13 - kekusutan yang tidak dipikirkannya sampai sejauh ini

76 17 2
                                    

Jongho tahu, seharusnya dia memberitahukan kejadian tadi siang pertama kali kepada Ibu tirinya dan bukan kepada Yuna. Namun, Jongho tahu kalau Hyojung akan bercerita duluan kepada Ibu tirinya dan paling tidak suka kalau tahu ceritanya ternyata sudah diketahui oleh Ibunya terlebih dahulu karena ada orang lain yang memberitahukannya.

"Hahaha ... aku tidak menyangka akan tiba hari di mana Joseph akan khawatir dengan kisah asmara Kakaknya," tawa Yuna yang membuat Jongho menghela napas panjang.

Sekaligus merenungi apakah pilihan yang bijak untuk memberitahukan perempuan itu dan berakhir mereka sekarang tengah makan malam bersama. Jongho bahkan tidak mau repot untuk bertanya alasan Yuna masih bisa berkeliaran dengan bebas tanpa dipertanyakan kepergiannya yang bukan bertemu dengan Juyeon. Biarlah itu utusannya Yuna, bukan urusan Jongho.

"Tsk, tidak lucu kamu tidak memberikan reaksi apa pun kepadaku, Joseph!" protes Yuna yang sengaja memanyunkan bibirnya karena kesal dan Jongho menatapnya tanpa ekspresi. "Apa tidak bisa berbohong kepadaku kalau merasa bersalah dan meminta maaf? Atau setidaknya tertawa karena wajahku yang sengaja dijelek-jelekkan."

"Kalau kamu menganggap wajahmu seperti itu jelek, Gangnam beauty girls community will be cry when hear your words."

Yuna berdecak, tetapi kemudian melengos. Menyadari kalau Jongho tidak mungkin sebanyak itu berubah meski mereka lama tidak bertemu. Bahkan Yuna ditelpon oleh Jongho saat tadi siang sedang berada di salon sampai menjatuhkan ponselnya karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Jongho menunjukkan kepedulian bukan untuk seseorang yang membuat hubungan lelaki itu dengan Juyeon berakhir saat tidak ada masalah apa pun.

"Jadi kamu tidak suka dengan lelaki yang bernama Sangyeon ini?" tanya Yuna yang melihat ekspresi Jongho terlihat kesal membuatnya merasa tebakannya benar. Meski itu membuat Yuna merasa ingin memberikan tepuk tangan kepada lelaki ini karena bisa membuat temannya yang sering disebutnya sebagai kanebo kering saking tidak punya ekspresi, menjadi kesal. "Tapi kenapa? Maksudku ... kamu itu biasanya memiliki kesabaran seluas lautan dan rasanya emosi kesal itu adalah hal terakhir yang bisa aku pikirkan eksis."

"Aku masih manusia, Hussey."

"Who said you are not?" tanya Yuna yang membuat Jongho kembali menghela napas. "Dan berhenti melengos. Seperti beban hidupmu ada sebanyak itu ... well technically is right."

Jongho hendak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, tetapi rasanya itu terdengar kenanakan dan dia tidak siap kalau hal tersebut akan menjadi ledekan selama sisa waktunya setiap bertemu dengan Yuna nantinya. Pada akhirnya, Jongho berkata, "Dia idol dan meski aku tidak suka mengikuti hal-hal seperti itu, aku jelas mendengarkan setiap cerita Hyojung Noona kepadaku."

"Oh...," Yuna menganggukkan kepalanya, kemudian matanya membesar dan menatap Jongho dengan tatapan tidak percaya, "sebentar ... sebentar. Sangyeon yang kamu maksud itu ... Lee Sangyeon dari grup SIONE?!?"

Jongho hanya bergumam karena dia malas menjelaskan lebih lanjut. Namun, Jongho tidak tahu alasan Yuna yang bereaksi dengan dramatis dan kemudian menggebrak meja sampai membuatnya berdiri. Kalau ada yang dibilang untung, mereka sekarang makan di ruangan privat sehingga tidak akan ada mata-mata dari orang asing yang tidak diharapkan untuk menatap ke meja mereka karena ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Jongho, kita memang harus menyelamatkan Hyojung Eonnie dari bahaya." Perkataan Yuna membuat Jongho mengernyit. Karena selama mereka mengenal, saat Yuna memanggil nama Koreanya adalah saat situasinya benar-benar serius, "Maksudku ... dia itu anggota yang paling banyak penggemarnya di SIONE dan aku yakin kamu tidak akan mau melihat Hyojung Eonnie dirundung oleh orang-orang jahat di dunia maya."

The Fifth Season | 2HOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang