21 - Sisi Lain yang Terlihat dan Dia yang Kali Ini Menjadi Keras Kepala

86 11 4
                                    

"Senang bertemu denganmu, Yunho-ssi."

"Apa aku mengenalmu?"

Younghoon hanya tersenyum dan Yunho merasa lelaki di depannya aneh. Kalau bukan idenya yang menarik dan Chanhee yang memaksanya untuk mengundang lelaki itu ke kantornya, mungkin Yunho tidak mau membuang waktunya berada di sini. Chanhee tampak tidak ambil pusing dan menyenggol—lebih tepatnya menyikut rusuk Yunho sekeras mungkin—untuk memberikan pertanyaan yang tepat guna untuk keberlangsungan perusahaan.

Seharusnya hanya seperti itu, tidak ada hal lainnya yang perlu Yunho pedulikan. Namun, saat lelaki yang bernama Younghoon itu melihat ponselnya, lalu sebelah alisnya terangkat sembari berggumam—yang terdengar jelas olehnya—yang membuatnya terganggu karena, "Oh my ... kapan Jongho bisa hidup tenang jika masalah demi masalah terus menghampirinya?"

Padahal kemungkinan Younghoon maksud adalah Jongho yang dikenal oleh Yunho juga belum tentu tinggi, tetapi itu justru membuatnya merasa semakin kesal. Tanpa sadar membuat Yunho mengepalkan sebelah tangannya dan menghentakkan ke meja. Tentu membuat Younghoon dan Chanhee sekarang menatap Yunho.

"Maaf, saya tidak bersikap sopan saat Anda tengah berbicara serius," lelaki bernama Younghoon itu terlihat bersalah dan kemudian tersenyum seolah ekspresinya beberapa detik yang lalu hanyalah ilusi, "jadi sampai mana tadi topiknya? Atau mungkin ada pertanyaan dari kalian yang hendak ditanyakan sebelum saya menjelaskan lebih lanjut."

Seharusnya, Yunho tetap bisa menjaga kredibilitasnya dan memisahkan antara kehidupan pribadi serta pekerjaannya. Namun, nyatanya kepalanya sekarang yang justru menolak untuk melakukannya dan memutuskan untuk satu suara dengan perasaan jengkel Yunho, sehingga bertanya, "Apa kamu mengenal Choi Jongho?"

"Oh?" Tatapan Younghoon yang terkejut, tetapi entah di mata Yunho sikap lelaki itu seperti mengejeknya. Yunho mencoba mengabaikan pemikiran tersebut, tetapi senyuman Younghoon kepadanya justru semakin menyakinkan pemikiran tersebut, apalagi saat mendengar, "Menarik, kamu masih tetap bisa membuatnya tinggal saat tidak mengingat segalanya. Atau mungkin ... oh tidak, tidak mungkin. Jongho tidak sebodoh itu."

"Apa maksudmu?"

Namun, Younghoon tidak langsung menjawab dan tetap mempertahankan senyuman yang rasanya ingin membuat Yunho meninju wajahnya. Yunho merasa dipermainkan oleh lelaki di depannya dan baru akan mengatakan dirinya tidak mau bekerja sama dengan orang yang mengucapkan omong kosong, tetapi Chanhee sudah mengambil alih.

Pada akhirnya, Yunho memilih untuk diam dan mendengarkan Chanhee yang membicarakan hal-hal yang perlu untuk kerja sama. Meski kenyataannya pemikiran Yunho tidak berada di ruangan karena sudah mengembara ke banyak tempat dan semuanya bermuara kepada satu hal.

Sebenarnya ada hubungan apa lelaki bernama Kim Younghoon ini dengan Jongho?

"Yunho, kamu mau ke mana?!? Kita belum selesai membahas pekerjaan ini!"

Teriakan Chanhee tidak dihiraukan oleh Yunho yang memutuskan berjalan keluar dari ruang rapat. Jika itu membuat Yunho dianggap tidak profesional, dia tidak peduli. Selama ada Chanhee, maka pada akhirnya semuanya akan menjadi benar. Omelan Chanhee bisa Yunho hadapi di masa depan, tetapi pikiran yang menganggunya saat ini benar-benar membuatnya gila.

Berjalan ke ruangannya untuk mengambil jas, kunci mobil serta dompetnya, lalu berjalan kembali keluar ruangan. Pikirannya memang seperti benang kusut karena terlalu banyak tanya yang bermunculan, tetapi tujuannya Yunho sekarang tentu sangat jelas.

Tentu datang kepada Jongho.

Namun, entah kenapa Yunho saat berada di mobilnya dan baru menyalakan mesin mobilnya, memutuskan untuk membuka ponselnya. Yunho dan memberitahukan kedatangannya kepada Jongho adalah hal yang tidak pernah bisa disandingkan, tetapi kali ini dia melakukannya.

Meski Yunho mengernyit saat panggilannya dengan sengaja ditolak oleh Jongho. Menelepon kembali dan mengalami hal yang sama yang tentunya membuat Yunho kebingungan. Kali ketiga Yunho menelepon, setidaknya Jongho mengangkat dan tadinya itu membuatnya merasa lega.

Hanya sesaat perasaan itu ada, karena Jongho berkata, "Yunho Hyung, tolong jangan hubungi atau datang kepadaku selama beberapa saat."

"Apa?" tanya Yunho yang semakin kebingungan dan tanpa sadar mengernyit. "Jongho kamu kena ... halo? Halo?!?"

Sambungan telepon mereka sudah terputus dan Yunho berdecak marah. Melemparkan ponselnya ke samping, tempat kursi penumpang berada dan rasanya Yunho hendak kembali ke kantornya. Namun, mengingat apa yang barusan dilakukannya di depan Chanhee, pada akhirnya Yunho mengurungkan niatannya.

Yunho memang bilang dia akan menghadapi kemarahan Chanhee karena sikapnya, tetapi tidak secepat ini. Kemudian Yunho memejamkan matanya sesaat, menghela napas panjang dan memutuskan kembali membuka matanya. Kemudian mengambil ponselnya dan memutuskan mencari tahu apa yang terjadi.

Namun, bahkan Yunho baru sampai di halaman awal Naver dan halaman depan dipenuhi berita tentang perusahaan Jongho. Kemudian ada berita seorang anggota idola terkenal yang dikabarkan berpacaran dengan Kakak tiri Jongho, yang membuat Yunho langsung berdecak dan kembali melemparkan ponselnya. Meski kali ini dia melemparkan ke dashboard dan segera menjalankan mobilnya ke perusahaan Jongho.

Sepanjang jalan, Yunho tidak berhenti memaki. Entah karena pengguna mobil di depannya yang tidak punya adab berkendara—tetapi berkata terlalu kasar untuk hal yang sebenarnya bisa diabaikannya—atau karena Yunho menyadari bahwa pada akhirnya perkataan San waktu itu kepadanya benar adanya.

Bahwa Yunho berpikir bahwa dirinya selalu menganggap kalau penderitaannya adalah yang paling besar dan semua orang harus mengerti, tanpa memberikan reaksi yang sama untuk apa yang orang lain alami. Namun, semakin lama Yunho berada di jalan, rasanya semakin kepalanya membuat banyak skenario dengan berbagai emosi yang tumpang tindih.

Emosi Yunho yang awalnya marah, berubah menjadi menyesal dan sekarang, ketakutan. Meski semua skenario itu melibatkan Jongho, tetapi tida ada satu pun yang Yunho sukai. Apalagi semakin lama Yunho merasa skenario rancangan di kepalanya semakin buruk dan itu membuatnya muak.

"Sialan!" maki Yunho yang memukul setir mobilnya karena terjebak kemacetan. "Kenapa justru terjadi kecelakaan saat aku sedang dalam kondisi genting?!?"

Meski Yunho tahu tidak ada satu manusia pun yang mau mengalami musibah—apalagi kecelakaan beruntun—tetapi nyatanya kondisi ini semakin membuat kepalanya pusing. Napasnya semakin memburu, padahal Yunho hanya duduk di dalam mobilnya.

Rasanya ini benar-benar buruk dan Yunho tidak yakin kapan terakhir kali merasakannya.

Yunho mencoba menelepon Jongho, tetapi kembali sengaja ditolak. Mencoba kembali, tetapi kali ini justru mendengar jika panggilannya tidak bisa terhubung karena tidak aktif. Tidak menyerah, Yunho beralih ke aplikasi komunikasi dan menelepon Jongho dengan fitur aplikasi tersebut. Awalnya masih terhubung, tetapi seperti sebelumnya, teleponnya kembali dengan sengaja ditolak.

Rasanya Yunho hendak berteriak karena Jongho bersikap seperti itu. Apalagi pesan yang masuk ke ponselnya dari aplikasi tersebut tidak membuatnya lebih baik.


Jongho: Tolong, untuk kali ini ... abaikan aku seperti biasanya.


Abaikan seperti biasa apanya?

Apa maksud Jongho untuk meminta Yunho bersikap seperti biasanya saat dia berada dalam situasi seperti ini?

Jongho kehilangan kewarasannya atau apa saat mengetik pesan itu kepada Yunho?

Namun, setiap pesan yang Yunho kirimkan hanya berakhir dengan tanda centang satu. Meski Yunho mencoba untuk menelepon kembali, tetapi tidak pernah di angkat. Pada akhirnya Yunho berteriak, melemparkan ponselnya ke kursi belakang dan menjambak rambutnya, frustrasi karena sikap Jongho.

Saat akhirnya lalu lintas mulai terurai, Yunho segera menginjak pedal gas. Tidak peduli yang membuatnya terjebak kemacetan barusan adalah kecelakaan beruntun dan kemungkinan Yunho akan mengalami nasib serupa karena sikapnya ini.

Karena di kepalanya sekarang hanya ada Jongho ... Jongho ... Jongho.


The Fifth Season | 2HOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang