Bab 39 💐

26.7K 1.1K 35
                                    

🌷HAPPY READING🌷


Hari terus berganti tak terasa kini bayi mungil yang bernama Axel Putra Alexsandro akan segera genap berusia satu tahun.

Banyak masalah, rintangan serta cobaan yang Vania dan Asta alami selama setahun ini.

Tapi mereka tidak putus asa dan terus berusaha agar rumah tangga mereka tetap utuh demi buah hati mereka. Yang tak lain adalah Axel.

Sekarang Asta telah bekerja di Alfamart, oleh karena itu Asta bisa dengan baik menghidupi dan menuruti kehidupan keluarga kecilnya.

Saat ini mereka masih menempati apartemen, karena Asta masih mengumpulkan uang untuk membeli rumah.

"Ulang tahun Axel mau dirayain di mana?" tanya Vania yang saat ini mereka sedang makan malam bersama.

Asta tersenyum memandangi Axel dengan wajah cemong, sedang duduk di baby chair nya sambil memakan kentang rebus. Membuat balita itu terlihat semakin gemas.

"Kamu maunya dimana? Terserah kamu mau rayain kaya gimana, aku juga udah nabung khusus ulang tahun Axel dari jauh-jauh hari." jawab Asta.

"Serius? Aku juga sering sisipkan uang buat ulang tahun kakak, kita rayain di rumah aja nanti besoknya kita ke panti asuhan bagi-bagi hadia ke mereka." ucap Vania yang membuat Asta terheran dengan sebutan kakak.

"Kakak? Maksud kamu Axel?"

Vania mengangguk,

"Iyah, aku mau manggil Axel dengan sebutan kakak gemes aja gitu manggilnya,"

Asta menampilkan senyum jahilnya,

"Emang udah siap ngasih adik buat Axel?" goda Asta.

Vania menatap suaminya dengan tajam.

"Lo mau tidur di luar?"

"Engga lah sayang, bercanda aku."

***

Hari ini Vania berniat pergi ke mini market untuk membeli beberapa keperluan untuk perayaan ulang tahun baby Axel yang akan dirayakan di rumah mertuanya a.k.a Martha.

Vania memasukan dua bungkus balon kemudian beberapa aksesoris lainnya.

Setelah mengecek semuanya, Vania segera menuju ke kasir.

"Totalnya 265.000 kak," ucap sang kasir yang baru selesai mengecek belanjaan Vania.

Wanita itu melototkan matanya, seingat Vania ia hanya membawa uang 250.000.

Vania segera mengecek di dalam dompetnya dan benar saja, ia kurang 15.000.

"Mau pake kartu atau cash?" tanya sang kasir.

""Hmmm, gimana ya..." Vania mulai gelisah untuk menjawab.

"Kenapa kak?"

"Uang saya kurang 15.000, keluarin aja lilinnya biar pas 250.000," ucap Vania berusaha menahan malu.

Penjaga kasir itu mengangguk dan hendak mengeluarkan lilinnya tetapi seseorang datang dan mencegah.

"Gakpapa mba, biar saya aja yang bayar." ucap seorang gadis yang baru datang.

"Jehan?!" batin Vania setelah melihat gadis yang membantunya untuk membayar.

Vania menarik kembali tangannya yang memegang uang dua ratus lima puluh ribu rupiah itu, saat Jehan menyodorkan uang sebesar tiga ratus ribu rupiah.

Setelah mengambil plastik belanjaan, Jehan langsung memberikannya pada Vania.

"Anak kakak ulang tahun kan? Anggap aja ini kado dari aku, namanya siapa?"

Vania sedikit tergagap untuk menjawab,

"A-axel,"

"Ouhh happy birthday ya buat Axel,"

Vania mengangguk kemudian segera beranjak pergi, otaknya masih mencerna kejadian hari ini.

***

Malam ini perayaan ulang tahun Axel sementara di laksanakan. Semua orang bergembira dengan musik yang terus berbunyi mengiringi mereka yang melaksanakan pesta.

Tetapi Asta menyadari dari semua orang yang bergembira di sini hanya Vania yang diam merenung seperti telah terjadi sesuatu.

Asta yang mengerti, langsung menyuruh Nessa untuk menggendong Axel.

Sedangkan dirinya akan berbicara dengan Vania.

"Kamu kenapa? Kita lagi happy happy kamu malah murung-murung kaya gini."

Vania tersenyum kemudian menggeleng.

"Gakpapa,"

"Jangan bilang gakpapa Vania, ngomong coba kamu kenapa?" tanya Asta dengan begitu lembut.

Mata Vania mulai berkaca-kaca kemudian langsung memeluk suaminya.

"Hey sayang kenapa?" tanya Asta mulai khawatir.

Vania menggeleng dalam pelukan suaminya itu.

Martha yang tak sengaja melihat mereka di pojok, langsung menyuruh suaminya untuk mengecilkan musik.

Semua orang langsung tertuju pada kedua pasangan suami istri itu, yang dimana Vania menangis sambil memeluk Asta.

"Kenapa?" bisik Rendy pada Nessa yang tengah menggendong Axel.

Nessa menggeleng sebagai jawaban.

"Asta mending kalian ke kamar, bawa Vania kalian bicarakan baik-baik disana."

Asta mengangguk lalu mencoba menarik Vania agar berdiri namun wanita itu memberontak tidak mau.

"Gak mau! Aku mau rayain ulang tahun Axel." ucap Vania yang masih dalam posisi memeluk Asta.

"Gendong aja!" ucap Rendy tanpa bersuara, memberikan isyarat pada Asta.

Dengan cekatan Asta langsung mengangkat Vania, menggendongnya ala bride style.

Kali ini Vania tidak memberontak, ia hanya diam dan mengalungkan tangannya di leher.

"Kalian makan aja, nanti aku sama Vania nyusul." ucap Asta sebelum masuk ke dalam kamar.

Martha mengangguk, suasana mulai canggung. Ia menyuruh suaminya agar kembali menaikan volume.

"Ayoo makan gak usah canggung, kasian baby Axelnya kalo kita sedih-sedih kaya gini."

Nessa mengangguk, kemudian membawa Axel duduk di meja makannya.

Sekarang yang berada di meja makan tinggal, Martha, ayah Asta, Nessa, Rendy, dua orang teman karyawan Asta yang bernama bobi dan Deni dan yang berhati ulang tahun malam ini baby Axel.

***

BONUS🔥

Guys jangan lupa follow IG aku yah @vinsen_sulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guys jangan lupa follow IG aku yah @vinsen_sulu


ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang