Bab 6 💐

73.3K 3K 9
                                    

🌷HAPPY READING🌷

Vania berjalan bersama kedua temannya siapa lagi kalau bukan Nessa dan Amel.

Setelah malam panjang itu, keesokan paginya Vania menyuruh Asta untuk mengantarkan ia ke rumah paman dan bibinya.

Ia memutuskan untuk tinggal disana dari pada harus kembali bersama dengan ayahnya.

Kebetulan paman dan bibinya tidak memiliki anak, jadi mereka tidak terlalu keberatan untuk menampung Vania. Sampai gadis itu bisa mendapatkan tempat tinggal sendiri.

Vania benar-benar menepati janjinya, akhir-akhir ini ia benar-benar menjauhi Asta.

"Van gue gak nyangka lo beneran jauhin Asta," ucap Nessa saat mereka sudah sampai dan duduk di salah satu meja yang berada di pojok kantin.

"Iyaa Van, lo udah tobat yah?" sambung Amel bertanya.

Mendengar perkataan Amel, Vania sedikit tersinggung. Dirinya akan tetap menjadi Vania si tukang bully sampai kapan pun itu.

"Gue punya mangsa baru," seru Vania tiba-tiba.

"Ha siapa?"

Tanya Nessa dan Amel secara bersamaan, mereka penasaran siapa kali ini yang akan menjadi permainan baru dari seorang ratu bully sekolah.

Vania tidak menjawab ia malah menatap salah satu cowok yang memakai kacamata yang sedang mengantri makanan.

Nessa mengikuti ara pandangan sahabatnya itu.

"Dia? Cowok culun itu?"

"Itu lo tau Ness," jawab Vania tersenyum penuh arti, sambil memainkan sedotannya yang berada di dalam minumannya.

"Selama ini kita gak pernah bully cowok Van," simpul Amel setelah  memikirkan beberapa korban yang semuanya perempuan.

"Terus? Sekali-kali kita cari mainan baru lah," jawab Vania dengan entengnya tanpa punya belas kasihan sedikit pun.

Nessa dan Amel bertukar pandangan, teman mereka yang satu ini benar-benar sudah gila.

"Van lo gak ada niatan buat tobat?" tanya Nessa, sejujurnya dirinya juga sudah lelah harus keluar masuk BK karena kasus bully mereka.

Ayah dan ibu Nessa juga sudah mulai muak dengan kelakuan anaknya itu, tapi Nessa tak kunjung tobat karena berteman dengan Vania yang notabenenya biangkerok dari masalah yang ada.

"Kalian kalo gak mau ikut gue gak usah! Temenan aja sana sama Jehan sana, biar pinter," jawab Vania kesal kemudian berdiri dan meninggalkan kantin.

Sedangkan Nessa dan Amel harus buru-buru menghabiskan makanan, lalu menyusul Vania.

***

Siang ini Asta dan Jehan sedang belajar bersama di taman samping sekolah, taman itu memiliki tempat duduk serta meja yang sudah disediakan, membuat beberapa murid nyaman belajar disana. Termasuk Jehan dan Asta.

"Kak ini caranya gimana sih? Aku kurang paham," tanya Jehan menunjukan beberapa soal yang kurang ia mengerti.

Asta dengan senang hati menjelaskan cara pengerjaan soal tersebut.

Akhir-akhir ini Vania mulai menjauhi Asta, membuat pemuda itu bisa merasakan hidup yang aman tentram serta damai.

Sama seperti Jehan, gadis itu kembali bersekolah dan mulai memiliki semangat, seminggu yang lalu Asta datang menghampirinya di rumah.

Ia meyakinkan Jehan jika dirinya tidak akan mendapatkan perundungan lagi di sekolah.

Awalnya Jehan ragu ia berpikir tidak mungkin Vania berhenti membully   jika ia masih mendekati Asta, namun sudah beberapa hari ini hidupnya kembali tenang, tidak ada yang datang mengusiknya. Bahkan Vania sekalipun.

Entah apa yang sudah Asta perbuat, intinya saat ini Jehan sangat berterima kasih pada Asta. Semoga hubungannya dengan kakak kelasnya itu semakin dekat dan Vania bisa merubah sifat semena-menanya kepada orang lain.

Itu adalah doa harapan Jehan, karena sejujurnya ia tak suka dengan pembullyan. Walaupun bukan dirinya, tapi Jehan bisa merasakan bagaimana sakitnya mental serta fisik jika menjadi korban.

***

Vania berjalan keluar dari sekolah bersama Nessa dan Amel, mereka terlihat sedang tertawa terbahak-bahak. Sepertinya ketiga gadis itu merasa sangat senang.

Biasanya mereka akan seperti saat ini jika rencana mereka berjalan dengan lancar.

"Ngakak banget kaos kakinya bolong HAHAHA," timpal Nessa yang membuat ketiganya kembali tertawa tanpa beban.

Jika kalian mengira mereka tertawa karena rencana mereka membully berhasil, kalian sangatlah benar.

Cowok berkacamata itu harus bernasib malang, karena mendapat perundungan dari Vania dkk.

Sepatunya sudah dibuang ke dalam kolam ikan sekolah, sedangkan tasnya sudah berada di atas pohon yang lumayan tinggi.

Sungguh malang nasib Adit, ia hanya bisa pasrah semoga kedepannya ia masih bisa bertahan dengan situasi tersebut. Adit tau jika Vania tidak akan berhenti begitu saja.

Tanpa ketiga gadis itu tau, ada seseorang yang memperhatikan mereka. Tidak. Orang itu hanya memperhatikan Vania.

***

Rendy tanpa sengaja telah mendengar percakapan ketiga gadis yang baru saja keluar dari sekolah. Mendengar jika Vania sudah melakukan perundungan, Rendy dengan segera pergi ke belakang sekolah untuk mengecek kondisi Adit saat ini.

Benar, saat ini Adit sedang kesusahan mengambil tasnya dari atas pohon. Rendy mendekat kemudian membantu Adit mengambil tasnya.

"Siapa yang lakuin ini ke lo?" tanya Rendy setelah turun dari memanjat pohon.

Adit menggeleng, enggan menjawab.

"Vania? Lain kali lo harus berani lawan dia, lo cowok seharusnya lo bisa ngelawan hal bodoh kaya gini," ucap Rendy memberikan tas lusuh itu kepada pemiliknya.

Adit hanya diam menanggapi ucapan Rendy, karena hal itu sangat mustahil bisa ia lakukan.

"Makasih kak, aku pergi dulu." setelah mendapatkan tasnya Adit langsung berpamitan pergi.

***

Sepulang sekolah Asta mengajak Jehan pergi ke salah satu toko buku yang belum lama dibuka.

Mereka ingin mencari beberapa buku pelajaran yang akan mereka gunakan.

"Mau yang mana?" tanya Asta menghampiri Jehan sambil menunjukan dua buku ditangannya.

"Kalo yang ini aku udah pernah baca em yang ini aja," ucap Jehan memilih buku yang berada di sebelah kanan tangan Asta.

Asta mengangguk kemudian segera pergi ke kasir untuk membayar, buku itu.

"Makasih yah, bukunya!" ucap Jehan setelah mereka keluar dari toko.

Asta membalas sambil mengangguk.

"Iya sama-sama."

Sejak saat itu Asta dan Jehan semakin dekat, bahkan rumor kalau mereka menjalin hubungan sudah tersebar.

Tetapi Asta sama sekali tidak angkat bicara, ia hanya diam saja saat teman-temannya menanyakan kebenaran.

Oleh karena itu mereka semakin yakin dengan hubungan antara Asta dan Jehan, beberapa murid berasumsi jika mereka tidak hanya sebatas teman belajar mereka yakin pasti hubungan mereka lebih dari itu.

***

Follow ig💌
@asta_alxsndr
@vania.feb
@nessa.wil
@rend.i

ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang