Bab 14 💐

60.6K 2.7K 53
                                    

🌷HAPPY READING🌷

Asta menyusul istrinya yang pergi ke kamar, ia menatap Vania yang sedang meringkuk di atas tempat tidur, Asta tau dibalik selimutnya itu Vania sedang menangis.

Dapat dilihat dari gerakan bahunya yang naik turun.

Asta mendekat, duduk di samping kaki Vania. Asta merasa bersalah, tapi untuk mengucapkan kata maaf saja Asta malu. Lebih tepatnya gengsi.

Asta kembali berdiri, dari pada hanya duduk tidak jelas lebih baik dirinya pergi beli makanan.

Mengingat Vania yang belum mengisi perutnya.

Asta menaiki motor pergi ke warung terdekat, ia membeli nasi ayam untuk Vania.

Setelah kembali, Asta bergegas ke dapur menyajikan makanan.

Asta berjalan menuju kamar untuk membujuk Vania agar mau makan.

"Van makan, gue udah beliin makanan buat lo," ajak Asta berdiri di samping ranjang tempat Vania tidur.

Tidak ada pergerakan sama sekali, membuat Asta mengibaskan selimut yang gadis itu pakai.

Saat dibuka, Asta langsung melihat mata sembab Vania dan wajahnya  yang memerah khas orang habis menangis.

Tapi matanya sudah tertutup, dan terdengar dengkuran halus dari bibirnya. Menandakan Vania sudah terlelap.

Asta tidak tau harus berbuat apa, Vania sudah tertidur nyenyak Asta tak tega membangunkannya,  tapi disisi lain gadis itu belum makan.

Palingan juga tengah malam dia bangun, cari makan. Pikir Asta.

Oleh karena itu Asta berniat untuk tidak tidur, Asta akan menunggu, berjaga jaga jika Vania bangun dan merasa lapar.

Pemuda itu memilih untuk duduk di sofa singel yang berada di dalam kamar, sambil memainkan ponselnya. Berharap Asta bisa bertahan sampai beberapa jam ke depan.

Tepat sekali firasat Asta, pukul setengah dua belas malam Vania terbangun dan mengeluh perutnya sakit.

"Emm sakit," keluh Vania sambil memegang perutnya.

Asta yang sedang menutup matanya langsung bangun dan berdiri mendekati Vania.

"Laper?" tanya Asta, Vania mengangguk lemah.

Tanpa basa-basi lagi, Asta bergerak cepat pergi ke dapur mengambil makanan yang ia belikan tadi, walaupun sudah dingin tetapi makanan itu belum basi.

Asta datang membawa satu piring yang berisi makanan di tangan kanannya dan juga satu gelas air di tangan kirinya.

Dengan segera Asta menyodorkan makanan itu pada Vania, saat gadis itu sudah duduk dan bersandar di ranjang.

Asta memperhatikan Vania yang sedang makan, tangan gadis itu gemetar saat memegang sendok. Rupanya Vania sangat kelaparan sampai tangannya tremor.

Asta mengambil sendok itu dan mulai menyuapi istrinya, Vania hanya diam tidak membantah, tubuhnya lemas jika harus berdebat lagi.

Dengan telaten Asta menyuapi Vania hingga nasinya tersisa sedikit.

"Kenyang," kata Vania menggeleng, saat Asta ingin menyuapi lagi.

Asta diam, tapi dia mengambil air dan membantu Vania untuk minum.

"Jangan langsung tidur," saran Asta sebelum pergi ke dapur.

Vania bersandar di kepala ranjang, sambil menutup matanya karena masih mengantuk.

Beberapa menit kemudian, Asta sudah kembali dan memilih untuk tetap duduk di sofa.

Melihat Vania yang sudah terlelap sambil terduduk membuat Asta kasihan ia memindahkan posisi tidur Vania agar lebih nyaman. Tak lupa menyelimutinya hingga dada.

ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang