Belanda

414 33 0
                                    


Selesai acara menangis diatas panggung, ternyata anak laki-laki dikelas mereka melanjutkan bernyanyi. Dipimpin Dava yang menjadi vokalis, Kale gitaris, dan Raka sebagai drummer.

Sementara yang lain sudah turun panggung untuk menonton.


Semua seperti difilm favoritmu

Semua cara akan kucoba

Walau peran yang aku mainkan

Bukan pemeran utamanya


Dava menatap Alia intens. Perempuan itu menyadari, Dava seolah mengajaknya berkomunikasi lewat tatapan dan lagu yang dinyanyikannya.

Selesai acara, Alia tidak bisa menemukan keberadaan Dava sama sekali. Padahal banyak hal yang ingin Alia tanyakan.

Sampai tiba-tiba lelaki itu bertamu ke rumah, tiga jam sebelum keberangkatannya ke Belanda.

Keduanya duduk di gazebo depan rumah. Mama 'Mikayla' bahkan menyajikan minuman dan camilan, padahal sejak pagi sudah ribut mengecek barang yang akan dibawa.

Mereka memutuskan pindah ke Belanda. Selain orang tua 'Mikayla' sudah menyelesaikan pengunduran diri, ternyata papa 'Mikayla' juga harus melanjutkan bisnis keluarga disana, yaitu bidang perhotelan.

Dava yang biasa tengil dan menampakkan raut judes dengan sosok 'Mikayla' berubah banyak senyum. Itu sangat menganggu bagi Alia.

"Jadi ?" tanya Alia.

Dava tersenyum "kamu pasti penasaran soal...D kan ?"




...




Selama penerbangan, Alia terus memutar ulang semua perkataan Dava didalam kepalanya.

Alia tidak tahu, harus sedih atau bahagia. Ternyata sosok D sangat dekat dengannya. Sangat-sangat dekat.




...




Alia mulai mempercepat laju langkahnya ketika sosok Gavin berdiri menjulang dikejauhan. Ia bahkan meninggalkan mama dan papa 'Mikayla' yang kerepotan membawa koper dan beberapa barang dibelakang.

Tapi, saat Gavin bergeser kesamping nampaklah seorang lelaki dengan paras tak kalah rupawan tengah tersenyum haru.

Gavin sudah menceritakan banyak hal perihal lelaki itu, Niko, kakak Mikayla.

Dengan spontan Alia langsung memeluk Niko saat sudah sampai dihadapan lelaki itu. Niko memeluknya tak kalah erat bersamaan dengan turunnya air mata. Alia ikut menangis, mungkin ini perasaan 'Mikayla' yang sesungguhnya.




...




Sisi lain keluarga 'Mikayla' adalah bahwa Niko masih hidup. Padahal 'Mikayla' asli merasa kakaknya sudah menghilang akibat penculikan.

Saat usia Niko sepuluh tahun dan Mikayla tujuh tahun, penculikan itu terjadi. Mikayla adalah yang menjadi target, tapi Niko dengan caranya berhasil mengagalkan penculikan itu. Tapi, justru lelaki itulah yang selanjutnya dibawa paksa.

Selama tiga bulan pencarian. Akhirnya Niko ditemukan di negara Malaysia. Tapi, sayangnya tidak dalam kondisi yang baik. Selain diculik, Niko juga mendapat perlakuan tidak baik yang menyebabkan mentalnya terguncang.

Hal ini lantas mendasari papa dan mama 'Mikayla' untuk membawa Niko ke Belannda. Kebetulan kakak dari papanya adalah seorang psikolog.

Gavin adalah teman masa kecil Niko. Papa 'Mikayla' secara langsung meminta izin keluarga Gavin untuk membantu kesembuhan Niko.

Dan berakhir Gavin tinggal bersama Niko. Memberi lelaki itu semangat. Bahkan secara sukarela Gavin ikut tinggal di Indonesia untuk memantau 'Mikayla' agar dapat memberikan gambaran pada Niko tentang adik yang disayanginya. Tapi, disini 'Mikayla' justru membenci Gavin, mengira bahwa keluarganya mudah melupakan kakaknya.

Sekarang Niko sudah sangat lebih baik. Bahkan ia sedang menyelesaikkan pendidikannya dijurusan seni.

Semua ternyata hanya salah paham.





...





Niko tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada sosok 'Mikayla'. Bagaimanapun hal yang selalu dipikirkannya adalah 'Mikayla', kerinduannya bahkan sudah sangat menumpuk.

"Niko biarin Aya istirahat ya ? Kamu bisa anter ke kamar." ucap mama yang datang lalu mengelus kepala Niko.

Niko mengangguk "sorry, kakak lupa kamu baru perjalanan panjang."

Alia tersenyum "it's okay."

Niko mulai menarik tangan adiknya untuk mengikutinya menuju lantai dua. Secara sekilas rumahnya mirip yang ada di Indonesia. Hanya fasilitasnya lebih lengkap, seperti ada pemanas ruangan karena untuk kebutuhan saat musim dingin tiba.

"Aku yang dekor kamar kamu." ucap Niko riang "aku yang cat, tata, pokoknya semua."

Setiap mendegar Niko berbicara aksennya sedikit lain menurut Alia, mungkin karena jarang menggunakan bahasa ibunya.

"Beneran ? Wah aku nggak sabar." sahut Alia antusias.

Tiba didepan pintu bercat putih. Niko segera membukanya dan mempersilakkan Alia masuk. Alia langsung kagum. Kamarnya dicat warna pink lembut yang tidak mencolok mata. Tempat tidur menghadap ke jendela, ada pajangan lukisan 'Mikayla' dan Niko yang saling merangkul, meja belajar, rak buku seperti perpustakaan mini, sofa, televisi...semuanya tertata rapi dan estetik.

"Wait." ucap Niko sambil berjalan menuju saklar dekat ranjang. Lampu tiba-tiba mati, tapi berganti  dilangit-langkit kamar terdapat bulan dan bintang-bintang kecil. Kemudian di tembok mucul grafiti yang bersinar dengan gambar empat orang. Mama, papa, Niko, dan 'Mikayla'.

"Keren !" seru Alia "makasih kakak !"

Alia memeluk Niko tanpa permisi. Lelaki itu tentu saja menerimanya  dengan sukarela sambil tersenyum senang.

Sementara Gavin yang mengintip dari balik pintu juga ikut tersenyum.



...


Okay, menjelang ending tapi aku stuck. Belum ada ide.

Tapi...aku nulis cerita baru -akhirnya-, kalian bisa cari judulnya "Camaraderie".

Cerita ini spontan terlintas dan aku tulis. Udah aku publis 3 bab dan genrenya young-adult, males spill yang minat bisa langsung baca aja wkwkwkw

Makasih buat yang udah baca cerita ini, juga yang udah vote 💙


...

190723

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang