa lalu yang sudah ditutup rapat rapat akan terbongkar hanya karena kecerobohannya.
***
"Ohm! Kita jadi ke rumah Nanon hari ini kan?"
Love menyenggol bahu Ohm dari belakang dengan penuh tenaga. Ia senang karena hari ini mereka bertiga akan berkumpul kembali. Ohm tampak kebingungan, Sebab beberapa langkah di depan mereka, Prigkhing sudah berdiri menatap Ohm.
"Gue pamit dulu sama Prigking ya." Ohm meminta izin. Ia lalu menghampiri dara cantik berambut keriting itu.
"Babe, Aku mau makan makanan korea sama kamu." Sebelum sempat Ohm berbicara, Prigkhing sudah terlebih dahulu menyela.
"Aku minta maaf babe, Hari ini aku dan Love mau ke-"
"Ke rumah Nanon? Yea whatever. Ngga papa kok kalo kamu mau kesana. Aku bisa makan korean food sendiri."Prigkhing pergi meninggalkan Ohm tanpa membiarkan Ohm berbicara lebih banyak. Ia memberikan tatapan sinis saat berpapasan dengan Love.
"Dih kenapa lo? Kelilipan?" Ucap Love. Ia lalu berjalan menghampiri Ohm yang merasa bersalah.
"Love, Prigkhing kayanya marah deh sama gue. Apa kita main ke rumah Nanonnya ntar sore aja ya? Sekarang gue nemenin Prigkhing makan korean food dulu."
Love menggaruk tengkuknya sendiri yang tak gatal. Ia merasa kasihan pada temannya itu.
'Ohm... Ohm. Lo ganteng tapi kenapa lo bego banget sih sampe ngga sadar lagi di manipulasi sama cewe lo sendiri.' Love membatin. Ia ingin sekali menyuarakan hal itu namun Love tahu Ohm pasti tidak akan terima kekasihnya disebut manipulatif.
"Ya... Sebenernya ngga papa sih, Gue mah free kapan aja. Tapi lo yakin? Cewe lo udah pergi tuh. Kalo yakin sih silahkan, Gue mau pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )
Fanfic"Aku cape yah. Aku... Ngga bisa setegar batu karang di lautan."