Curhat

1.7K 193 4
                                    


Alia tersenyum menonton rekaman tugas seni budaya. Sayangnya ia tidak bisa ikut berpartisipasi padahal penilaian tugas adalah hal yang paling ia tunggu.

"Ini beneran mereka enggak tau kan ?" tanya Alia pada Kaleandra.

Yup, ide untuk merekam itu dari Alia. Hanya saja karena kondisinya belum baik maka diserahkan tugas itu pada Kaleandra. Dan tentu saja lumayan sulit karena Alia tidak ingin teman sekelas 'Mikayla' tahu.

"Aku nitip sama Arya." ucap Kaleandra dan membuat Alia terkejut "kelas mereka kan dilantai atas deket lapangan. Kalau yang rekaman satunya, aku amatir pake hape."

Kale memang menitipkan kameranya pada Arya agar digunakan untuk merekam dan beruntungnya Arya bisa mengoprasikan kameranya sehingga gambar yang dihasilkan bagus.

Rekaman amatir Kale berisi sorak-sorai anak sekelas seusai mementaskan tugas di lapangan dan sukses meraih atensi. Karena bertepatan dengan rapat maka banyak kelas kosong tanpa pengampu yang menyebabkan adanya penonton dadakan.

Kale juga merekam saat Bu Dewita mengungkapkan rasa kagum pada kelas mereka.

"Nilai sembilan lima untuk semua." ucap Bu Dewita.

Dava langsung menanggapi dan kebetulan masuk dalam rekaman "kok cuma sembilan lima sih bu ? Harusnya seratus ! Ini kami beda dari yang lain lho !"

Bu Dewita tersenyum "coba aja kalian juga terkonsep buat bajunya. Minimal seragam rapi, kemeja dimasukkan, pakai ikat pinggang."

Alia langsung teringat wajah masam Dava. Pasti lelaki itu merasa tersindir.

"Rekamannya buat apa ?" tanya Kaleandra sambil mengamati laptopnya.

Alia tersenyum "aku pengen dikumpulin terus kita bikin dokumenter kelas. Nanti biar bisa jadi kenangan."

Kaleandra ikut tersenyum dan menujukkan dua jempol tangannya "keren !"

Tak berselang lama Mbak Nanik -asisten rumah tangga- datang menyajikan camilan serta minuman di teras belakang.

Mbak Nanik sebenarnya sudah dipekerjakan lama, datang ke rumah hanya dua kali seminggu. Dan kebetulan minggu kemarin pulang kampung jadi tidak bisa datang.

"Coba bikin short video terus upload di instagram kelas deh." ucap Alia.

"Aku editin aja terus kamu yang upload ya ?" tawar Kaleandra.

"Nanti kukasih tahu passwordnya aja. Sekalian kamu yang upload." ucap Alia.

Kaleandra mengangguk dan mulai melaksanakan permintaan Alia.

"Hello everybody !" suara nyaring Karin terdengar dari depan rumah disusul langkah kaki dan suara berisik.

Karin ternyata membawa ikut serta Arya. Lebih tepatnya Arya yang memaksa ikut. Lagi kangen berat katanya.

"Wiihh Kale disini nih. Wahh udah yakin aku kalo kalian emang ada sesuatu." goda Karin centil.

Alia memutar bola matanya. Suka sebal kalau Karin menarik kesimpulan sesukanya. Sementara Arya yang mendegarnya memberengut tidak suka.

"Ngapain kesini ?" tanya Alia.

Karin berdecak. Ia duduk dikursi atas samping Alia bersekat meja kecil sementara Arya bergabung dengan Gavin dan Kale yang duduk dibawah, keduanya nampak sibuk dengan laptop masing-masing.

"Emang enggak boleh kesini ?" tanyanya lalu menyambar toples camilan dimeja.

"Enggak." sahut Gavin dan Alia bersamaan lalu keduanya terkikik geli.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang