Kejujuran

2.1K 241 9
                                    


Malam ini mama dan papa Mikayla harus pergi karena mendapat undangan resepsi pernikahan anak rekan kerjanya.

Mau tidak mau Alia harus tinggal bersama Gavin. Meskipun keduanya mulai dekat, tetapi masih ada rasa canggung yang melingkupi.

Gavin membawakan satu gelas susu untuk 'Mikayla', sementara ia sendiri sengaja membuat secangkir kopi.

Alia bersandar pada kepala ranjang sambil meminum susunya. Sedangkan Gavin menarik kursi dari meja belajar mendekati ranjang.

"Pengen gerak bebas, tapi enggak bisa." keluh Alia.

Gavin tersenyum kecil "mau gerak gimana ? Aku bantuin."

Alia menggeleng.

Keduanya diam cukup lama sampai akhirnya Gavin bersuara.

"Kenapa kamu berubah ?" tanyanya lirih.

Alia tersentak. Ia pikir Gavin tidak akan menanyakan hal ini. Jadi beberapa hari ini ia tidak begitu memikirkanya. Tapi, saat ditanya seperti ini Alia jadi gugup dan bingung harus menjawab bagaimana.

"Menurut kakak ?"

Gavin mengedikkan bahu. Entah apa artinya.

Sesaat kemudin Alia menjawab.

"Karena aku bukan Mikayla."


...


Karin berkeliling mall bersama Arya, Disa, dan Anton untuk mencari bahan tugas kelompok kerajinan tangan. Rencananya mereka akan membeli bahan untuk membuat gantungan kunci sekalian pergi jalan-jalan.

Karena sama-sama lapar keempatnya sepakat untuk mampir makan setelah selesai mencari barang. Dan pilihanya adalah gerai fast food dengan nama yang sangat terkenal.

Karin duduk berhadapan dengan Anton, sementara Arya yang ada disisi kiri Karin berhadapan dengan Disa.

"Eh, aku denger kemarin anak sekolah kita ada yang kecelakaan." ucap Anton mengawali obrolan sesaat setelah mereka duduk dan berhadapan dengan makanan.

"Sepupu Karin Ton, kan kemarin udah dibilangin." sahut Disa lalu meminum soda miliknya.

"Siapa ?" tanya Anton.

"Kenapa tanya-tanya ?" tanya balik Arya tidak santai.

"Tanya doang elah."

"Ton aku tau, kamu tuh sering enggak dengerin guru pas pelajaran. Tapi, masa yang udah diomongin sama temen-temen, kamu ikutan lemot juga." ucap Disa setengah jengkel.

"Baru tau kamu ?" tanya Arya pada Disa dan dihadiahi delikan dari Anton.

"Aku bukan lemot yaa, cuma menghindari pergibahan aja." elak Anton.

Disa mencibir setelah mendegar perkataan Anton.

"Mumpung lagi disini, nonton film kuy." ajak Disa semangat.

"Enggak deh." tolak Karin "aku cuma bawa uang pas."

"Pake punya Arya aja dulu." sahut Anton berkedok. Mungkin hanya teman sekelas mereka saja yang tahu bahwa Arya sering jadi tempat peminjaman uang. Maklum orangnya kadang kelewat royal.

Arya mendelik tidak suka "kamu mau minjem lagi ? Kemarin ngembaliin aja kurang dua ribu."

Anton berdecak "elah cuma dua ribu. Pelit amat."

"Uang seratus ribu kalo kurang dua ribu juga enggak jadi seratus ribu." sahut Arya.

"Iyaa jadinya sembilan puluh delapan ribu. Gitu aja gak tau." ucap Anton dan dihadiahi tendangan kaki Arya dibawah meja. Membuat minuman milik Karin nyaria jatuh.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang