Diantara

1.5K 176 5
                                    


Tiga hari berselang setelah pembahasan soal Arya yang dipaparkan sepupunya, Karin jadi goyah sendiri.

Tapi, itulah tujuan Alia. Bagaimanapun keduanya adalah tokoh utamanya. Meski tidak sesuai alur novel, paling tidak mereka bisa bersama dengan cara yang lain.

Beberapa hari terakhir Karin lebih sering memperhatikan Arya diam-diam. Saat lelaki itu bercanda dengan teman-temannya, saat sedang mengerjakan soal ulangan, atau saat di kantin.

Karin juga baru menyadari bahwa Arya cukup peka dengan sekitar. Seperti hari ini ketika ia tengah mencatat dibuku tulis dan salah. Tanpa bicara Arya yang memang duduk disampingnya mendorong tip x kesamping, tepat dihadapannya.

Lalu ketika mereka makan di kantin. Karin makan dengan tergesa karena lapar, tiba-tiba sekotak tisu hadir dihadapanya. Arya mengode dengan jari telunjuknya, menyentuh ujung bibir miliknya.

Tapi, disamping semua itu Arya tetap saja selalu membuatnya jengkel dengan tingkahnya.

Semakin dipikir Karin malah semakin merasa kurang waras dan semua itu gara-gara sepupunya ! Erangnya tidak terima.


...


Gavin meletakkan toples berisi kue kering diatas pangkuan Alia. Keduanya sepakat menonton drama Korea sore ini.

Dengan duduk berdampingan adegan Song couple -yang sudah tidak couple lagi- tengah tayang. Sesekali Alia berkomentar melihat akting para pemain.

Sementara Gavin tertawa kecil. Entah kenapa sikap ekspresif 'Mikayla' sangat menghibur untuknya. Ketika bibirnya tersenyum, cemberut, ataupun mencebik. Buru-buru Gavin menggelengkan kepala, gila batinnya.

Alia tersenyum ketika lagu soundtrack diputar dan menampilkan adegan sepasang manusia saling tatap.

Gavin tersenyum menatap wajah 'Mikayla' lalu tangannya dengan jahil menuju pipi 'Mikayla' dan mencubitnya, membuat Alia mengaduh.

"Sakit !"

Gavin tertawa "utututu sini mana yang sakit ?" Dielus pipi yang baru saja dicubitnya. Gavin mendekatkan wajahnya pada Mikayla hingga keduanya tanpa sengaja saling bertatapan.

Alia merasakan jantungnya tiba-tiba berdebar. Dengan segera ia memundurkan kepala dan berdehem.

Gavin yang linglung seketika meneguk ludah canggung. Tangannya lalu meraih ponsel dimeja, mencoba mengabaikan sosok disampingnya yang masih melanjutkan menonton drama.

Tadi aja udah kayak drama, batin Gavin.

Sama halnya dengan Alia, Gavin juga merasakan jantungnya berdebar-debar. Ditepiskan pemikiran yang tiba-tiba hadir. Ia yakin karena selama ini jarang berinteraksi dengan perempuan menyebabkannya jadi seperti ini.


...


Sementara itu, Kaleandra tengah dalam perjalanan pulang sekolah.

Pagar rumahnya terbuka lebar. Kale bisa melihat mobil mewah terparkir dihalaman. Ia sudah bisa menebak. Tiba-tiba ia menyesal langsung pulang ke rumah.

Benar saja, baru sampai pintu depan suara ramai bersahutan terdengar. Dan saat kedua kakinya perlahan berjalan masuk, beberapa pasang mata menaruh perhatian pada kehadirannya.

"Wah baru pulang sekolah ya."

Kale tersenyum -dengan terpaksa- dan berjalan menuju ruang tengah, menyalami mereka satu persatu, juga seorang perempuan yang berstatus tunangannya.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang