18 - New York Pada Beberapa Masa, Kemudian Tidak Ada New York Setelahnya

74 11 5
                                    

Yunho merasa seperti pengulangan saat berada di situasi ini, padahal sepertinya ini adalah kali pertamanya melihat ini. Duduk di longue sendirian, lalu mengomel karena nasibnya yang sial. Dikirim oleh Ibunya ke New York sendirian, karena ternyata Seonghwa tidak ikut bersamanya untuk belajar Bahasa Inggris dan kesialan selanjutnya adalah dia satu pesawat dengan Kpop idol.

Kemudian, Yunho tersadar kalau ini adalah mimpi saat melihat Jongho yang berbeda dari yang diingatnya. Hal yang aneh karena Yunho kalau tidur hampir tidak pernah bermimpi dan jika memang ada mimpi, maka itu selalu mimpi buruk.

Namun, kali ini Yunho tidak memaksa dirinya untuk mengambil alih kendali dirinya untuk memaksa bangun.

Karena Yunho menyadari bahwa setelah menyadari ada seseorang yang terus mengamatinya selama di longue, ternyata mereka sebangku saat di pesawat.

"Hai." Sapaan lelaki yang merupakan Jongho saat masih muda-yang kemudian terlihat panik karena sepertinya tidak merencanakan untuk melakukan hal itu-yang membuat Yunho tersenyum.

Yunho tersenyum melihat reaksi Jongho, sama seperti versi dirinya yang dilihatnya. Karena Jongho yang dilihatnya saat itu terlihat menggemaskan-meski tetap kaku hingga sekarang-dan kemudian membuat Yunho bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.

Apa yang membuat Jongho berubah sejauh itu hingga menyisakan orang yang belakangan terus bersamanya?

"Hai...," sapa Yunho yang terlihat muda dan membuatnya tersadar, kalau sekarang dia menjadi penonton dalam mimpi ini, "Apa pergi ke New York sendirian?"

"Ya, begitulah." Jongho versi muda, menatap Yunho. Terlihat berpikir selama beberapa saat, kemudian berkata, "Kamu apa pergi sendirian?"

Oh benar, waktu itu Jongho tidak tahu kalau Yunho lebih tua darinya sehingga berbicara dengannya dengan kasual. Hal yang sebenarnya Yunho harapkan akan kembali dari Jongho, tetapi di satu sisi dirinyalah penyebab lelaki yang lebih muda itu tidak pernah berbicara kasual lagi.

Yunho melihat dirinya yang dalam versi muda tersenyum kepada Jongho, lalu menghela napas panjang. "Berarti kita bernasib serupa. Aku dikirim Ibuku untuk belajar Bahasa Inggris dan sialnya, aku duduk di sini."

Hal yang lucu sebenarnya, karena ini adalah momen mereka yang sama-sama naik pesawat di bangku bisnis untuk pertama dan terakhir kalinya. Karena penerbangan mereka yang sama dengan Kpop idol yang hendak ke acara yang entah apalah itu-dan sejujurnya ini adalah alasan Yunho tidak menyukai Kpop idol-yang membuat Yunho serta Jongho harus merasakan berurusan dengan fans gila grup tersebut.

Namun, kalau Yunho tidak duduk di kursi bisnis, dia tidak akan pernah bertemu dengan Jongho. Mungkin, Yunho sekarang sudah tiada karena memutuskan untuk menghilangkan kehidupan pada dirinya.

"Mau?" tanya Yunho yang melihat Jongho versi muda panik saat menyadari diamati oleh dirinya dan menyodorkan sebungkus kue yang belum di buka. Yunho mengamati bungkusannya dan itu adalah toko roti yang merupakan langganannya Seonghwa. Membuat Yunho mengingat kalau itu diberikan oleh Seonghwa sebelum dia berangkat ke bandara. "Makanlah, aku melihatmu fokus melihat tabletmu membuatku lelah sendiri."

"Maaf ... tidak, maksudku terima kasih."

Yunho melihat dirinya tertawa, tetapi berharap tidak mendengar perkataan itu kepada Jongho. Namun, itu tentu tidak bisa terjadi, karena kenyataanya waktu itu, Yunho menyebutkan namanya.

"Hahaha ... responmu seperti Seonghwa."

Meski Yunho versi muda tidaklah tahu di masa sekarang kalau mereka sudah tidak bersama, rasanya sekarang dirinya marah. Mungkin ada baiknya Yunho dalam mimpi ini dibuat sebagai penonton dan tidak bisa mengontrol apa yang terjadi, karena yang bisa dilakukannya hanyalah melihat semua kilas balik kejadian bersama Jongho di New York. Juga Yunho benci setiap momen tersebut selalu ada nama Seonghwa yang diucapkannya untuk membandingkan Jongho.

The Fifth Season | 2HOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang