24 - Saat Masa Lalu Memutuskan untuk Memberikan Salam

54 5 0
                                    

Yunho tahu Jongho itu bukanlah orang yang mudah mengubah pemikirannya. Namun, diabaikan oleh Jongho bukanlah hal yang mudah untuk dilalui oleh Yunho. Bahkan omelan Chanhee karena perbuatannya kemarin yang pergi saat rapat berlangsung, tidak membuat Yunho bisa mengenyahkan nama Jongho dari pikirannya.

Apa begini sikap Yunho selama ini kepada Jongho?

Mengabaikannya karena sibuk dengan dunianya sendiri dan baru mencari Jongho saat merasa dunianya berbalik menyakitinya?

Apa ini alasan Jongho kemarin meminta Yunho untuk mengabaikannya seperti biasa?

"Astaga, aku benar-benar gila!" Seruan Chanhee itu membuat Yunho akhirnya menaruh fokus kepada lelaki itu. Meski Yunho tidak menyangka karena Chanhee sudah berada di depannya dan seperti baru saja menggebrak meja. "Bagus, setidaknya rasa sakit pada telapak tanganku tidak sia-sia karena akhirnya kamu memperhatikanku!"

"Ucapanmu seperti pacar yang meminta perhatian, New Hyung."

"Serta berapa kali aku bilang kepadamu, sad boi. Aku masih lebih memilih pacarku daripada dirimu!"

Yunho tahu Chanhee memang emosinya yang mudah meledak jika rencana tidak sesuai dengan rancangannya. Namun, entah kenapa setiap Chanhee marah kepada Yunho, ada rasa takut jika lelaki itu memutuskan untuk berhenti karena muak dengan semuanya. Meski sejauh ini, Chanhee tidak pernah mengatakan hal seperti itu lantaran pacarnya yang bekerja di perusahaan yang sama dengannya.

"Maafkan aku, Chanhee Hyung."

Chanhee tampak terkejut mendengarnya, kemudian mengerang. Yunho bisa melihat Chanhee mengusap wajahnya, kemudian memijit pelipisnya selama beberapa saat dan akhirnya menatapnya dengan tajam.

"Ck, entah aku harus senang atau murka karena kamu sekarang tahu caranya meminta maaf kepada seseorang," omel Chanhee yang sekarang bersedekap, "jangan diulangi sikap tidak profesionalmu itu."

"Iya, Chanhee Hyung."

"Setidaknya beritahu aku kalau mau pergi ke mana. Aku juga butuh dasar untuk mengarang bebas menutupi sikap brengsekmu itu."

"Baik, Chanhee Hyung."

Chanhee menyipitkan matanya saat menatap Yunho. Membuatnya hendak bertanya alasan Chanhee, tetapi kemudian mendengar erangan lagi dari lelaki itu.

"Kalau kamu mau berguna untuk beruangmu itu, temui dia!"

Yunho bahkan belum sempat menyuarakan keterkejutannya dengan kesimpulan Chanhee itu, lantaran sudah ditinggalkan begitu saja. Setelah mendengar pintu ruangannya tertutup, Yunho hanya menghela napas panjang.

Entah harus merasa bersyukur karena kemarahan Chanhee yang langsung turun karena mendengarnya meminta maaf. Atau merasa kesal karena Chanhee semudah itu membaca Yunho karena sikapnya seperti sekarang akibat memikirkan Jongho. Kemudian, Yunho menyadari jika selama ini Chanhee memang lebih senang menyebut Jongho pada konversasi mereka daripada menyebutkan Seonghwa.

Ah, sial.

Lagi-lagi Yunho mengingat mantan tunangannya itu.

Kemudian, pintu ruang kerjanya kembali terbuka dan ternyata Chanhee. Meski ekspresinya sekarang tidak seramah biasanya, tetapi Yunho tahu itu bukan ekspresi murka kepadanya. Tadinya Yunho pikir Chanhee kembali karena mengambil map yang harus di tanda tanganinya, akan tetapi saat menatap mejanya tidak ada map. Kemudian, saat Yunho mengamati Chanhee, nyatanya tidak ada map yang dibawa oleh lelaki itu.

Jadi, kenapa Chanhee kembali ke sini?

"Aku bahkan sampai lupa mengatakan ini karena terlalu terkejut mendengarmu bisa mengatakan maaf...," perkataan Chanhee yang terdengar menyindir itu, membuat Yunho mengangkat sebelah alisnya, "aku tahu harusnya tidak ikut campur urusanmu seperti selama ini kulakukan, tapi kamu harus mendengarnya karena berhubungan dengan beruangmu."

"Apa?"

"Tanyakan kepadanya, apa maksudnya mengirim Younghoon-ssi untuk menemuimu?"

"Maksud Chanhee Hyung apa?"

Chanhee berdecak, akan tetapi Yunho merasa kesal. Mengingat Younghoon kemarin menemuinya dan bersikap seolah-olah tahu segalanya tentang Jongho dan Yunho tidak tahu apa pun. Kemudian, Yunho menyadari ponselnya yang ribut dengan notifikasi dan ternyata itu adalah pesan yang dikirimkan oleh Chanhee.

Tentu awalnya Yunho bingung dengan semua yang muncul di ponselnya. Sampai kemudian, ada satu gambar yang membuat wajahnya tanpa sadar mengeras karena marah. Mendengar Chanhee berkata, "jangan bersikap gegabah karena ini. Aku memberitahumu karena tahu kamu butuh alasan menemui beruangmu."

"Dia punya nama, Chanhee Hyung. Namanya...."

Namun, Chanhee tidak membiarkan Yunho menyelesaikan perkataannya karena dia berkata, "Kamu pikir aku tidak tahu namanya?" Kemudian Chanhee melengos dan melanjutkan, "Aku memanggilnya beruang karena kamu selalu bersikap dia milikmu. Seperti anak kecil yang posesif dengan boneka beruangnya."

Yunho hendak protes, tetapi tatapan Chanhee jelas tidak mau dibantah. Itu bukan berarti Yunho menerima kesimpulan Chanhee, hanya karena menyadari memiliki kesalahan yang cukup fatal dan tidak punya tenaga untuk berdebat yang membuatnya diam. Meski bukan berarti kepala Yunho diam.

Tidak, justru sekarang kepala Yunho tanpa bisa dicegah membuat banyak kemungkinan-kemungkinan yang membuatnya kesal. Karena semakin lama kemungkinan-kemungkinan yang dibuat kepalanya membuat Yunho sakit kepala.

"Aku sudah membuatkanmu alasan, jadi...," suara Chanhee membuat Yunho menatap lelaki itu yang bersedekap, "gunakan kesempatanmu dengan baik dan jangan mengacau. Kamu sudah tahu rasanya kehilangan orang yang kamu anggap berharga, jadi jangan jatuh ke lubang yang sama lagi."

"Jongho bukan Seonghwa."

"Aku tidak pernah bilang mereka adalah orang yang sama, Yunho."

Kali ini, Yunho yang mengerang karena Chanhee selalu punya cara untuk menjawabnya. Akan tetapi, karena alasan itulah Yunho tetap mempertahankan Chanhee di perusahaan gimnya di saat semua orang yang bekerja dengannya di awal memutuskan untuk pindah karena tawaran kerja yang lebih baik.

Chanhee itu aset yang tidak bisa tergantikan.

Namun, bohong kalau lelaki yang lebih tua darinya itu tidaklah menyebalkan. Apalagi Chanhee dengan sengaja membawa pacarnya untuk bekerja di perusahaan dan Yunho tidak punya pilihan selain menerima. Karena Chanhee tahu, pada akhirnya Yunho tidak memiliki pilihan lantaran dirinya dibutuhkan untuk keberlangsungan perusahaan. Setidaknya pacarnya Chanhee memang benar-benar berguna untuk perusahaan dan bukanlah tipikal oportunis. Jadi, pada akhirnya Yunho tidak berkomentar apa pun.

"Oh benar, aku hampir lupa mengatakannya...," perkataan Chanhee membuat Yunho kembali memandangi lelaki itu, "aku yakin anak itu sengaja melakukannya untuk membuatmu berkonfortasi dengan Jongho."

Yunho tidak mengatakan apa pun dan Chanhee pergi tanpa pamit, seperti biasanya. Namun, daripada Yunho mencoba mendebat di kepalanya karena Chanhee akhirnya memanggil Jongho dengan namanya dan bukan dengan julukan beruangnya Yunho, sekarang dirinya benar-benar memegangi kepalanya karena semakin sakit.

"Sial!" Yunho memaki, meski tidak tahu harus memaki siapa. Sekarang Yunho justru sengaja menggenggam rambutnya dengan sebelah tangannya saking frustrasinya. "Sebenarnya apa aku benar-benar mengenal Jongho atau tidak?!?"


The Fifth Season | 2HOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang