Teman-teman

2.2K 273 7
                                    

#Selingan
.
.
.
Pergantian jam pelajaran mengakibatkan kelas tanpa pengampu.

Kaleandra membereskan buku tulisnya dan memasukkan ke dalam tas. Sambil bertanya-tanya kemana gerangan teman satu bangkunya.

Bahkan tidak ada keterangan sampai nyaris jam pelajaran terakhir.

Guru pengampu sebelumnya diisi Miss Helena, membuat seisi kelas ramai karena tebak-tebakan bahasa Inggris ala mereka.

"Play bermain, boy laki-laki. Playboy ? Not me !" ucap Raka pede dan disoraki anak perempuan.

"Inget woy ! Situ pernah php-in dua cewek, adek kakak lagi !" seru Esti.

"Emang dasar enggak nyadar !" balas Erika.

"Itu kan karena mukanya sama !" sahut Raka tidak terima.

"Kembar kalo punya nama juga beda bodoh !" sahut Dava yang duduk diatas meja guru berdampingan dengan Raka sambil mengeplak kepala teman disampingnya dengan keras.

Raka sendiri tidak peduli, ia hanya mengedikkan bahu.

"Hot panas, spot tempat. Hotspot ? Miskinn !" Dava menekan kata terakhir, berniat menyidir Raka juga.

"Raka tuu ! Huu ! Gak modal !" sorak beberapa anak yang pernah menjadi korban hotspot Raka.

Raka melirik sebal Dava. Dari tadi kenapa jadi dia yang ternistakan.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka. Raka segera turun dari meja buru-buru sambil mendorong Dava dan jutru membuat Dava tersungkur seolah bersujud.

"Ngagetin woy !" seru Raka sebal ketika mengetahui yang membuka pintu adalah Arya diikuti Karin.

Arya tertawa "kasiaan !" ia lalu melirik Dava "Dav aku tahu, aku berwibawa macam Prince William tapi, nggak usah sujud juga buat nyambut."

Dava mendegus kesal "Sialan !" umpatanya sambil bangkit berdiri "mau apa ?"

Karin menujukkan selembar kertas "tugas dari Pak Joko."

"Pak Joko kemana ?" tanya Erika.

"Jam terakhir buat rapat guru. Ketua kelas tanggung jawab supaya enggak pada rame. Tugasnya nanti dikumpul pas pulang." jelas Karin.

"Kelasmu tadi kosong ?" tanya Brian sambil mendekat untuk meminta kertas tugas dari Karin.

"Enggak. Pak Joko tadi buru-buru makanya tugasnya dititip sama kami buat dikasih ke kelas kalian." sahut Arya menjelaskan dan semua ber'oh ria.

"Nah karena kalian ganggu tadi, aku kasih tebakan. Kalo belum bener, belum boleh pergi." ucap Dava "Raka, tutup pintunya. Jaga disana !"

Raka menatap sinis Dava tapi tak urung tetap melakukanya. Sebab Dava paling dermawan meskipun mulutnya pedas.

"Apaan sih kek anak kecil !" ucap Karin.

"Buru deh, aku mau mabar nih." Arya menyahut.

"Sayur, sayur apa yang bikin seneng ?" tanya Dava.

Karin bersedekap dada. Dahinya mengerut karena berpikir.

"Coklat ?" Karin bersuara.

Dava mendegus "itu buah dodol !"

"Wortel ?" tanya Arya.

Dava menggeleng.

"Jagung ?"

Dava menggeleng lagi.

"Brokoli ?"

Dava menggeleng.

"Saw--"

"Heh bodoh ! Dipikir sini tukang sayur !" sela Raka geregetan.

Arya melirik Raka sinis "ya apaan ? Namanya juga enggak tahu ! Ini siapa juga sih yang ngide tebak-tebakan !" Arya beralih melirik Dava.

"Nyerah ?" tanya Dava "Toge jawabanya."

"Toge dari segi mananya bikin seneng Davasemm ?!" ucap Arya sebal.

"Together with you hahaha."

Arya jadi berpikir. Ah, ia jadi teringat Mikayla. Kata Karin mama, papa, dan kakanya baru pulang dari Belanda. Mungkin sekarang tidak berangkat karena temu kangen.

"Aku juga punya !" ucap Karin semangat.

"Bahasa inggrisnya bulan ?" tanya Karin.

"Moon !" seru seisi kelas kompak.

"Bahasa Inggrinya Pintu ?"

"Door !"

"Kalo digabung ?"

"Moon door !"

"Bagus sadar diri." balas Karin sambil menampilan jempolnya.

Karin lalu menepuk bahu Arya dan tersenyum lebar, mengode lelaki itu perihal Mikayla.

"Sialan." desis Arya.

Tok ! Tok ! Tok !

"Wess bubar !" intrupsi Brian. Sementara Arya dan Karin bingung.

Saat pintu dibuka...

"Cieee kena prank !" ucap Resti diikuti Elena dibelakangnya.

Seisi kelas mendesah lega sekaligus sebal.

"Jangan marah dulu gess ! Aku dapet berita buruk tadi !"

"Dimana-mana bawa kabar tu yang baik, Respati !" sahut Raka.

Resti menatap Raka penuh permusuhan karena memelesetkan namanya. Bukan sekali, tapi berkali-kali, setiap hari.

"Jadi gengs, ternyata Mika kecelakaan ! Aku sama Elena tadi ketemu Bu Inggrid terus di kasih tahu !"

Kedua mata Karin membola. Ia kira Mikayla tidak berangkat karena keluarganya baru saja pulang.

"Serius ?" tanya Arya.

Resti mengangguk mantap "Katanya dia patah tulang, terus mau di operasi."

Karin lesu setelah mendegar perkataan Resti. Setahunya Mikayla adalah sosok yang paling hati-hati terhadap apapun. Memang akhir-akhir ini terlihat berbeda. Hanya saja ia tidak menyangka kalau bisa sampai kecelakaan segala !

"Lho Karin sepupu Mika kan ?" tanya Erika.

Karin mengangguk "aku baru tahu. Aku kira dia enggak berangkat karena keluarganya baru balik dari Belanda."

...

Selingan aja, karena aku belum punya ide buat ngelanjutin.

Tapi, sebenernya pengen segera selesai karena aku gak sabar buat nulis cerita lain wkwkwk.

Makasihh untuk yang udah vote, aku bener-bener seneng 😍

...

040922

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang