Extra Bab 1

236 18 1
                                    

"Vania gimana Zay,Lancar kan?." Tanya Nabila.

"Berhasil,cuma..." Jawab Gus Zayyan dengan ragu.

"Cuma apa zay?." Tanya Bang Ilham yang ikut datang untuk memastikan keadaan adek nya itu.

"Vania, maaf saya Muhammad Zayyan al-Fatih Athallah sudah gagal menjaga putri ibu,Vania Keisya Az-Zahra telah di nyatakan Meninggal dunia." Jawab Gus Zayyan,pikiran nya kacau tapi dia masih tetap memaksa terlihat baik-baik saja.

"Kamu bercanda kan,Zay gak mungkin Vania anak mamah yang Kuat itu meninggal?." Hancur nya seorang ibu di tinggal pergi anak nya selama-lamanya.

"Zayyan gak bercanda, Zayyan izin pergi,Zayyan butuh waktu sendiri,biar mamah aja yang ngurus." Dengan penuh kehancuran yang menimpa nya ia pergi kesebuah taman yang di rumah sakit itu.

"Maaf saya gagal."

"Saya bodoh kenapa saya menuruti keinginan mu itu?."

"Andai semua nya gak terjadi seperti ini,kamu pasti masih ada,aku gak siap Van,gak siap di tinggal kamu."

"Bang..." Seorang Ning yang sekitar sudah kelas 12 itu melihat Abang nya yang sedang kehilangan seseorang yang paling dia sayangi.

"Fika."

"Abang harus kuat,aku yakin itu Abang masih punya anak Abang dan kita semua gak usah gitu."

"Abang gak bisa Fika!."

"Bang, Abang tau kan ada sebuah hadist yang menyuruh kita tetap semangat apapun kondisi nya."

Gus Zayyan sadar,dia harus kembali keruangan itu,dia harus menemani istri nya untuk terakhir kali nya.

"Saya,boleh tidak melihat istri saya terlebih dahulu?." Tanya Gus Zayyan.

"Boleh pak silahkan masuk." Jawab seorang suster.

Gus Zayyan masuk keruangan tersebut dia mengelus tangan Vania,ya walaupun ia tau kita sudah beda alam.

"Assalamu'alaikum Humaira,hari ini baby kembar lahir kenapa kamu pergi?,kamu gak kasihan sama kita?,aku butuh kamu Humaira ku."

"Semoga kita bisa bertemu lagi."

"Permisi,waktu bapa sudah habis,jenazah akan kami mandikan sekarang." Ucap seorang Suster.

"Silahkan,selamat jalan Humaira." Ucap Gus Zayyan.

*****

"Semangat bro!,saya yakin kamu bisa." Ilham seorang Abang ipar nya saja sudah menganggap nya seorang teman,mereka berdua saling menguatkan.

"Zayyan..."  Umi yang baru datang melebarkan kedua tangan nya,ia tau putri sulung nya butuh pelukan.

"Umi..." Gue Zayyan memeluk Umi dengan seerat-eratnya,tangis air mata membasahi baju umi nya itu,Ya Abi sudah terbiasa melihat nya,ya walaupun putra sulung nya sangat jail tapi kali ini putra sulung nya itu sedang hancur-sehancurnya.

Ya mereka baru sempat datang karena ada urusan ke pondok pesantren, sekaligus mengumumkan kabar duka ini,dimana seluruh nya merasa kehilangan,Fika juga datang kesini sendirian naik taksi,langit dan bumi merasa ada seseorang beriman yang pergi hingga turun lah hujan.

"Hay,anak umi kok nangis?,kamu harus bisa melewati ini semua nya, semangat nak kamu pasti bisa, Umi yakin." Ucap Umi.

"Umi...,maaf Zayyan gagal jadi suami yang baik." Ucap Gus Zayyan dengan lemas.

Dear My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang