Bab 5 💐

77.4K 3.3K 30
                                    

🌷SELAMAT MEMBACA🌷

Setelah selesai makan malam di salah satu restoran yang ada di kota Jakarta, mobil yang dikendarai Asta dan Vania kembali melaju menuju sebuah taman kecil yang hanya ada beberapa tempat duduk saja.

Vania memperhatikan taman itu dengan seksama, seperti taman yang tidak terurus. Apa Asta tidak punya tempat yang lebih baik dari taman ini?

Kenapa pemuda itu harus memilih tempat yang seperti tidak layak untuk ditempati lagi.

"Ko kesini? Jelek banget tamannya gak keurus," komentar Vania setelah turun dari mobil menyusul Asta yang sudah turun terlebih dahulu.

"Terserah gue lah mau bawa lo ke mana, tadi gue tanya mau lanjut ke mana lo malah diem aja," balas Asta yang malah mengomeli Vania.

Vania memonyongkan bibirnya kesal, Asta bukan tipe cowok yang romantis ternyata. Pikirnya begitu.

Sedangkan Asta sudah beralih ke salah satu bangku yang lumayan bersih, walaupun Asta harus meniup beberapa daun yang menghinggapi  bangku itu.

Untungnya malam ini tidak turun hujan, jadi tempat itu tidak terlalu buruk untuk ditempati, kalau hujan mungkin tempat duduk itu akan becek.

Vania ikut duduk di samping Asta, setelah memastikan tempat duduknya sudah bersih.

Kedua remaja itu kembali diam dengan pikirannya masing-masing.

Hingga suara Asta memecahkan keheningan dengan memulai pertanyaannya pada Vania.

"Kenapa lo suka sama gue?" tanya Asta tiba-tiba.

Vania tersentak, menoleh sebentar menatap Asta kemudian kembali menatap ke depan. Ada rasa senang yang bisa Vania rasakan sekarang, mendengar pertanyaan yang sudah lama sekali Vania ingin dengar dari mulut pemuda itu.

"Emang kalo suka harus ada alasannya?"

"Gak, lo bukan suka sama gue. Tapi lo udah terobsesi."

Vania menghela nafasnya kasar, kenapa Asta tidak mengerti apa yang ia rasakan. Di sekolah mereka banyak sekali pemuda yang tampan dan bisa Vania dekati, tetapi Asta berbeda. Asta memiliki ketertarikannya sendiri, oleh karena itu Vania menyukainya.

"Bisa gak sih, ga usah bahas itu dulu? Malam ini kita lagi date Asta, cuman malam ini doang habis itu gue bakal jauhin lo," pinta Vania menatap Asta dalam.

"Bisa gak malam ini kamu memperlakukan aku layaknya pacar? Please cuma malam ini jangan nanya yang lain-lain dulu, aku lagi stres mikirin bokap jangan nambahin beban aku!" lanjut gadis itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca menahan air mata yang mungkin sebentar lagi akan keluar.

Asta terdiam sesaat mendengar penuturan gadis itu, apakah ucapan Vania bisa dipercaya?

"Gue gak yakin lo bisa lupain gue," batin Asta.

Pemuda itu mengangguk kecil seolah mengiyakan permintaan gadis di sebelahnya itu.

Melihat anggukan dari Asta,Vania langsung mengembangkan senyumannya kemudian memeluk Asta dari samping dengan erat.

"Makasih," ucap Vania yang berada dalam pelukan Asta.

Asta membalas memeluk Vania kemudian menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu, seakan sedang menyalurkan ketenangan.

***

Asta membawa Vania ke sebuah penginapan, setelah perbincangan yang cukup lama di taman tadi.

Karena gadis itu tidak tau ingin pergi ke mana, Asta dengan rasa kemanusiaannya berbaik hati menyewakannya penginapan untuk Vania.

ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang