Bab 17 💐

59.5K 2.8K 17
                                    

🌷SELAMAT MEMBACA🌷

Malam harinya, Asta dan Vania makan bersama di meja makan, dengan makanan yang Asta beli di luar.

Tadi, saat Asta mengajak Vania untuk makan gadis itu sempat menolak, dan mengatakan jika dirinya belum lapar. Namun Asta mengancam jika Vania tidak mau makan mereka akan tinggal bersama di rumah Martha.

Karena tidak ingin berurusan dengan ibu mertua, Vania langsung bangun dari tidurnya dan ikut makan bersama.

Saat ini sudah menunjukan pukul 07.45 PM.

"Gue udah selesai," ucap Vania, yang hendak kembali ke kamar.

"Bentar, jangan pergi dulu."

"Gue mau ngomong," lanjut Asta.

"Hm, buruan."

"Tadi gue pergi ngelamar kerja, dan gue keterima. Jadi mungkin besok sepulang sekolah, gue langsung ke tempat kerja."

"Dimana? Kerja apa?"

"Gak terlalu jauh dari sini, gue jadi montir di bengkel."

"Montir?!" kaget Vania.

"Kenapa? Lo gengsi punya suami kerja di bengkel?" balas Asta, ada sedikit nada tidak suka melihat Vania yang terkejut.

"Eum, jujur sih gue emang gengsi, tapi dari pada gak punya duit, gakpapa deh," jawab Vania dengan santainya.

Asta tidak habis pikir, jika Vania akan berucap seperti itu. Memang dari dulu Vania selalu bersikap seperti itu, Asta mau mengharapkan apa dari balasan Vania.

"Udah kan? Gue mau ke kamar"

"Kemungkinan gue pulang jam sepulu atau sebelas malam, jadi gue harap lo bisa masak sendiri," tambah Asta lagi, setelah itu beranjak mencuci piring.

"Kalo cuman gue doang mah, masak telur ceplok aja," batin Vania sambil mengangkat bahunya acuh, kemudian pergi dari sana.

***

Semenjak ibu Ani dan guru BK tau jika Vania hamil, kebenaran itu langsung tersebar begitu cepat di sekolah.

Tetapi tidak ada yang tau jika Vania sudah menikah, dan orang itu adalah Asta. Sehingga Asta masih pergi ke sekolah seperti biasannya.

Berbeda dengan Vania yang sudah tidak bersekolah semenjak dirinya masuk BK bersama Oliv, Vania sudah menduga jika berita itu akan tersebar luas.

Jika dirinya masih mau pergi ke sekolah, yang ada ia akan menerima cacian dan hinaan. Yang pasti Vania tidak mau hal itu terjadi, walaupun banyak yang mencibir nya dari belakang.

Setidaknya Vania tidak tau siapa orangnya, karena jika ia tau, Vania tidak akan mengampuni mereka.

Vania menonton film di kamar, saat ini jam sudah menunjukan pukul sebelas siang, sudah beberapa hari ini, Vania merasa hanya tinggal sendiri.

Kenapa?

Karena Asta pergi ke sekolah pukul 6.35 AM disaat dirinya masih tertidur dan Asta pulang kerja disaat jam 10.55 PM dimana saat itu Vania sudah tertidur.

Saat asik memandangi layar televisi, tiba-tiba bell apartemen mereka berbunyi menandakan seseorang datang.

"Ck, siapa sih, ganggu orang aja!" gerutu Vania sebelum pergi membukakan pintu.

Betapa terkejutnya Vania saat melihat orang itu adalah Martha, ibu mertuanya.

Dengan cepat, Vania mengubah ekspresi nya menjadi tersenyum ramah, walaupun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam Vania sangat takut.

"Eh, hai Ma," sapa Vania tersenyum kikuk.

Martha tidak menjawab, ia langsung menerobos masuk saat Vania sudah membuka pintu dengan lebar.

"Mertua anj!" batin Vania saat sapaannya tidak dibalas.

"Kamu sama siapa di sini?" tanya Martha berjalan ke dapur.

"Sendiri, Asta lagi sekolah," jawab Vania sambil mengikuti Martha dari belakang

"Kamu udah masak?" tanya Martha lagi, mengecek isi dapur.

"B-belum Ma."

"Ck, Vania saya tau kamu dulu selalu hidup mewah tapi sekarang kamu harus mandiri, kamu harus bisa ngurus keluarga kamu, Asta mau makan apa kalo pulang? Kamu juga udah makan?" omel Martha sambil mengeluarkan sesuatu yang ia bawa di kantong plastik.

"Udah sih Ma, tadi aku sarapan telur."

"Kamu butuh gizi yang tinggi buat bayi kamu itu, jangan makan telur terus."

"Iya Ma, kemarin aku masak kok. Cuman tadi aku kesiangan."

"Cerewet banget punya mertua," batin Vania.

"Ini mama bawa susu bumil buat kamu, Asta nitip ke saya buat beliin kamu susu," ucap Martha, yang ternyata bawaannya tadi adalah dua dos susu ibu hamil rasa stroberi.

"Perhatian juga ni mertua."

"Saya mau langsung pulang, kamu jangan lupa masak makan malam buat Asta," ingat Martha sebelum pergi meninggalkan apartemen.

Vania yang baru selesai menutup pintu langsung emosi, mendengar perkataan terakhir mertuanya.

"Anaknya aja diurus, dasar mertua gak jelas."

***
Follow ig💌
@asta_alxsndr
@vania.feb
@nessa.wil
@rend.i

ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang