Adaptasi

5.3K 468 16
                                    


Alia mematut diri didepan cermin. Sesekali berputar untuk mengecek penampilan. Ia kagum dengan fisik Mikayla. Tubuh tinggi semampai, bola mata biru, dan lesung pipi yang membuatnya tambah manis.

Gaya berbusananya sederhana, banyak pakaianya berwarna soft, juga baju seragamnya yang tidak aneh-aneh maksudnya, sesuai standar disekolah negeri. Bisa dikatakan bahwa Mikayla adalah sosok gadis yang mematuhi peraturan.

"Aya, mama nanti sore berangkat. Kamu mau dirumah sendiri apa nginep ?" tanya mama Mikayla saat Alia baru sampai dimeja makan.

Alia teringat, mama akan menemani papa dinas diluar kota selama tiga hari. Kebetulan didaerah sepupu pihak papa jadi sekalian untuk silaturahmi.

Dan yang dimaksud menginap adalah tinggal sementara dirumah sepupu Mikayla. Yup ! Karina. Didunia nyata Alia bukan gadis penakut, ia juga sering ditinggal ayah dan bundanya untuk dinas ke luar kota. Tapi, demi mengenal karakter para tokoh utama, Alia akan tinggal beberapa hari bersama sepupu si pemilik raga.


...


Satu hal mengejutkan yang baru diketahui Alia, bahwa Mikayla selalu menggunakan sepeda untuk berangkat sekolah maupun untuk bepergian disekitar rumah.

Jam dipergelangan tanganya menujukkan pukul enam lebih lima belas menit. Alia memanfaatkan waktunya dengan menikmati perjalanan menuju sekolah. Area jalannya tidak begitu ramai, Alia sesekali juga bersenandung riang.

Hingga tanpa sadar ia mengerem mendadak karena ada kucing kecil yang akan menyebrang jalan, tapi kelihatan linglung karena banyak pengendara lewat.

Alia menepikan sepedanya lalu mengambil anak kucing itu dan meletakkanya didekat pohon pinggir trotoar. Ia jadi teringat bekal lauk ayam goreng yang mama Mikayla siapkan. Tanpa ragu ia meletakkan potongan paha ayam itu didepan si kucing.

"Nih pus, mumpung aku lagi baik. Dihabisin !" ucap Alia lalu memasukkan kota bekalnya yang hanya tersisa nasi dan potongan buah. Ia juga segera menuju sepedanya. Bisa gawat kalau terlambat masuk sekolah, batin Alia lalu mengayuh sepedanya dengan cepat.


...


Alia sedikit tersiksa dengan keadaanya sekarang. Ternyata si Mikayla termasuk gadis yang sangat pendiam. Pantas saja tadi ia ditatap aneh karena menyapa seisi kelas ketika baru sampai didepan pintu. Sangat bertolak belakang dengan Alia yang aslinya ekstrovert. Bahkan Alia termasuk gadis yang suka membuat keramaian saat jam kosong masa SMA.

"Mika, hari ini jadwal piket kamu. Aku sama Gina udah nyapu kelas. Berhubung nanti jam pertama ulangan Sejarah, kamu ambil lembar jawab sama kertas absensi soalnya udah habis. Jangan lupa kertas absensi lama juga dibawa !"

Alia heran, bisa-bisanya gadis itu bicara tanpa jeda. Apa tidak capek ?

"Ehm...temenin ya ?" Oke, bukan karena Alia takut sendiri. Ia hanya berusaha mengakrabkan diri dengan teman sekelas Mikayla atau Mika. Meskipun harus menerima tatapan aneh lagi.

"Biasanya aja apa-apa sendiri." gumam si gadis tadi. Dan oh ! Namanya Erika, Alia baru saja membaca secara teliti name tag diseragam gadis itu.

"Yaudah ayo, aku juga mau mampir ke IPS 2." jawab Erika lalu berjalan lebih dulu keluar kelas. Alia segera bangkit dan menyusulnya dibelakang.

Sekolah tempat menimba ilmu para tokoh novel bukan sekolah swasta yang biayanya bisa puluhan juta. Hanya sekolah negeri biasa, tapi memiliki gedung yang modern, dan fasilitas yang terbilang bagus. Banyak tanaman dan pepohonan yang membuat sejuk mata.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang