Bab 29 💐

55.3K 2.1K 3
                                    

🌷SELAMAT MEMBACA🌷

Hari ini merupakan acara resepsi pernikahan Rendi dan Nessa, beberapa teman Rendi hadir, sedangkan teman Nessa yang ia undang hanya Amel dan Vania.

Vania dan Asta sekarang sedang berdebat tentang keberadaan Axel yang akan dititip pada Martha saat mereka pergi ke acara.

"Aku mau bawa Axel, gamau tau" kata Vania tidak ingin dibantah.

"Van di sana rame, lo juga pake kebaya nanti ribet kalo Axel nangis minta susu"

"Aku gamau Asta, aku gak mau ninggalin dia!" Ketus gadis itu

"Astaga Vania, dia sama mama bukan sama orang lain"

"Tetep aja, nanti aku kangen"  rengek Vania sambil menyatukan hidungnya dengan Axel yang tertidur di atas kasur.

"Gak lama sayang, dua jam doang" bujuk Asta

"Gak mau Asta, Axel harus ikut"

Tak lama suara pintu kamar terbuka oleh Martha.

"Kalian mau pergi kondangan?" Tanya Martha

"Iya ma aku sama Vania, titip Axel ya"

"Gak, Axel harus ikut juga" potong Vania

"Axel sama mama, kamu mau bikin dia siksa di sana? Dia masih bayi Vania usianya baru sebulan, jangan aneh-aneh"

Nyali Vania yang ingin membantah langsung menciut, jika sudah Martha yang berbicara seperti ini mana bisa Vania bantah.

"Iyahh ma" pasrah gadis itu, menoleh ke arah Asta

"Gakpapa nanti kita cepat pulang" tutur Asta saat melihat wajah sedih Vania.

Sepertinya Vania sudah benar-benar sayang pada Axel, sampai tidak mau dipisahkan seperti ini.

***

Nessa dan Rendi berdiri di atas pelaminan menampilkan senyuman manis mereka menyambut para tamu yang hadir.

Tadi pagi mereka telah mengucapkan janji suci di gereja, dan sekarang dilanjutkan dengan resepsi di gedung hotel mewah yang sudah ayah Rendi sewakan.

"Ren, gue capek gaun nya berat" keluh Nessa dengan wajah memelas.

"Lo sendiri kan yang pilih gaun itu"

"Ren, gue udah jadi istri lo yah, lo gak kasian?" Nessa memasang wajah memohon.

"Yah terus mau gimana, ini tamunya masih banyak, temen-temen lo aja belum datang"

"G-gue pengen duduk hikss...." Tangis Nessa dirinya sudah tidak kuat lagi, kakinya pegal memakai heels yang begitu tinggi.

Belum lagi gaun yang sangat berat, dan rambut yang ditata sangat rapi membuat kepalanya sedikit pusing.

"Eh jangan nangis njir, nanti yang lain ngira lo kenapa-napa. Make up Lo juga nanti luntur mau jadi kaya nenek lampir hah"

"Pengen duduk"

Rendi menghela nafasnya kemudian menoleh memperhatikan situasi, sepertinya para tamu sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tidak memperhatikan mereka berdua, walaupun ada beberapa.

"Bentar, aku panggil mama dulu" Rendi memanggil keberadaan sang ibu yang tak jauh dari pelaminan.

"Kenapa?" Tanya ibu Rendi yang sudah mendekat ke arah mereka.

"Loh ko Nessa nangis, kenapa sayang?"

"Dia pengen duduk ma katanya cape, makanya dia nangis" jawab Rendi

ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang